Chapter Thirty Two : Planning

3 2 0
                                    

Hoseok sepertinya mulai bosan dengan perang dingin yang terjadi antara Jimin dan Yoongi. Sejak kejadian di rumah sakit, kedua temannya itu sama sekali tidak menunjukkan interaksi yang berarti. Bahkan keduanya tampak saling menghindari. Misalnya saja pada jam olahraga. Biasanya Yoongi adalah relawan yang akan menawarkan diri untuk ke kantin, bersama Namjoon, Taehyung dan Jungkook. Mereka pergi ke kantin dan membeli minuman lalu membagikannya keempat teman mereka yang lain. Sekarang, Yoongi malah jadi orang pertama yang meninggalkan gedung olahraga dan berakhir di kelas dalam keadaan tidur.

Biasanya juga, Jimin menjadi orang pertama yang berteriak saat tiba di kelas. Menghampiri Hyera lalu mengganggunya dan sekalian mengusili Yoongi. Sekarang, Jimin menjadi orang yang paling diam. Jangankan membuat keributan, mengganggu Hyera saja sudah tidak pernah. Terlihat jelas jika si pemuda Park itu juga menghindari Hyera.

"Tugas kelompok kali ini kita kerjakan dimana?"

Setidaknya itulah harapan terakhir Hoseok untuk mempersatukan dua orang itu. Namun, hasil yang didapatkannya sama saja.

"Maaf, aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Jadi tugasnya aku kumpulkan dengan Hyera saja." Yoongi jadi orang pertama yang menolak ide Hoseok dan satu-satunya harapan hanya pada Jimin.

Jimin beranjak dari posisinya, mengambil ransel lalu melangkah keluar kelas. "Aku akan mengerjakannya di rumah saja lalu mengirimkannya kepada Namjoon."

Namjoon, Seokjin, dan Jungkook saling bertatapan lalu mengalihkan pandangan mereka pada Yoongi yang mulai beranjak dari posisinya dan melangkah keluar kelas.

"Hyer!" Seokjin berusara, memanggil Hyera yang sedang mengemaskan barang-barangnya. "Aku tidak tahan lagi melihat mereka seperti itu. Kapan berakhir?"

Hyera menghela nafas. Dia sendiri tidak tahu bagaimana caranya mendamaikan kedua orang itu. Padahal dia sudah meneror Chanyeol tapi sepertinya masih tidak ada jalan keluar untuk mendamaikan dua orang itu.

"Chanyeol dan Daniel selalu gagal membuat mereka bertemu. Ah, malam ini harus berakhir."

Gadis itu kembali membongkar isi ranselnya lalu mengeluarkan ponselnya. Mengetuk-ngetuk smartphone-nya sembarang sampai akhirnya sebuah nama muncul di layarnya.

"Aku tidak mau tahu, malam ini bawa mereka ke rumah Jungkook!"

Satu kalimat itu sudah cukup untuk mengakhiri panggilan. Tidak peduli apa respon penerima panggilan.

"Yak!"

Taehyung heran, kenapa laki-laki di sekitarnya ini hobi sekali memukul kepala Hyera? Namun karena tidak terlalu ambil pusing, pemilik rambut biru itu hanya membalikkan badannya untuk menatap Hyera yang sedang mengusap kepala.

"Kenapa rumahku?"

Jungkook atau pelaku pemukulan sekaligus korban tidak langsung, mengajukan protes. Dia sedikit tersentak ketika namanya disebut oleh gadis itu.

Hyera mengumpat pelan sebelum akhirnya memberi jawaban. "Seokjin bilang, rumahmu kosong hari ini. Ayah dan Ibu kalian sedang keluar kota untuk perjalanan bisnis."

"Kenapa tidak rumah Seokjin? Hoseok? Atau Namjoon?"

"Untuk rumah Kim bersaudara, rumah mereka sudah diketahui. Hoseok? Aku tidak pernah ke rumahnya."

"Lalu, memangnya kau pernah ke rumahku?"

Hyera menggeleng. "Sekalian. Lagipula Jimin itu temanmu. Memangnya dia menolak untuk datang ke rumahmu?"

"Tidak juga sih." Jungkook mengusap belakang kepalanya. Rasanya dia kalah argumen kali ini.

"Lalu, bagaimana dengan Yoongi?"

Fiapeless Class [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang