"Berarti supporter kita akan terbagi?" Hyuna menatap Seongcheol dan seluruh teman-temannya yang lain.
"Mau bagaimana lagi? Jadwal lari dan tenis meja bentrok. Mungkin kita berkumpul lagi saat pertengahan three on three di lapangan." Seongcheol menjawab. Dia juga ingin tapi tetap saja tidak ada pilihan lain. "Nara, Taeyong dan Sungjae sudah di lapangan. Jadi siapa yang ingin menonton tenis meja?"
"Padahal aku ingin melihat Nara bermain."
"Aku juga."
Hyera menggeleng. Ah, jika dibiarkan, mereka akan terlambat. "Sudah. Kalian pergi saja menonton tenis meja. Lari juga tidak lama. Tenang saja."
"Apa tidak masalah?"
"Yang jadi masalah jika kalian terlambat." Jungkook memperbaiki posisi headband yang melingkar di kepalanya.
"Begini saja." Namjoon lelah dengan perdebatan ini. "Biar kami yang menonton pertandingan larinya. Kalian pergi saja!"
"Kami?" Sungjae mengernyit.
"Anak-anak barisan belakang. Ah, Kim! Harusnya kau mengatakannya dengan jelas." Hoseok menyiku Namjoon yang kebetulan berdiri di sebelahnya.
"Yakin?" Tanya Seongcheol yang berusaha meyakinkan keputusan teman-temannya itu.
"Pergilah sebelum kami berubah pikiran." Yoongi menjawab dengan malas.
"Baiklah. Kami pergi dulu ya! Sampai bertemu di lapangan basket." Pamit Hyuna sambil melambaikan tangan.
Ah, sekarang hanya tersisa delapan murid penghuni barisan belakang. Tidak ada yang bersuara selain tiupan peluit dan keramaian yang terjadi di lapangan.
"Oh, aku ada ide!"
Sepertinya hobi baru Hyera adalah berteriak tiba-tiba. Seokjin saja sampai sangat ingin menendang gadis itu karena mendadak seperti Hoseok yang suka berseru aneh.
"Jika aku menang lomba lari ini, kalian harus menuruti keputusanku yang kemarin."
"Wah, kau benar-benar ingin ditendang ya?"
Benar saja, Seokjin langsung saja menendang tulang kering gadis itu. Pelan, oke? Dia juga tidak berniat untuk membuat cedera gadis itu.
"Hmm, jika aku kalah, aku akan menyerah memaksa kalian."
"Ini pertandingan antar kelas, oke? Jangan jadikan sebagai bahan taruhan!" Taehyung memperingati.
"Tidak masalah. Aku juga akan berusaha. Tunggu kemenanganku, oke?" Hyera bersiap untuk pergi.
"Kau mau kemana? Sebentar lagi akan dimulai." Tegur Jungkook begitu menyadari arah langkah Hyera yang berlawanan arah.
"Toilet. Kenapa? Mau ikut? Aku hanya sebentar."
Oh, Hyera benar-benar pergi dari sana.
Tanpa mereka sadar jika salah satu dari mereja juga melangkah pergi dari sana.
#
"Ah, sepertinya aku harus benar-benar memenangkan ini." Hyera menatap pantulan dirinya di cermin. "Kau pasti bisa, Hye!"
"Oh, ada murid kelas tanpa harapan?!"
Tanpa dilihatpun, Hyera sudah mengenal siapa pemilik suara itu. Baek Seojung dan teman-temannya yang baru saja memasuki kamar mandi.
"Bukannya kau akan bertanding ya? Kenapa masih disini?" Yeri ikut bersuara.
Eunha mendekat lalu memainkan rambut Hyera. "Lawanmu Gracia. Apa kau bisa mengalahkan atlet sekolah, Hye?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fiapeless Class [ COMPLETED ]
ספרות חובביםFiapeless Class adalah kelas 2-F yang terkenal sebagai kelas yang berisi siswa-siswa yang tidak memiliki harapan. Seluruh murid yang pernah menghuni peringkat 10 besar harus rela terdepak ke peringkat akhir. Ini adalah tentang bagaimana para penghun...