Chapter Fourty Nine : Jealousy

3 1 0
                                    

"...sekian pelajaran hari ini. Oh ya, kumpulkan tugas miniatur bangunan kalian dua minggu lagi."

Sepergian guru itu, seisi kelas 2-F mendesah pasrah. Beberapa dari mereka juga berdecak sebal atas tugas kerajinan tangan yang diberikan. Sepertinya kesan dari perubahan sistem sekolah tidak merubah cara mengajar setiap guru pada umumnya. Guru tetaplah guru yang akan selalu memberikan tugas dengan atau tanpa keperimuridan.

"Jadi, siapa yang akan berbelanja alat dan bahan yang diperlukan?" tanya Seokjin disela kegiatannya mengemaskan buku-bukunya.

"Aku dan Hoseok." Taehyung menjawab dan diangguki oleh Hoseok yang lengkap dengan senyum cerahnya. "Dan juga Hyera."

"Hah? Aku? Kenapa?" seru Hyera yang merasa tidak terima. Seingatnya dia sama sekali tidak menawarkan diri. Matanya melirik tajam Taehyung yang hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Sesekali salah satu dari kami harus menyuruhmu." Jimin menyahut lalu mengacak surai Hyera yang sudah berubah warna menjadi biru gelap. "Ayo ke kantin!"

"Tunggu, Tae!" cegah Hoseok yang sukses menghentikan pergerakan ketujuh temannya. "Bukannya hari ini giliran kita mendapat kelas malam?!"

"Ah, sial." Jungkook menjadi orang pertama yang mendesis sebal. Dia juga teringat jika kelompok mereka mendapat jadwal kelas malam hari ini bersama kelompok kelas lainnya.

"Padahal aku ingin main game hari ini." Jimin menyahut sambil menatap ketujuh temannya satu persatu yang kemudian terhenti pada Yoongi. "Kau jadi menginap di rumahku, 'kan?"

Yoongi mengangguk lalu beranjak dari posisinya. "Kau tahu sendiri jika keinginan tiang listrik itu tidak terpenuhi."

Jimin menggelengkan kepalanya sebagai tidak kepahaman atas kelakuan saudaranya, Park Chanyeol. Apalagi saat kemarin malam merengek seperti bocah dua tahun yang belum mendapatkan susu. Jimin sempat berpikir dua kali lipat sebenarnya apa yang salah dengan saudaranya itu.

"Tiang listrik? Chanyeol itu?" sahut Namjoon yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Tentu saja. Memangnya siapa lagi?" balas Jimin yang masih sebal pada kejadian kemarin malam. "Dia merengek padaku untuk membawa Yoongi ke rumah hari ini. Bahkan menelpon Yoongi tengah malam hanya untuk memintanya menginap malam ini."

"Nanti saja bicaranya," ucap Jungkook yang sudah merangkul Hyera, "aku lapar."

"Dasar kelinci buntal!" sahut Seokjin yang mengekor di belakang Namjoon.

"Berisik!"


Waktu menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit malam saat kedelapannya keluar dari gedung sekolah. Masing-masing dari mereka memisahkan diri untuk pulang ke rumah, meninggalkan tiga orang yang masih berkumpul di depan mobil Seokjin yang diambil alih oleh mereka.

"Daftarnya sudah lengkap?"

Hoseok hanya mengangguk atas pertanyaan Taehyung. Dia terlalu sibuk mengamati daftar hal-hal apa saja yang mereka perlukan. Sedangkan penanya langsung masuk ke dalam mobil.

Hyera masih setia menunggu Hoseok yang tampak khidmat dengan catatan mereka. "Kita hanya belanja bukannya tes masuk universitas."

"Oke." Hoseok berucap kemudian berlalu memasuki mobil bagian belakang, meninggalkan Hyera yang hanya bisa menghela nafas.

Untung saja gadis itu sedang dalam mode lelah dan tidak bertenaga untuk menendang Hoseok. Jadi dia memutuskan untuk segera masuk ke dalam mobil dan duduk di depan, tepat di samping Taehyung yang menyetir.

"Rasanya besok aku ingin membolos. Ada yang mau ikut?" tanyanya seraya mengenakan sabuk pengaman.

"Membolos saja mengajak orang lain." Hoseok menyahut dari belakang. "Aku dan Taehyung harus cari aman, kehadiran kami berdua sangat kurang. Bukannya kau juga."

Fiapeless Class [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang