Chapter Thirty Six : Remember

2 2 0
                                    

Daniel mendobrak pintu dengan kasar begitu kakinya sampai di rumah. Tidak peduli pada tubuh yang setengah basah karena hujan, otaknya hanya memproses apa yang terjadi pada dua orang yang dia tinggalkan di rumah.

Disusul Chanyeol yang ikut berlari ke dalam rumah, keduanya langsung mendapati Namjoon, Seokjin dan Jimin yang berkumpul di ruang tengah.

"Dimana Hyera?" tanya Daniel tanpa pikir panjang.

"Tenang sebentar!" jeda Seokjin sambil beranjak dari posisinya. "Dia sudah tidur di kamarnya setelah makan dan minum obatnya."

Daniel sedikit bernafas lega. Tidak, satu orang lagi.

"Yoongi?" Chanyeol menjadi orang yang mempertanyakan seorang lagi.

"Dia masih terlelap. Belum makan dan minum obat tapi setidaknya suhu tubuhnya mulai turun." Namjoon menjelaskan sedikit.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Daniel seraya melepaskan jaket yang dikenakannya. "Jimin bilang sesuatu terjadi."

"Ya, memang begitu." Jimin mengangguk lalu merebahkan tubuhnya di sofa. "Sesuatu terjadi dan mereka berdua terserang demam."

"Tidak ada yang tahu apa penyebabnya?"

Tiga remaja itu menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Chanyeol.

"Hyera meminta bantuan Taehyung untuk datang kesini dan dengan begitulah kami sampai disini." Jimin bersuara malas. Mulutnya menguap karena hawa kantuk mulai menyerangnya.

"Tidak jelas." Daniel menyahut.

"Singkatnya seperti itu," sahut Seokjin yang memilih untuk meringkuk di sofa. "Sebaiknya kalian ganti pakaian. Aku tidak ingin menambah pasien lagi."

Daniel hanya melongos pergi. Kakinya setengah berlari untuk segera menuju ke lantai dua sedangkan Chanyeol memilih untuk melihat Yoongi.

Jungkook dan Hoseok sudah terlelap di kamar bersama Yoongi. Agaknya mereka sudah diserang kantuk sejak ketiga temannya keluar dari sana. Hoseok masih di tempat tidur, bersebelahan dengan Yoongi dan Jungkook lebih memilih berbaring di sofa.

Chanyeol hanya bisa mengamati wajah pucat yang sangat dikenalnya itu. Dia sangat khawatir jika pemuda itu sudah melakukan hal yang tidak diduga-duganya. Bahkan ingatannya kembali terlempar saat di café sore tadi. Dimana Yoongi yang tiba-tiba saja beranjak dari kursinya lalu berpamitan pulang dengan alasan dia memiliki pekerjaan yang lain di rumah.

Sedikit membingungkan karena Yoongi tidak akan bertindak tiba-tiba kecuali dia sangat mendesak. Chanyeol sangat mengenalnya sebagai sosok tak peduli dan bertingkah santai. Bahkan dia ingat saat paginya Yoongi mengatakan dia akan ada di café sampai malam dan Yoongi bukan tipe orang yang akan mengubah keputusannya sekali dia memutuskan.

"Lee Nayoung."

Pelan dan lirih tapi Chanyeol sangat yakin jika Yoongi baru saja menggumamkan sebuah nama yang agaknya tak asing bagi pemuda bermarga Park itu.

Kau sebenarnya kenapa, Yoongi?

"Tuntutan kepada Lee Nayoung dicabut karena keluarga korban memilih untuk berdamai. Kasus ditutup."

Yoongi tidak terlalu bodoh untuk ukuran seorang anak laki-laki berumur delapan tahun. Dia sangat paham arti dari ketukan palu yang dilakukan oleh jaksa. Matanya beralih pada sosok pengacara yang harusnya membela dirinya bersama keluarga orang tuanya. Mereka saling berjabat tangan lalu tersenyum.

"Bibi, kenapa dia pergi?" tanyanya sambil menunjuk wanita yang kini sedang berjabat tangan dengan hakim.

"Yoongi, dengar! Mereka sudah mengganti rugi. Jadi tidak ada yang akan dihukum lagi sekarang." Wanita yang disebut Yoongi sebagai bibi itu mengelus kepalanya.

Fiapeless Class [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang