H A P P Y R E A D I N G
"Karena hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus."
🌻
"GOOD MORNING, PARA BIDADARI SURGAKU!" pekik Arkan semangat ketika memyambut Salma, Alya, dan Dinda yang baru keluar dari resort penginapan mereka.
Alya tersenyum tipis. "Selamat pagi juga Arkan," sapanya ramah.
Arkan yang melihat itu langsung memegang dadanya spontan. "Aduh, adem banget hati gue."
"NAJIS!" bukan Alya yang menjawab, melainkan Salma yang melengos pelan melihat sikap Arkan yang menurutnya sangat menjijikan itu.
"Cemburu bilang!"
Salma memutar bola matanya, kemudian menyusul Alya dan Dinda yang sudah masuk bus terlebih dahulu. Hari ini, seluruh siswa dan siswi Highschool akan mengadakan tour di Museum Pasifika sebagai tempat kunjungan pertama mereka di Bali.
Hanya memakan waktu 15 menit untuk mereka sampai. Hari ini, Museum Pasifika tampak dipenuhi oleh rombongan murid Highschool.
"HAY TAYO, HAY TAYO, DIA BIS KECIL RAMAH!" Gusti, Ethan, dan Arkan bernyanyi riang sembari saling berpegangan satu sama lain.
"Ngapain sih tolol?!" tanya Rio gemas.
"Lo kalau sirik bilang aja!" sahut Gusti sewot.
Ethan mengangguk setuju. "Galak sih, jadi gak punya temen!"
"Terserah anying," kata Rio frustasi.
Baru saja Rio ingin berjalan, Arkan, Ethan dan Gusti langsung menahan jalannya, berdiri di hadapan Rio lalu kembali bernyanyi. "AKU ORANG KAYAAA!" ucap mereka sembari melangkah maju.
"Kenapa sihhh?!" sungut Rio tidak mengerti.
Arkan berdecak sebal. "Jawab aja 'aku orang miskin' gituuuuu!" paksanya.
"Ogah! Gue kan orang kaya!" balas Rio cepat.
Ethan refleks mengangkat tangannya gemas ke hadapan Rio. "Bilang aja tolol!" suruhnya.
Rio yang tidak terima jadi maju selangkah. "Eh gue udah santai ya anjing." Tajamnya.
Ribut lagi, emang akhir dari kegiatan bercanda mereka tuh ya gak jauh dari baku hantam. Seperti sekarang ini, Rio sedang berlari mengejar ketiga sahabatnya yang kini malah mengejeknya.
"Enggak kenaaaaa! Gakkk kenaaaa!" ejek Arkan sembari menjulurkan lidahnya, tengil banget ini anak satu.
Ethan tertawa keras. "RIOOO LEMAH!"
Berbeda dengan Gusti yang malah memukul-mukul bokongnya dengan sengaja. "Nih ngomong nih, sama pantat!" katanya udah gak tahu diri.
Rio menggeram ditempatnya, gimana Arkan, Ethan dan Gusti gak seneng ngejekkinnya. Si bungsu dari keluarga Antariksa itu, benar-benar mudah terpancing emosi dan sulit diajak bercanda. Mulai dari balita, anak kecil, remaja, dewasa, mau kakek nenek sekalipun, kalau sudah buat Rio kesal, ya pasti diajak baku hantam.
Rafa terkekeh melihat kelakukan empat sahabatnya itu, lelaki dengan rambut hitam itu menepuk pelan bahu Rio yang masih geram. "Udah yo, mereka bercandaan doang, sama lo di ladenin, ya kesenengan lah. Udah tau sikap mereka kayak bocah tk yang lepas dari taman bermain!" kata Rafa berusaha menenangkan.
Rio mendengus. "Lagian tolol, gak pernah liat tempat!" umpat Rio masih kesal setengah mati. Lagian Arkan, Ethan, sama Gusti tuh salah server, harimau digangguin. Pilihannya cuma dua, kalau gak langsung di makan, ya dikejar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD RAFA [COMPLETED]
Teen FictionARES [1] : RAFA ARSENIO Ini tentang Rafa Arsenio, lelaki tampan pemilik mata segelap obdisian juga tatapan tajam seperti seekor singa jantan yang siap untuk menerkam lawannya. Ini tentang Rafa, sang ketua geng Ares yang banyak digilai oleh para kaum...