H A P P Y R E A D I N G
🌻
Dengan tangan kiri yang tersimpan di pinggang, Rafa mengibas-ngibas pelan seragam putih sekolahnya. Cowok itu berdecak lalu mendengus kala sinar matahari siang terasa begitu menyorot dirinya. Di depan, ada Pak Indra sedang berdiri sambil membawa rotan legendnya itu, berkacak pinggang dan terus mengomel tak jelas memandangi seluruh anggota Ares yang kini tengah dihukum untuk berjemur di lapangan.
"Kalian pikir apa bagusnya mengikuti balap liar seperti itu?" tanya Pak Indra tajam.
Ethan mengangkat tangan memberi interupsi. "Kami cuma nonton aja, Pak," sanggahnya cepat.
"Alasan, kenakalan kalian tuh makin hari makin gak wajar. Terutama kamu berlima ini nih!" Pak Indra menunjuk kelima inti Ares geram secara bergantian. "Coba sekali aja diam dan jangan bertingkah, bisa gak sih?" tanya Pak Indra jengah.
"Kalau kita insyaf, kasihan Bapak gak ada kerjaan! Bapak kan guru BK, kalau gak ada anak nakal yang buat kasus Bapak diem dong? Gak boleh tau Pak, gaji buta. Haram hukumnya," ujar Gusti dengan nada menceramahi.
Pak Indra mengacak rambutnya frustasi, melangkah mendekat pada Gusti dan memukul pemuda Mahendra itu geram. "Ngomong enak kamu ya!"
Gusti termundur saking terkejutnya menerima hadiah berupa pukulan dari Pak Indra. Gusti memasang wajah memberenggut lalu menoleh ke arah Rafa, ingin mengadu pada ketuanya itu. "Raf, Pak Indra nih, jahat!" adu Gusti, mengumpat di belakang punggung lebar Rafa.
"Jauh-jauh lo anjir!" usir Rafa menarik tubuh Gusti dan mendorongnya tanpa perasaan. Arkan, Ethan, dan Rio yang melihat itu pun jadi tertawa ngakak.
Siang ini, lapangan utama Jakarta Highschool kembali dipenuhi oleh ratusan anggota Ares. Mereka membuat masalah lagi, kali ini kasus balapan liar yang kemarin sempat mereka ikuti bocor ke telinga para guru. Dan tepat sekali seperti dugaan para anggota Ares, hari ini mereka dikumpulkan dan diberi hukuman. Sebenarnya bisa saja beberapa anak langsung dikeluarkan karena parahnya kasus yang telah mereka perbuat. Namun kembali lagi, mereka punya kelima inti Ares. Kunci penyelamat seluruh anak Ares jika berada di ambang batas putus sekolah. Memiliki koneksi yang cukup besar, membuat Ares sangat sulit sekali untuk bisa dibubarkan. Maka dari itu di sini mereka berada sekarang, di tengah lapangan luas, berjemur di siang bolong, sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya sebanyak-banyaknya. Pak Indra oh Pak Indra.
"Indonesiaaaa, tanah airkuuuuu,tanah tumpah darahkuuuu!"
"Di sanalah, aku berdiriiii. Jadi pandu ibukuuu!"
Ethan yang semula sibuk dengan kegiatan bernyanyi ala-ala paduan suara profesional jadi menoleh pada Gusti yang mematung dengan pandangan yang kosong. Pemuda Greyson itu menyenggol sikut Gusti, membuat yang bersangkutan menoleh cepat. "Nyanyi bego!"
"Lupa lirik gue!" jawab Gusti polos.
Rio geleng-geleng kepala mendengar jawaban itu. "Goblok banget sih Gus, lo lahir di mana? Kalau lahir di Afrika, wajar lo lupa lirik. Nah ini??????" tukasnya sadis.
"Aing mah apalnya juga peuyeum Bandung, Manuk Dadali, Tokecang. Indonesia Raya lupa, gue kan kalau upacara bolos ngikut kalian!" Gusti meringis sambil tertawa canggung.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD RAFA [COMPLETED]
Fiksi RemajaARES [1] : RAFA ARSENIO Ini tentang Rafa Arsenio, lelaki tampan pemilik mata segelap obdisian juga tatapan tajam seperti seekor singa jantan yang siap untuk menerkam lawannya. Ini tentang Rafa, sang ketua geng Ares yang banyak digilai oleh para kaum...