35. PERIHAL HATI

19.2K 1.6K 30
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

"Jika rindu adalah Indonesia. Maka 267 juta jiwa warganya adalah kamu." - Rafa Arsenio

🌻

Rafa melangkah mendekat kepada dua orang wanita yang terlihat begitu asyik membicarakan suatu topik yang sedari tadi menjadi perbincangan mereka. Lelaki tampan itu tersenyum tipis ketika sampai di hadapan kedua wanita itu.

Rafa meletakkan sebuah parsel buah, lalu berdiri di samping ranjang sang ibu yang masih terbaring lemah, karena baru menyelesaikan operasinya.

"Gimana mah, udah baikan?" tanya Rafa santai.

Arinda tersenyum hangat, wanita itu sangat senang hanya karena Rafa terlihat begitu peduli padanya akhir-akhir ini. Padahal jika melihat masa lalu, jangankan berbicara, menatap Arinda saja sepertinya Rafa tidak berminat.

"Sudah sayang,"

Rafa mengangguk. "Kalau gitu Rafa mau ketemu Alya dulu sekarang." Ujarnya memberitahu.

Aura menoleh, lalu mendecih kecil melihat kelakuan sang kakak. "Dasar bucinnnnnn!" ejeknya sembari menjulurkan lidahnya sebal kepada Rafa.

Rafa malah memajukan bibirnya, membalas ejekan Aura. "Jomblo diem aja,"

Aura mendengus kesal. "MAH, LIAT ABANGG!" teriak Aura sembari meletakan kedua tangannya gemas kepada Rafa, berniat untuk mencakar kakak satu-satunya itu.

Arinda tertawa kecil, lalu memisahkan Aura dan Rafa yang masih bercekcok ria. "Udah gede, masa masih pada berantem?" tanyanya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Aura merenggut kesal. "Tuh bang Rafa yang mulai!" tuduh Aura.

"Tih bing Rifi ying milii!" ejek Rafa seraya mencibir kecil.

Aura refleks menendang kaki Rafa dengan keras, tidak lupa ia menarik leather jacket dengan logo Ares yang sedang Rafa kenakan saat ini.

"Musnah sana!" usir Aura.

Rafa memutar bola matanya malas, lelaki tampan bersurai hitam itu menoleh kepada sang mamah yang masih setia menonton perdebatannya dengan Aura.

"Rafa pamit dulu ya, ma."

Arinda mengangguk. "Salam buat calon menantu mama. Semoga lekas sembuh!" pesan Arinda.

Rafa tidak menjawab, lelaki itu hanya mengangkat jempolnya pertanda setuju dan berbalik untuk keluar dari ruangan VVIP tempat sang mamah dirawat. Tapi sebelum benar-benar keluar, Rafa sempat menjambak pelan rambut Aura yang terurai panjang dan berlari dengan secepat kilat untuk kabur.

"TAIIIIII! GAK GUE BUKAIN PINTU LAGI LO KALAU BALIK!!" semprot Aura sembari memegang rambutnya yang sekarang nampak kusut.

🌻

Dengan sebuket bunga mawar yang ada di genggamannya, Rafa berjalan santai memasuki loby rumah sakit dengan tangan kanan yang ia masukkan ke dalam saku celana jeans hitamnya. Sesekali, sang ketua Ares itu bersenandung kecil untuk menemani langkahnya bertemu sang pujaan hati.

BAD RAFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang