Kana melihat ke sekeliling nya. Mencari makanan yang sudah 10 menit lalu ia inginkan, tetapi tak kunjung ada. Wajahnya masam, sekali-kali, ia menghentakkan kakinya kesal.
Berjalan mengelilingi Alfamart sudah ia lakukan kurang lebih tiga kali. Dia tidak sendiri, melainkan bersama Bimo yang sudah menunggunya di luar.
Cowok itu malas jika harus mengikuti Kana si gadis labil. Sudah ia beri saran untuk melupakan snack itu tetapi ia tidak mau. Tetap dengan pendiriannya untuk membeli snack tersebut. Padahal, Mas Alfamart sudah bilang; Snack nya habis.
"Arghhh, datang keajaiban kek, tiba-tiba ada gitu tuh snack."
"Ngomong ama siapa lo?" tanya seorang cowok. Kana menoleh, mendapati Dodo sedang menatapnya.
Cewek itu menyengir seperti kuda,"gak sama siapa-siapa, hehe."
"Gila, ngomong sendiri."
Refleks, Kana menjambak rambut Dodo kencang. Dodo terkejut bukan main. Cewek itu terlalu tiba-tiba menjambak rambutnya.
Tak mau kalah, Dodo menarik kunciran Kana. Kana makin kesal, sekarang rambutnya sudah tergerai. Dia makin mengencangkan jambakan tangannya pada rambut Dodo. Dodo mengaduh kesakitan, meminta Kana untuk melepaskan tangannya dari rambutnya.
Kana melepaskan tangannya dari rambut Dodo saat Dodo tiba-tiba menggeliting pinggangnya.
"Tangan lo bekas cebok, nanti bau rambut gue!" ucap Dodo.
"Eh, enak aja! Sok tau curut!" balas Kana.
"Bodoamat."
Kana tak memperdulikan Dodo, cewek itu berjalan mendekat ke arah kulkas Alfamart. Tangannya membuka kulkas tersebut, dan mengambil sebuah minuman yang kebetulan sisa satu.
"Ngapain ngikutin?" tanya Kana ketika mendapati Dodo sedang berdiri di belakangnya.
"Siapa yang ngikutin lo? Orang gue cuma mau gini." Dodo meraih semua rambut Kana. Ia satukan rambut tersebut, dan dikuncir dengan kunciran Kana yang tadi jatuh di lantai.
Kana terdiam, kaget dengan kegiatan Dodo barusan.
"Makasih," ucap Kana ketika Dodo selesai menguncir rambutnya.
Dodo mengangguk,"lo sama siapa disini?"
"Bimo," jawab Kana.
"Oh, abang tiri lo?" Kana mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Bimo barusan.
"Lo tau Didi dimana?" Alis Kana berkerut ketika mendengar pertanyaan tersebut. Wajahnya menunjukan kalau dia bingung dengan pertanyaan Dodo barusan.
"Kok nanya ke aku? Emangnya Didi gak ada di rumah?" tanya Kana balik.
"Udah beberapa hari terakhir, semenjak dia berantem sama Papah, dia gak pulang."
Kana tidak bisa bicara. Dirinya gak tau apa-apa soal masalah tersebut.
"Berantem? Kenapa?"
Dodo mengerutkan keningnya,"lo gak tau?"
"Tau apa?"
"Didi dijodohin."
Deg.
Seperti ada ribuan pisau menusuk hatinya. Kana terkejut ketika mendengar jawaban Dodo. Sekarang dia paham, dia paham kenapa Didi menjauh darinya. Dan jawaban Dodo tadilah jawabannya. Dijodohin.
"Jadi selama ini, Didi jauhin aku karena dia dijodohin?" tanya Kana pada Dodo.
"Sorry, gue kira lo tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
La-Luna (Selesai)
Ficção Adolescente[Fiksi Remaja] -- Alkana Febiola Alfarieta, gadis yang biasa disapa Kana adalah seorang gadis yang belum mengetahui kehidupannya yang sebenarnya. Gadis itu memiliki wajah cantik. Berkulit putih, hidung cukup mancung, bulu mata lentik, dan mata canti...