Chapter Thirty Five : I Say Thank You

3 2 0
                                    

Hyera mengikuti perintah yang diberikan Taehyung setelah dia menghubungi teman sekelasnnya itu. Setelah menyeret tubuh Yoongi ke dalam rumah, Hyera langsung membawa pemuda berkulit pucat itu ke kamar tamu yang ada di samping ruang musik. Kemudian berlari keluar, menuju kamar Yoongi lalu mengambil sembarang pakaian milik pemuda itu dan kembali lagi turun ke bawah untuk memaksa Yoongi mengganti pakaiannya yang basah.

Setelahnya lagi, Hyera langsung mendorong tubuh Yoongi agar berbaring dan memastikan suhu tubuh itu berkali-kali. Kemudian menutup tubuh itu dengan selimut tebal, menyalakan pemanas ruangan lalu berlari keluar untuk menelpon Taehyung dengan telepon rumah. Ah, bahkan dirinya sudah lupa untuk sekedar mengganti pakaiannya yang juga basah.

Sebenarnya Hyera tipe anak yang tidak terlalu ambil pusing, malah kelewat santai. Kepribadian utama yang sangat diketahui oleh seluruh teman-temannya. Dia bahkan sebisa mungkin untuk bertindak tenang saat ini walaupun perutnya semakin sakit karena terus menuntut untuk diisi oleh makanan. Dan entah kenapa, dari banyaknya orang yang dikenal, dia malah memutuskan untuk menghubungi Taehyung.

Hyera mengamati wajah Yoongi dengan lamat-lamat. Mata itu terpejam tapi mulutnya terus meracau. Memanggil nama kedua orang tuanya, meminta maaf dan menggumamkan kalimat-kalimat yang Hyera sendiri tidak mengerti.

"HYERA!!!"

Ah, itu suara Taehyung.

Kakinya melangkah cepat menuju pintu kamar yang terbuka kemudian berlari keluar menuju ruang tengah dimana Taehyung sedang berada dengan keadaan setengah basah.

"Tae," suaranya lirih namun tetap berhasil ditangkap oleh telinga Taehyung. "Yoongi terserang demam dan aku bingung."

Pemuda itu berlari cepat, hampir menubruk tubuh Hyera. "Hei, tenanglah! Dimana dia sekarang?"

Hyera hanya membalikkan badannya lalu menunjuk ke arah pintu yang terbuka. "Dia terus meracau, aku jadi takut."

"Tidak apa. Itu salah satu akibat dari demam. Ayo!"

Taehyung hanya bisa membiarkan gadis itu terus menarik ujung jaketnya bahkan saat mereka sampai di kamar. Matanya tertuju pada wajah Yoongi yang tampak lebih pucat dari biasanya. Dia akui, Yoongi benar-benar meracau disana.

"Kau juga istirahat. Aku akan membuatkan Yoongi bubur." Suruhnya sambil membawa tubuh Hyera ke arah sofa, mendudukkannya disana. "Panggil aku jika kau butuh sesuatu."

Seokjin menghela nafas lega kala mendapati mobilnya terparkir dengan aman tepat di depan rumah Hyera. Dia tadi sempat mengira mobilnya dibawa lari oleh seseorang walaupun Namjoon terus berkata jika mobilnya dibawa Taehyung.

"Salahmu meninggalkan kunci mobil di atas meja." Omel Namjoon yang langsung mendahului langkahnya memasuki rumah Hyera dan diikuti yang lain.

Keadaan rumah cukup hening saat mereka masuk ke dalam. Tidak ada tanda-tanda jika ada orang lain selain mereka disana. Sampai Jimin mendengar suara berisik dari arah dapur dan langsung melangkah kesana.

"Oi, Taehyung!" panggilnya ketika mendapati Taehyung yang baru saja menyalakan kompor. "Dimana Hyera?"

Taehyung menoleh lalu menghela nafas. "Syukurlah kalian datang. Dia ada di kamar sana." Jawabnya sambil menunjuk ke arah pintu yang sedikit terbuka.

"Syukur apanya? Harusnya katakan sesuatu. Kami sampai harus mencerna situasi." Jungkook mengomel dari arah belakang Jimin.

"Aku terlalu panik." Taehyung menjawab dengan senyum tipis. "Ah, Jung, tolong carikan obat penurun panas. Seingatku kau pernah menjelajahi rumah ini."

Jungkook mendengus sebal. Baginya kata menjelajahi dari Taehyung itu terdengar seperti ejekan untuknya. Sejujurnya itu terjadi saat pertama kali mereka mengunjungi rumah Hyera untuk mengerjakan tugas kelompok pertama mereka. Agaknya kata jelajah harus diganti dengan kata tersesat untuk tepatnya. Dia tersesat saat mencari kamar mandi dan memasuki seluruh ruangan di lantai satu kecuali ruang musik yang saat itu terkunci.

Fiapeless Class [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang