Sejak hari itu, tampaknya tidak ada masalah lagi antara Hyera dengan Daniel dan Pamannya. Mereka kembali berkomunikasi dengan baik seolah tidak terjadi apapun. Tentu saja hanya di pihak Hyera.
Daniel dan Ayahnya sendiri masih dirundungi rasa bersalah karena kejadian itu. Mereka ingin meminta maaf secara langsung kepada Hyera tapi gadis itu sudah terlihat baik-baik saja. Jadi mereka memutuskan untuk diam dan membiarkan semuanya berlalu begitu saja.
Begitu juga dengan teman-temannya. Mereka juga tampak tidak ingin membahas masalah yang sama lagi walaupun Hyera pernah bertanya kenapa mereka sampai berada di rumah Kim bersaudara dan membolos sampai dua hari. Ah, mereka memang membolos sampai keesokkan harinya ngomong-ngomong. Mereka beralasan melakukan kerja kelompok seputar tugas mereka, yang pada akhirnya tetap harus kejar-kejaran karena dikumpulkan pada keesokkan harinya. Untung saja mereka benar-benar menyelesaikan tugas-tugas itu dan berakhir datang ke sekolah dalam keadaan mengantuk.
Kembali ke hari ini, Hyera sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam sebuah ransel hitam. Dia membuka lemari satu persatu untuk mencari pakaian yang tepat sesuai perintah Pamannya sambil mendengar suara melalui speaker ponselnya yang bergema di kamar Pamannya ini.
"Kemeja kotak-kotak putih dan jas biru di lemari ujung."
Hyera berjalan menyusuri lemari empat pintu dan membuka pintu yang dimaksud lalu mengeluarkan sebuah jas biru yang membalut kemeja berwarna putih dengan garis hitam tipis yang pudar.
"Apalagi?"
"Yang lainnya sudah, 'kan?"
"Sudah. Apa ini cukup untuk perjalanan dua minggunya?"
"Cukup. Lagipula masih ada beberapa pakaian Paman di kantor."
Hyera menghela nafas. "Paman sepertinya sudah menemukan rumah kedua."
"Haha, begitulah."
"Ya sudah. Aku akan mengantarnya lima menit lagi."
"Hati-hati."
Panggilan terputus bersamaan Hyera yang menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur Pamannya.
"Daniel pergi, Paman pergi. Ya ampun, kenapa minggu-minggu seperti ini mereka selalu pergi?"
Hyera memasuki lift bersamaan dengan beberapa orang lainnya yang akan turun ke lantai dasar. Kedua tangannya sibuk membuka paper bag yang sebelumnya diberikan oleh Pamannya setelah mengantarkan perbekalan pria itu.
"Yogurt lagi?"
Dentingan lift pertanda mereka sudah sampai di lantai dasar terdengar. Satu persatu langkah kaki membubarkan diri.
Hyera menyusuri lobby kantor yang sangat besar ini dan tak terlepas dari lalu lalang orang-orang yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Dia sendiri sedikit paham dengan posisi Pamannya yang sedang berjuang untuk menaikkan popularitas perusahaan cabang yang terhitung baru ini.
Gadis itu sempat menggerutu jika mengingat perihal Pamannya yang dipindah tugaskan disini sejak tiga tahun yang lalu, bersamaan dengan semakin sibuknya pria yang hampir menginjak usia limapuluh itu.
"Oh, jadi kalian satu kelas?"
"Berarti Jungkook juga mengenal Namjoon dan Taehyung?"
Hyera menghentikan langkahnya saat merasa telinganya mendengar tiga nama yang disebutkan oleh seorang wanita. Kepalanya segera berpaling, mencari sumber suara di tengah kerumunan orang-orang.
"Mereka keponakanku, sepupunya Seokjin."
Bahkan satu nama yang tak asing ikut disebutkan.
"Hyera?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiapeless Class [ COMPLETED ]
FanfictionFiapeless Class adalah kelas 2-F yang terkenal sebagai kelas yang berisi siswa-siswa yang tidak memiliki harapan. Seluruh murid yang pernah menghuni peringkat 10 besar harus rela terdepak ke peringkat akhir. Ini adalah tentang bagaimana para penghun...