16. LOSER

25.2K 2K 145
                                        

H A P P Y   R E A D I N G

"Jangan selalu mengikuti jalur yang sudah ada. Sekali - sekali, pergilah ke tempat di mana jalur belum ada, dan tinggalkan jejakmu."

🌻

"Gue di depann?!" kata Gusti memerotes ketika matanya melihat kertas yang dipegang oleh Rafa.

Rafa berdecak pelan. "Emang lo mau di mana?" tanya Rafa mulai jengah.

"Tapi seriusan Raf, posisi nyerang mau lo ganti semua?"

Rafa mengangguk yakin. "Kita gak boleh kecolongan lagi, udah cukup kemarin Fobos nyerang kita."

Kelima inti Ares itu kini fokus pada selembar kertas yang baru Rafa gambar secara asal. Mereka berlima sedang membicarakan strategi untuk melakukan balasan penyerangan terhadap Fobos yang selalu memancing Ares.

"Coba jelasin sekali lagi Raf!" titah Ethan.

Arkan langsung menoyor pelan kepala Ethan. "Makannya dengerin nyet, jangan pacaran melulu!"

Rafa hanya mendengus kasar. "Ibaratnya kita kotak. Gue mau semua sisi terlindung, Gusti jaga depan karena lo cocok untuk jadi pengulur waktu."

"Terus Arkan sama Ethan, gue mau kalian jaga sisi kanan dan kiri. Rio jaga di tengah, lo center yo gue percaya lo. Dan gue di belakang, mantau dan jaga kalian semua. Ngerti?" jelas Rafa seraya menatap keempat sahabatnya itu secara bergantian.

Arkan, Ethan dan Rio mengangguk mengerti. Dan mulai memperhatikan posisi mereka sendiri pada kertas yang Rafa gambar secara asal.

"Rio kan center, ngapa gue yang di depan sih?!" tanya Gusti masih memerotes.

Arkan mendelik gemas. "Emang lo kenapa sih? Tumbenan lo jadi lemah gini,"

"Badan gue masih sakit tau, bekas jatuh kemarin!" kata Gusti beralasan.

"Hemeh, bilang aja lo takut!" cibir Rio.

Gusti merenggut kecil. "Abah sama Umi lagi pundung ke gue. Mobil, motor, atm, semua disita. Gue juga tadi berangkat nebeng Rio, mana duit jajan gue jadi 20 ribu sehari. Ini mah mendadak miskin aing!" ujarnya yang sudah mengumpat kesal di tempatnya.  "Dan bayangin kalau nanti gue balik dalam keadaan bonyok? Ya, wassalam." Jelas Gusti jadi curhat, tidak lupa ia memasang wajah merana dengan tatapan nelangsa.

Tawa Ethan langsung meledak saat itu juga. "Pantes tadi lo jajan bala-bala Mang Ucup, bukan kentang mekdi. Kehabisan modal ceritanya!" kata Ethan di sela-sela tawanya.

Rafa menggeleng pelan. "Emang lo lakuin apa, sampai Abah dan Umi lo marah?"

"Tau dah, tumben lo gak nurut sama mereka," kata Rio ikut menambahi.

Gusti jadi merenggut kembali. "Gue nonton bokep di kamar, kayaknya suaranya kedengaran sampe kamar Umi di sebelah,"

"Karma nonton bokep gak ngajak gue!" sahut Ethan sembari menunjukan wajah tidak terimanya.

"Lah, pake earphone makannya, tolol!" ujar Arkan ikut bicara, seraya mengumpati Gusti.

Gusti mendelik lalu membenarkan posisi duduknya sebentar. "Nah masalahnya di sini, gue rasa earphone- nya udah masang bener di laptop, taunya kaga. Gue langsung diciduk dan di adili, lima jam gue di khotbah-in. bayangin jing?! Gumoh gue." Kata Gusti bercerita dengan wajah yang masih menahan kesal itu.

BAD RAFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang