Bab 21•Terlambat...

1.1K 65 0
                                    

Kana mengerjapkan matanya, berusaha menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke dalam matanya.

Sehabis sholat subuh tadi, Kana malah tertidur. Tak biasanya ia begini. Biasanya, ia akan langsung menyiapkan peralatan untuk ke sekolah.

Ia mengecek ponselnya. Tak ada jawaban dari cowok itu, gumam Kana dalam hati.
Berikutnya, ia menarik nafas dalam-dalam lalu tersenyum.

"Itu gak penting."

Setelah mengucapkan kalimat itu, ia bangun dari tempat tidurnya, lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Dia sudah mandi subuh tadi, sebelum sholat subuh. Jadi, tak perlu mandi lagi untuk berangkat ke sekolah.

Setelah mencuci wajahnya, Kana mengambil baju seragam sekolahnya lalu memakainya. Menguncir rambut, lalu memakai bedak bayi, menurutnya sudah cukup untuk berangkat ke sekolah.

Ia memakai sepatunya, lalu keluar dari rumahnya. Tak lupa, mengunci pintu.

❣❣❣

"Hngggg.." erang seorang cowok yang masih terbaring di kasur nya. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas ketika sinar matahari masuk ke celah-celah matanya.

"Jam berapa sih ettda," gumamnya lalu membuka mata dan mencari keberadaan jam.

"DIDIIIII BANGUN!!!" Teriak seorang perempuan dari luar kamarnya. Cowok itu tersentak kaget lalu melihat ke arah pintu kamarnya. Seorang perempuan paruh baya menghampirinya sambil membawa sapu ditangannya.

"Kenapa Bun?" tanya Didi pada bundanya-Diana-

"Kenapa-kenapa, kamu tau gak sekarang udah jam berapa? Mau sekolah gak kamu?" Omel bundanya sambil berkacak pinggang.

"Tau, jam setengah enam? Ya Allah Bun masih subuh, sekolah juga belum dibuka gerbangnya. Masa iya Didi udah dateng? Nanti Didi disangka mau buka gerbang."

"Setengah enam bapak mu! Sekarang udah jam delapan bocah!!" teriak Diana.

"HAH? JAM DELAPAN?"

"IYA!"

"Kenapa di jam Didi jam setengah enam? Bunda cabut baterai nya ya?" tanya Didi sambil menunjuk jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya.

"Kamu lihat jarum jam kamu, jalan gak?" tanya Diana balik.

Didi menyipitkan matanya sambil melihat jarum jam, "Ka...gak," jawab Didi. Detik berikutnya, matanya melebar. Lalu ia berlari secepat kilat ke kamar mandi.

"MAAP BUNDAA DIDI LUPA KALAU JAMNYA MATI DARI KEMARIN PAGI," teriak Didi dari dalam kamar mandi.

❣❣❣

"PAKKK BUKAIN GERBANG DONG," teriak Didi kepada salah satu satpam sekolah.
Satpam itu mendongakkan kepalanya melihat siapa yang berteriak seperti itu.
Ia menggelengkan kepalanya.

Ia menaruh kopinya,"Tumben kamu, bukannya udah insap?"

"Yaaa pak, namanya juga manusia, tempat salah dan dosa," kata Didi sambil menunduk.

Ia mendongak lagi ketika tak ada suara yang menyahut,"Lah pak, mau bukain kagak?"

"Kalau saya gak mau gimana?" tanya satpam sekolah sambil meminum kopinya lagi.

La-Luna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang