"Jadi, maksudmu Yoongi sudah sering mencoba bunuh diri?"
Seokjin bersuara, tidak percaya akan cerita yang dibeberkan Daniel tentang teman sekelasnya yang berkulit pucat itu.
Chanyeol tampak mengangguk. "Dia hanya mencoba bunuh diri di satu hari yang sama setiap tahun dan itu kemarin. Alasannya hanya satu karena hari itu adalah hari dimana orang tuanya meninggal karena kecelakaan."
"Kemarin?" Namjoon melirik Hyera yang masih menatap Chanyeol. "Hari ulang tahun Hyera?"
Semua kepala kini terangkat dan tertuju pada satu orang yang satu-satunya berjenis kelamin yang berbeda dengan mereka. Gadis itu hanya mengangkat bahunya acuh.
"Jadi, maksudmu hari kematian orang tua Yoongi bertepatan dengan hari ulang tahun Hyera?" Hoseok menatap Chanyeol yang memberikan jawaban berupa anggukan.
"Lupakan masalah ulang tahunnya. Aku sendiri tidak berharap terlahir jadi lanjutkan saja ceritanya." Hyera mengibaskan tangan kirinya lalu kembali melipat kedua tangannya.
Chanyeol menghela nafas. Dia sedikit tahu perihal Hyera yang tidak menyukai hari kelahirannya bahkan sampai detik ini. Jadi dia memutuskan untuk melanjutkan penjelasannya.
"Aku dan Yoongi bertemu sepuluh tahun yang lalu, tepat dua minggu setelah aku pergi dari rumah. Dia sedang berada di titik terbawahnya. Orang tuanya meninggal, kasus kecelakaan orang tuanya dianggap sebagai kecelakaan yang tidak disengaja, tidak ada keluarga yang mau merawatnya. Hari itu aku melihat sosok Jimin di matanya. Dia sama seperti Jimin tapi Yoongi tidak seceria Jimin. Aku rasa, dia dan Jimin adalah sama. Untuk saat itu."
"Lama kelamaan, aku tersadar jika Yoongi dan Jimin adalah dua orang yang berbeda. Jimin dengan segala sisi ceria dan berisiknya sedangkan Yoongi dengan segala sisi dingin dan kelamnya. Hal itu membuatku selalu merindukan Jimin tapi aku juga tidak ingin kehilangan Yoongi."
"Aku semakin tersadar saat setahun tinggal dengannya. Untuk pertama kalinya aku melihat Yoongi menyayat lengannya." Chanyeol tersenyum miris jika mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. "Dia berhasil selamat walaupun sempat tak sadarkan diri beberapa hari. Dan itu terus berulang selama tiga tahun sampai akhirnya aku menyadari Yoongi tidak dalam keadaan baik sepenuhnya. Dia berusaha melukai dirinya dengan atau tanpa apapun. Hanya berbekal kuku-kukunya, anak itu sudah berhasil melukai tangannya. Yoongi tertekan dan aku dengan bodohnya tidak tahu. Aku bertanya pada teman sekolahku dan dia menyuruhku untuk membawa Yoongi ke psikiater."
"Yoongi mulai berhenti melukai tubuhnya, kecuali saat dia mendapat mimpi buruk. Tapi puncaknya, dia akan terus berusaha mengakhiri hidupnya di tanggal dan bulan yang sama. Saat Hoseok datang menjemputnya, aku sama sekali tidak ingat tentang hari itu dan malah membiarkannya pergi. Saat aku tersadar, Hyera mengatakan Yoongi sedang bermain dengan kalian. Sungguh, aku pikir Yoongi melupakan hari itu tapi aku tetap menghubungi Daniel untuk memastikannya."
Chanyeol mengangkat kepalanya untuk menatap teman-teman adiknya itu lalu tersenyum simpul. "Terima kasih sudah menyelamatkan Yoongi. Aku bersyukur karena dia masih bisa bernafas sampai sekarang."
Namjoon yang berdiri tak jauh dari Chanyeol langsung menepuk pundak pemuda itu dan berkata, "sebagai teman, sudah sewajarnya saling membantu."
"Jadi, apa yang akan kau lakukan, hyung?"
Chanyeol melirik Jungkook lalu beralih pada adiknya, Jimin kemudian menggeleng. "Aku tidak tahu. Jimin tidak ingin melepaskanku lagi sepertinya tapi Yoongi juga butuh seseorang di sisinya." Ah, Jimin kembali menarik lengannya sejak beberapa menit yang lalu. Mencengkeramnya erat.
Hyera memilih untuk menatap kedua tangannya lalu menghela nafas. "Aku rasa kalian perlu menyelesaikan hal ini bersama."
![](https://img.wattpad.com/cover/177861637-288-k145016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiapeless Class [ COMPLETED ]
FanfictionFiapeless Class adalah kelas 2-F yang terkenal sebagai kelas yang berisi siswa-siswa yang tidak memiliki harapan. Seluruh murid yang pernah menghuni peringkat 10 besar harus rela terdepak ke peringkat akhir. Ini adalah tentang bagaimana para penghun...