H A P P Y R E A D I N G
"Semua orang minta maaf, namun tak semua yang mengerti akan kesalahannya. Dan yang paling aku takutkan, dia sama sekali tak menyesalinya."
🌻
"Si Natasya tuh udah gak waras! Masa lo mau di cekok pake detergen?!" emosi Salma.
Dinda yang berada di samping gadis itu hanya bisa mengusap pelan bahu Salma. "Udah ya? Kejadiannya aja belum terjadi, beruntung tadi lo denger rencana dia,"
Alya mengangguk membenarkan. "Thank you udah belain gue lagi dan lagi, tapi stop untuk buat diri lo sendiri kena masalah kayak gini Sal, gue okay kok."
Salma memutar bola matanya kesal. "Tapi Al, coba kalau gue gak ada tadi? Lo bisa berakhir di rumah sakit sekarang. Emang gak pernah ngotak si Natasya!" kata Salma setengah memberenggut.
"Stop it! Jangan bahas ini lagi!" keluh Dinda. "Gerald gimana?" tanyanya mengalihkan topik pembicaraan.
Salma mengangkat bahu acuh, sedangkan Alya hanya bisa diam di tempatnya.
"Tapi kalian mikir gak sih? Rafa gak mungkin asal tonjok dia, kalau Gerald gak punya masalah sama Rafa?" tanya Dinda sembari menyipitkan matanya, mulai mencari jawaban.
"Bener sih, tapi apa masalahnya ya?" tanya Salma heran.
Dinda mengangkat bahunya acuh. "Gue gak tau, seharian ini Ethan belum ada kabarin gue, kayaknya masih sibuk ngurus yang tadi,"
"Lo tau sesuatu gak, Al?"
Alya jadi menghela nafas kasar. "Rafa bilang, Gerald musuhnya."
"Serius lo?"
Alya mengangguk. "Katanya Gerald bukan orang sembarangan, dia bisa bawa bahaya buat kita."
"Dan lo percaya itu?"
Alya menggeleng ragu. "Gue gak tau."
Salma mengernyit heran. "Kenapa gak tau? Jelas lo harus percaya Rafa, dia yang bakal jaga lo! Sedangkan Gerald? Kita baru kenal dia seminggu yang lalu,"
"Gue harus pulang, duluan." Pamit Alya yang langsung bergegas pergi dari ruangan kelasnya, meninggalkan Salma dan Dinda yang menatapnya heran.
🌻
Dengan kedua aerphone yang terpasang di telinganya, Alya menutup matanya damai, menyandarkan kepala gadis itu di jendela bus, menikmani setiap lirik lagu Surrender milik Natalie Taylor yang memenuhi indra pendengarannya kini.
My love where are you?
Whenever you ready, whenever you ready.
Can we? Can we? Surrender?
I surrender.
Alya menghembuskan nafasnya pelan, mulai lelah dengan semua ini. Sembari mengedarkan pandangannya ke jalanan padat kota Jakarta di siang hari, gadis itu berpikir bolehkah ia menyerah sekarang?

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD RAFA [COMPLETED]
Teen FictionARES [1] : RAFA ARSENIO Ini tentang Rafa Arsenio, lelaki tampan pemilik mata segelap obdisian juga tatapan tajam seperti seekor singa jantan yang siap untuk menerkam lawannya. Ini tentang Rafa, sang ketua geng Ares yang banyak digilai oleh para kaum...