Bab 59•Berubah

515 28 0
                                    

Kana menatap penampilannya dari atas sampai bawah dicermin yang berada di hadapannya. Gadis itu mengerutkan alisnya, merasa berbeda dengan dirinya yang sekarang. Ya memang sudah jelas, sangat berbeda.

"PARAY! CANTIK BANGET LO KAYAK TETEH-TETEH KOREA!" teriakan heboh tersebut tidak lain berasal dari Cici. Mata gadis itu melongo, begitupun dengan Gea dan juga Bimo. Berbanding terbalik dengan Kana, matanya yang sudah sipit menjadi lebih sipit karena ia menyipitkan matanya.

"Teteh-teteh korea, anjir! Lo kalo ngomong absurd banget sih, sumpah!" celetuk Gea pada Cici dengan kekehannya.

"Lo bertiga tunggu sini ya, gue mau urus pembayarannya." Suara tersebut berasal dari Bimo. Cowok yang sudah terbengong selama kurang lebih 10 menitan, sekarang tersadar kalau dirinya belum membayar salon yang sudah mengubah Kana sekarang.

"Beda banget ya?" tanya Kana pada kedua sahabatnya. Cixi dan Gea mengangguk mantap.

"Aneh gak sih?" Sekarang gelengan mantap dari Cici dan Gea.

"Lo cantik, sumpah! Gue bilang apa tadi, kayak teteh-teteh korea!" heboh Cici.

"Berisik lo Ci!" Cici pun sontak menutup mulutnya dengan kedua tangannya ketika mendengar gertakan Gea.

"Hayo, udah selesai." Suara tersebut membuat Kana, Cici, dan Gea sontak menoleh ke arah asal suara. Bimo datang dengan tangan yang sibuk memasukkan dompet ke dalam saku celananya. Sedangkan Cici tersenyum puas karena bisa menatap Bimo dari jarak dekat.

"Hayo kemana?" tanya Cici pada Bimo.

"Ke KUA, mau?" jawab Bimo sambil mengedipkan sebelah matanya.

Kana yang melihat itu malas, pasalnya abang tirinya itu terus-terusan baperin sahabatnya.

"Hayo pulang," ajak Kana dan langsung diberi anggukan oleh Gea. Tak lama Bimo pun mengangguk lalu mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya.

Mereka semua meninggalkan salon, lalu menuju parkiran. Memasuki mobil lalu duduk di kursi yang sama seperti tadi berangkat.

"Lo semua udah nyiapin kostum buat besok?" tanya Bimo memulai percakapan. Kana, Cici, dan Gea kompak menepuk jidatnya masing-masing. Lupa akan acara pensi tahunan yang biasa diadakan setiap tahun.

"Lupa!" jawab Kana, Cici, dan Gea.

"Yaudah kalau gitu sekarang kita ke mall dulu, gimana?" tanya Bimo memberi saran.

"Yaelah Bim, lo kira gue bawa duit sekoper," balas Gea lalu diberi anggukan oleh Cici.

"Yaelah sayang, gausah mikirin duit. Gue sebagai calon masa depan lo udah siap naggung berapapun biaya nya." Kana menjitak kepala Bimo dengan keras, ketika Bimo berbicara seperti berusan.

"Baku hantam dulu sanah sama Fero!" kata Kana.

"Ehiya iya, ampun! Niat gue kan cuma bantu," kata Bimo. 

"Hayu gimana? Mau gak ke Mall dulu?" tanya Bimo lagi. Para gadis berpikir sebentar. Benar juga. Mumpung rezeki, pikir mereka.

"Boleh tuh, tapi bayarin ya?" tanya Cici dan diberi anggukan oleh Bimo.

———

Mulutnya tak henti-henti nya mengoceh memberi saran kepada Kana tentang gaun yang bagus. Cici. Gadis yang terkenal heboh jika soal Cogan, ternyata lebih heboh jika soal pakaian.

Kana memijit pelipisnya dengan kedua tangan yang penuh memegang beberapa gaun yang dipilihkan oleh Cici. Bimo terkekeh pelan melihat kelakuan adik tirinya bersama sahabatnya.

La-Luna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang