Chapter Fifty Seven : Last Attack

2 1 0
                                    

Sesuai dugaan. Mereka dijebak.

Mereka semua sudah memperkirakan semua ini. Kini, mereka -tanpa Taehyung harus kembali terpojok di sudut ruangan. Keenamnya digiring ke arah lapangan terbuka, tepat di tengah bangunan. Setidaknya ada satu peluang bagi Taehyung untuk menjangkau dari tempatnya.

Disana, ada Nayoung dan Insung sedang menatap angkuh ke arah mereka. Wanita itu terus tertawa tanpa peduli jika enam orang di depannya sudah menatap jengkel ke arahnya.

"Bagaimana? Sudah merasa berhasil? Kalian pasti berpikir ini lebih mudah."

Jimin meruntuk seraya menatap ke belakangnya, bersama Namjoon yang berjaga agar Yoongi dan Hyera tetap di tengah mereka.

"Sebenarnya apa mau kalian?" seru Jungshin.

"Tidak. Bukan kalian, tapi aku. Hanya aku." Nayoung berucap bangga lalu melirik Insung. "Dia hanya sekalian membantu untuk mendapatkan sesuatu."

Saat yang sama, dua orang suruhan Nayoung menyeret seseorang yang tidak sadarkan diri lalu dihempaskan ke tanah lapang. Tubuh itu tertungkup dengan pakaian yang sudah tidak terbentuk lagi. Percikan darah tercipta dimanapun sampai tidak ada yang yakin dimana saja luka yang didapatnya.

"Seokjin!" pekik Namjoon saat menyadari jika itu adalah sepupunya.

Mereka semua tahu. Dari ujung kepala itu, rambut itu, postur itu. Tubuh itu milik Kim Seokjin.

"Sayang sekali," ucap Insung dengan suara sedih, "dia masih hidup. Hebat sekali anak itu. Namjoon-ah, sepupumu hebat dalam bertahan hidup. Bagaimana denganmu?"

Namjoon menggeram, nyaris hilang kesabaran jika saja Joonhyuk tidak memperingatinya.

"Tenanglah, Nak! Mereka berusaha mengacaukan amarahmu. Jangan terpancing!"

Di sisi lain, Jimin sibuk mengedarkan pandangannya ke penjuru bangunan di sekitarnya, mencari keberadaan sahabatnya yang masih tidak diketahui walaupun nihil. Dia mendesah kesal lalu melirik Yoongi yang sedang berusaha menurunkan Hyera ke lantai.

"Hei, apa yang kau lakukan?" bisiknya.

"Dia memaksa turun," balas Yoongi yang sudah menurunkan sempurna gadis yang sudah bangun itu. "Lagipula punggungku sudah cukup pegal karena menggendongnya." Bohong.

Kini perhatian mereka tertuju pada Hyera yang sedang melakukan peregangan seolah tidak peduli dengan situasi yang dihadapi. Gadis itu meringis sebal lalu meruntuk karena sakit di seluruh tubuhnya.

"Kau baik?" tanya Jungshin yang sudah bertukar posisi dengan Taeyong, merapat ke arah Hyera.

"Ya, lumayan. Aku berdoa kakiku tidak patah." Balas gadis itu lalu menatap sang walikelas dengan tatapan tak percaya. "Ssaem? Sejak kapan ada disini? Lalu kenapa ada Taeyong?"

"Ceritanya panjang jadi diam saja jika masih sayang nyawa," sahut Joonhyuk yang berusaha mengembalikan fokus mereka. "Sadarlah dimana kita berada!"

Tak lama, satu tembakan terlepas. Sukses mengembalikan fokus mereka ke arah Nayoung yang sedang memegang sebuah pistol dengan moncong yang menghadap ke atas.

"Aku pikir gadis itu sudah mati." Ucapnya dengan nada kecewa lalu mengarahkan pistolnya ke sisi kirinya, tepat ke arah seorang pria yang sedang menunduk. "Bukannya aku sudah memerintahkan kalian untuk memastikan anak itu mati disana?!"

"Maafkan ka~"

Terlambat. Satu peluru kembali terlepas dan kini berpindah tempat dengan bersarang di suatu tempat di kepala pria itu. Tubuh itu ambruk dalam hitungan detik dan mempertegang situasi yang ada.

Fiapeless Class [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang