H A P P Y R E A D I N G
"Seseorang akhirnya menarik diri dari kerumunan, memilih jalan sepi. Memasuki hutan dan membiarkan dirinya hilang. dan baginya, itu bahagia." - Boy Candra.
🌻
Satu Highschool heboh ketika lima lelaki tampan itu berjalan santai melintasi koridor utama sekolah mereka. Terutama bagi para siswi, ada yang sudah jerit-jerit tertahan, ada yang tersenyum malu kegeeran, ada yang menunduk sungkan dan ada juga yang menatap nya malas.
Pagi ini adalah pemandangan yang sangat jarang ditemukan oleh para penghuni Highschool, pasalnya tidak biasanya semua inti Ares itu berangkat bersama. Dan yang lebih mengejutkan nya lagi mereka datang tepat waktu pukul 06.45 am.
Tidak ada lagi teriakan heboh Gusti dan Rio yang dikejar oleh Pak Indra karena ketahuan terlambat. Ataupun Ethan dan Arkan yang sudah diseret ke ruang BK pagi-pagi karena merokok di lingkungan sekitar sekolah, juga Rafa yang dihukum untuk berjemur sembari hormat di lapangan utama karena berangkat sekolah pukul 09.00 dan lebih parahnya dia biasa masuk menggunakan gerbang utama, bagaimana tidak enak menjadi santapan hangat para guru BK.
Kini kelima lelaki itu berjalan bersamaan, tidak ada yang di depan ataupun di belakang. Mereka berjalan sejajar, karena bagi mereka teman itu berjalan berdampingan bukan menyusun layaknya formasi raja, panglima dan prajuritnya.
"Titik Puspa makan kedondong!" celetuk Arkan tiba-tiba, dengan nada bicara layaknya orang sedang berpantun.
"CAKEP!" sahut Ethan dan Gusti bersamaan.
"Hai cantik, id line nya dong?" tanya Arkan kepada salah satu siswi yang sedang duduk di bangku depan kelasnya, tidak sadar bahwa gadis itu tidak sendiri ada seorang lelaki yang duduk disampingnya.
Ethan yang pertama sadar akan hal itu langsung berteriak. "Woi ada cowoknya anjir!" pekiknya sembari berlari mendahului teman-temannya.
"Eh bangsat beneran cowoknya itu!" Gusti jadi ikut untuk menyusul Ethan berlari.
Arkan selaku pelaku utama jadi membelalakkan kedua bola matanya terkejut. "Ikan hiu giginya ompong, i love you tapi bohong!" setelah mengucapkan kalimat itu, Arkan langsung berlari dengan sangat kencang menyusul Ethan dan Gusti yang sudah berlari jauh dari hadapanya.
Rafa yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya tidak heran, ia masih berjalan dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celananya, juga earphone yang terpasang di kedua telinga lelaki itu
Berbeda dengan Rio yang sudah menarik tudung hoodienya, menunduk dalam karena kini mereka menjadi pusat perhatian. "Malu anjing gue," sungutnya sebal, siapa yang berbuat onar siapa juga yang menjadi pusat perhatian.
Kini kelimanya sudah berada di kelas mereka, XI IPS 5. Rafa melengos pelan ketika baru selangkah ia memasuki kelas, suara heboh Arkan, Ethan, dan Gusti sudah mendominasi ruangan ini.
Rafa langsung manaruh tas beserta hoodie hitamnya di atas meja yang berada di barisan pojok belakang bersama Arkan. Tanpa ingin bergabung dengan topik pembicaraan mereka, Rafa memilih menenggelamkan wajahnya di atas meja. Berniat untuk tertidur.
"Serius anjir gue gak liat ada cowoknya!"
Gusti mengangguk setuju. "Wajar sih, soalnya cewek yang tadi geulis pisan!"
"Setuju!" balas Ethan sembari mengangkat tangan telunjuknya di hadapan wajah Gusti.
Rio yang melihat itu jadi mendengus kesal. "Makannya kalian para monyet nggak usah macem-macem!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD RAFA [COMPLETED]
Teen FictionARES [1] : RAFA ARSENIO Ini tentang Rafa Arsenio, lelaki tampan pemilik mata segelap obdisian juga tatapan tajam seperti seekor singa jantan yang siap untuk menerkam lawannya. Ini tentang Rafa, sang ketua geng Ares yang banyak digilai oleh para kaum...