19. GERALD SI MURID BARU

22.3K 1.9K 110
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

"Kadang kita memang harus berdamai dengan ketidakpastian dan mulai mengakui ketidaksanggupan. Karena tidak semua hasil harus dipaksakan, tidak semua hal harus diperjuangkan, dan tidak semua orang harus disenangkan."

🌻

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Bu Asni yang kini telah berdiri di depan kelas.

"PAGI, BUU!"

"Hari ini kalian kedatangan teman baru, Geraldi ayo masuk!" ujar Bu Asni.

Sontak seisi kelas langsung menoleh ke arah pintu, di mana sang murid baru berjalan mendekat kepada bu Asni.

"Silahkan perkenalkan diri kamu,"

Geraldi mengangguk patuh. "Nama gue Geraldi Laskar Abimanyu, biasa dipanggil Gerald. Gue pindahan dari Bandung, senang ketemu kalian."

"Baik, Gerald kamu duduk di belakang sana ya. Rizal, tolong bantu Gerald untuk bisa menyesuaikan diri dengan kelas ini!" titah bu Asni.

Rizal selaku ketua kelas hanya mengangguk patuh dan hormat kepada Bu Asni yang sudah berjalan keluar dari ruangan kelas. "SIAP BU ASNIKU SAYANG!"

Rizal langsung lompat dari tempat duduknya ke hadapan Gerald. "Noh, lo duduk belakang kursinya Alya sama Dinda ya," kata Rizal sembari menunjuk kursi belakang kelas yang memang belum di tempati.

"Tenang aja, lo gak duduk alone kok bro. Ada si Putra, tapi anaknya lagi izin keluar kota."

Kini jemari telunjuk Rizal menunjuk Alya dan Dinda secara bergantian. "Lo jangan deketin atau gebet dua cewek itu ya!"

Gerald mengangkat sebelah alisnya tinggi. "Kenapa emang?" tanyanya penasaran.

"Jangan-jangan lo udah naksir ya, sama salah satu dari mereka?" tuduh Rizal yang kini malah memajukan dirinya dan menatap Gerald dengan penuh selidik.

"Kagak elah, santai."

Rizal refleks mengelus dadanya lega. "Awas jangan sampe naksir, ntar gue yang ribet! Nih gue memperkenalkan diri dulu. Nama gue Rizal Utomo, gue anggota Ares. Lo tau gak Ares itu apa? Ares itu nama geng yang cukup di segani di Jakarta ini. Bangga gak lo, punya temen macem gue?" tanya Rizal mulai menyombongkan dirinya sendiri, dan tentu hanya membuat Gerald yang mendengarnya jadi geleng-geleng kepala.

"Nah cewek yang di sana, namanya Dinda. Cakep bener kan? Dia ketua cheerleaders di sini, dan ini yang harus lo inget, dia ceweknya Ethan salah satu anggota inti Ares. Biar kata si Ethan slengean, dia bakal sensitif kalau menyangkut tentang si Dinda, maklum bro bucin nya udah kronis, mendarah daging." Kata Rizal mulai ghibah.

Kini, Rizal menunjuk Alya yang sedang fokus membaca buku. "Nah yang di sana, definisi bidadari yang sesungguhnya. Adem gak sih lo ada di kelas ini? Setiap hari bakal ketemu bentukan macem Alya?" Rizal jadi excited sendiri menceritakan tentang Alya.

"Tapi, gue saranin lo mending mundur dari sekarang kalau suka sama Alya,"

"Kenapa?" tanya Gerald bingung.

Rizal menghela nafas pelan, lalu lengannya mengisyaratkan Gerald untuk mendekat. "Dia cewek yang lagi dikejar sama bos Rafa. Ketua Ares, sekaligus pemilik sekolah ini. Cupu kayak lo mah mundur aja, Rafa aja cuma dianggap angin lalu sama Alya, apalagi serbuk jasjus kayak lo!" jelas Rizal sembari meneliti penampilan Gerald.

BAD RAFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang