Bab 6 •Akhirnya tau.

1.7K 102 18
                                    

Mereka sudah sampai. Di depan rumah bernuansa abu abu, disertai pepohonan hijau. Rumah itu tidak terlalu besar, tetapi sejuk di pandang.

Setelah sampai, Kana turun dari mobil Dodo. Ya, mereka akan belajar bersama dimulai dari hari ini, dan setiap Kamis.

"Lo duduk dulu disini. Gue mau ganti baju. Nanti juga ada Bunda gue pasti kesini temenin lo," kata Dodo lalu berlalu meninggalkan Kana yang menunggunya di ruang tamu.

Disini, Kana hanya melihat pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Rapi, elegan. Itu yang muncul dikepalanya. Banyak bingkai Disertai foto disusun dengan rapi. Dan tak lupa, jam yang sama pun corak nya sangat pas dengan rumah ini.

"Hai, kamu Kana?" tanya seorang wanita yang sudah menginjak kepala empat kira kira. Kana dapat menyimpulkan kalau ia adalah ibu Dodo. Cantik. Dia jadi teringat ibunya yang sudah meninggal.

"I-iya tante." jawab Kana sambil tersenyum simpul.

"Yasudah, kamu mau ikut tante gak ke dapur? sekalian nunggu Dodo ganti baju aja," tanya Diana -ibu Dodo- sambil tersenyum kepada Kana. Lagi lagi, senyuman itu mengingatkan Kana dengan sosok seorang ibu.

"Boleh kok tan," jawab Kana.

"Yasudah ayo." Kana pun berjalan mengikuti Diana yang menuntun nya menuju dapur.

"Kamu teman Dodo?" tanya Diana saat sudah sampai dapur.

"Ha? iya tante. Teman belajar bareng aja kok," jawab Kana sambil tersenyum simpul.

"Teman hidup juga boleh kok, hehe," kata Diana sambil tersenyum sumringah pada Kana membuat pipi Kana memerah.

"Bundaaa," teriak seseorang dari jauh pada Diana.

"Iyaa apaa?" balas Diana juga tak kalah teriak.

"Kana sama mamah?" tanya Dodo. Ternyata dia lah yang memanggil Diana.

"Iya sama mamah. Kenapa emang nya?" tanya Diana saat melihat Dodo jalan mendekatinya.

"Dodo mau belajar bareng sama dia," kata Dodo lalu menarik tangan Kana untuk mengikutinya. Sedangkan Kana yang diperlakukan seperti itu hanya diam, tak berkutik.

"Hati hati Kana! Nanti diterkam! Hahaha," teriak Diana dari dalam dapur. Dodo yang mendengar nya pun mendengus kecil. Kebiasaan, mamahnya selalu saja begitu, kalau ia membawa seorang perempuan ke rumah.

"Belajar dikamar gue aja ya?" tanya Dodo pada Kana.

"Hah? Di kamar? Tap-tapi kan--"

"Tenang, gue gak bakal terkam lo kok," potong Dodo sebelum Kana melanjutkan jawabannya.

"Ehh? Yaudah deh," kata Kana lalu tersenyum malu.

Mereka pun pergi ke kamar Dodo. Saat sampai sana, Kana takjub dengan isi kamar tersebut. Rapi, sangat rapi malah. Jarang Kana melihat isi kamar cowok seperti ini. Kamar yang bernuansa putih hitam itu terlihat sangat cocok bagi Kana untuk seorang cowok seperti Dodo.

Tetapi mata Kana tiba tiba membulat,saat melihat kamar yang berhadapan dengan kamar Dodo. Bagaimana tidak? Kamar itu sangat berantakan. Berbanding terbalik dengan kamar Dodo. Selimut terletak dilantai, seprai terbuka dari kasur. Bahkan ada sampah sampah snack berserakan di lantai. Sungguh, ruangan tersebut sangat tidak pantas disebut kamar. Sebut saja gudang.

Dodo yang mengetahui perbedaan ekspresi Kana saat melihat kamar yang terletak disebrang kamarnya pun cepat memberitahu kamar siapa itu.
"Itu kamar kembaran gue. Didi," kata Dodo. Sedangkan Kana menatapnya tidak percaya, karna ia tidak tau bahwa Dodo mempunyai kembaran.

"Oh, kamu punya kembaran?" tanya Kana.

"Punya, bader orangnya," jawab Dodo. Jujur, sangat jujur.

"Lho? Bader?" tanya Kana tak percaya.

"Iya. Kerjaan nya cuma makan, tidur, minum, mandi, nafas, berantem, balapan. Papa gue aja pusing mau kasih tau dia kayak gimana lagi." jawab Dodo. Kana yang mendengarnya hanya tertawa kecil. Tak menyangka cowok itu akan membongkar aib kembarannya.

"Kok kita jadi di depan pintu sih? Masuk aja, gapapa kok," kata Dodo yang baru menyadari dia dan Kana hanya berdiri di depan pintu.

"Eh? I-iya-iya," ucap Kana lalu masuk ke dalam kamar cowok tersebut.

Setelah sampai di kamar, Kana baru menyadari satu hal.
"Yang waktu itu nabrak ibu-ibu emangnya bukan kamu?" tanya Kana pada Dodo yang sedang menaruh laptop nya.

"Bukan, kembaran gue," jawab Dodo, mengingat kejadian itu, membuat Kana malu.

"Maaf. Aku gak tau kamu punya kembaran," kata Kana sambil menduduk, menahan malunya karena sudah menuduh Dodo waktu itu.

"Selow aja," kata Dodo sambil tersenyum pada Kana.

Ada yang menarik dari senyuman itu. Sangat hangat. Dan Kana suka.

[][][][]

La-Luna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang