32. THE QUEEN OF ARES

22.7K 1.8K 44
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

“Mentariku. Indah jingganya, menyentuh hati seperti dirimu.”

🌻

Rafa melepaskan genggaman tangannya dengan Alya saat mereka berdua sudah berada di depan kamar penginapan Alya. Lelaki itu tersenyum tipis memandang gadis yang ada di hadapannya ini. Benar-benar manis dan cantik.

"Masuk sana," kata Rafa sembari menggerakkan dagunya ke arah pintu yang ada di belakang punggung Alya.

Alya mengangguk. "Ya udah gue duluan ya, bye!"

Baru saja Alya meraih knop pintu, lengan kekar Rafa sudah menahannya kembali. Membuat gadis bersurai hitam kecoklatan itu berbalik dan memandang Rafa dengan pandangan bertanya.

"Kenapa?"

"Sebentar, Al." Ucap Rafa yang kini sibuk merogoh saku yang ada di belakang celana jeans lelaki itu. Alya yang memang tidak mengerti apapun hanya berdeham kecil dan menyandarkan tubuhnya di tembok untuk menunggu Rafa.

Mata Alya seketika berbinar kala melihat sebuah gelang hitam dengan liontin kerang yang terpasang di sana. Rafa yang melihat kelakuan gadis itu jadi terkekeh, merasa puas akan hadiah yang ia berikan untuk Alya.

Rafa menggoyangkan gelang  itu pelan, lalu ia memiringkan sedikit kepalanya untuk melihat wajah Alya dengan lebih jelas. "Enggak mau diambil?"

Refleks, Alya langsung mengangguk dengan semangat, lagi-lagi reaksinya sangat menggemaskan di mata Rafa.

Rafa tersenyum tipis, tanpa kata lelaki tampan itu meraih lengan mungil Alya, memakaikan gelang hitam dengan liontin kerang itu dengan lembut. Senyum tulus tidak pernah pudar di wajah tampannya hari ini.

Setelah berhasil memasangkannya pada lengan Alya, Rafa langsung menggenggam hangat kedua lengan Alya dan menatap gadis yang ada di hadapannya ini dalam. "Gelang ini dibuat untuk seseorang yang sangat mencintai seni,"

"Gue harap, lo suka dan bisa menjaga hadiah ini. Karena sesuatu yang dibuat oleh tangan sendiri itu, lebih berharga daripada yang dibeli."

Kini, Rafa sedikit membungkuk agar tubuhnya bisa sejajar dengan Alya. "Dan gue juga berharap, lo bisa terus mengingat gue lewat gelang ini. Meski dia gak berharga, tapi gelang ini dibuat dengan penuh rasa ketulusan gue untuk lo." Kata Rafa sembari menunjukkan gelang yang ia pakai di genggamannya, bentuknya sangat mirip dengan gelang yang Alya pakai saat ini.

Alya tidak bisa menahan senyumannya lagi sekarang. "Gue suka. Sangat suka karena ini hasil karya dari seseorang yang cukup berarti bagi gue."

Alya kembali menggenggam liontin kerang itu, lalu ia mendongak menatap Rafa tulus. "Gelang ini berharga. Walau mungkin dia gak punya nilai jual, tapi dia tetap berharga. Kenapa begitu?"

"Karena sesuatu yang dibuat menggunakan perasaan, akan selalu menjadi indah. Walau mungkin gak semua orang bisa melihat sisi keindahannya, tapi untuk beberapa orang, hadiah sederhana seperti ini yang justru akan membuat semuanya terlihat lebih indah. Karena gak semua orang bisa merasakan ketulusan, gak semua orang juga pandai menghargai suatu karya seni."

Alya menghela nafasnya sebentar lalu tersenyum kecil kepada Rafa, lalu ia berkata. "Ini hadiah terindah yang pernah gue dapat selama 17 tahun gue hidup di dunia." Katanya tulus.

Rafa tidak bisa menahan dirinya lagi, dalam satu gerakan, tubuh Alya sudah berhasil masuk kedalam dekapannya. Sesekali Rafa mengelus pelan surai lembut gadis itu.

BAD RAFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang