H A P P Y R E A D I N G
"Beberapa orang akan mengobrol denganmu pada waktu luangnya. Beberapa lainnya akan meluangkan waktu untuk dapat mengobrol denganmu. Pelajari perbedaannya."
🌻
Bertemu dengan hari Senin lagi. Entah ada dorongan darimana, kelima inti Ares itu sedang berdiri di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Kelima lelaki itu mengambil tempat di barisan paling pojok belakang, sengaja agar tidak mengenai sinar matahari.
Rafa berdiri dengan kedua tangan yang ia taruh di belakang punggungnya, sesekali ia menoleh ke samping, tempat dimana Gusti berada, lalu tanpa kata ia menyomot kentang goreng yang Gusti beli tadi pagi.
Berbeda dengan Arkan dan Ethan yang kini malah berkolaborasi untuk menjahili Rio. Kedua lelaki itu dengan sengaja menekuk lutut mereka masing-masing kedepan dan menekannya kepada lutut belakang Rio, membuat Rio yang semula berdiri tegak jadi kehilangan keseimbangannya berkali- kali.
Rio menoleh ke belakang, menatap keduanya tajam dan merenggut kesal karena Ethan dan Arkan malah tertawa keras. "Diem anjing." sungutnya sebal.
"Bunda, inilah alasan kenapa anak tidak boleh terlalu sering mandi hujan. Lihat, tulang keringnya jadi basah," kata Arkan mulai ngaco.
"Kan, hidup lo tuh ada masalah apa sih, sampe se-frustasi ini? Hampa banget kayaknya kalau gak gangguin gue!" kesal Rio yang sudah memperlihatkan wajah jengkelnya.
Ethan dan Arkan hanya tertawa bodoh. "Rio lagi pms nih kayaknya, ganti target than!"
Ethan hanya mengangguk, dan langsung berjongkok untuk mengambil beberapa kerikil dan melemparinya begitu saja kepada Rafa dan Gusti yang sedang memakai kentang goreng bersama.
Gusti yang sedang asyik memilih kentang goreng untuk di lahapnya pun, jadi mengangkat kepalanya ketika tiga buah kerikil masuk ke dalam tempat kentang tersebut. Berbeda dengan Rafa yang mengaduh kesakitan karena batu itu tepat mengenai kepalanya.
"Kalian kalau bosen hidup bilang!" desis Rafa tajam.
"................ Alya Senja Gabriella,"
Sontak Rafa langsung terdiam di tempatnya, ketika suara Bu Asni memanggil nama itu setelah selesai berpidato, lelaki bersurai hitam itu langsung mengedarkan pandangannya ke depan untuk bisa melihat Alya.
Riuh tepuk tangan terdengar begitu Alya berjalan ke depan, gadis itu tersenyum ramah dan membungkuk hormat kala menerima hadiah serta sertifikat karena telah memenangkan olimpiade Fisika dan Kimia kemarin.
"Anjir lah udah bawa piala lagi, kebayang kagak sih di rumahnya ada berapa piala?" kata Ethan mulai gibah.
"Kayaknya kalau lo minta satu juga di kasih, Than!" balas Gusti.
Rio mengangguk. "Kok otaknya bisa gitu ya? Heran gue, bisa kuat gitu nampung semua rumus Fisika sama Kimia di kepalanya,"
Arkan jadi bergidik ngeri. "Untung gue bukan Alya!"
Rafa mendengus kecil. "Ya mana mau sih, otak Alya disamain sama otak ubur-ubur lo!" sahut Rafa jadi nimbrung.
Ethan, Gusti, dan Rio langsung tertawa terbahak-bahak ketika mendengar celetukan pedas dari Rafa.
"Anjing, otak ubur-ubur!"
"Dalem bro!"
"Sabar ya Arkan, ayo belajar lagi!"
🌻
Alya sedang berada di ruang seni sekarang, gadis itu sedang melakukan dispen untuk persiapan olimpiadenya bulan depan. Latihan dimulai pukul 10.00 am. Untuk sekedar mengusir rasa bosannya, Alya memilih untuk memainkan piano yang kini ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD RAFA [COMPLETED]
Ficção AdolescenteARES [1] : RAFA ARSENIO Ini tentang Rafa Arsenio, lelaki tampan pemilik mata segelap obdisian juga tatapan tajam seperti seekor singa jantan yang siap untuk menerkam lawannya. Ini tentang Rafa, sang ketua geng Ares yang banyak digilai oleh para kaum...