Bab 16 •Jalan

1.5K 85 7
                                    

|•Happy reading❣, semoga suka•|

❣❣❣

Waktu sudah menunjukan pukul 05.30. Matahari sudah memancarkan sinarnya. Menerangi bumi dan seisinya. Menyelusup masuk melalui jendela kamar seorang cowok yang sedang melamun.

"Bangun!" ujar seorang cowok yang baru saja memasuki kamar kembarannya yang sedang melamun.

Cowok itu menoleh, melihat orang yang berujar itu, "Udah bangun." kata cowok yang sedang melamun, yaitu Didi.

"Pagi-pagi ngelamun lo, kesambet baru tau rasa!" ujar Dodo, orang yang memasuki kamar Didi. Didi yang mendengar kata-kata Dodo barusan pun menghela nafas lalu membuangnya kasar.

"Lo gak tau apa yang gue rasain!" ucap Didi sambil menatap tajam ke arah Dodo.

"Gue tau! Gue juga ngerasain apa yang Lo rasain! Tapi gausah lebay juga dong! Lo cowok!" kata Dodo kesal lalu melempar handuk kepada Didi memberi kode supaya kembarannya itu bergegas mandi.

Dengan sigap, Didi menangkap handuk itu lalu berdiri dari tempat tidur nya, dan berjalan memasuki kamar mandi dengan pandangan kosong nya.

"Lo gak perlu gue tungguin sampai selesai mandi kan?" Teriak Dodo dari luar kamar mandi.

"Sono Lo pergi! Bego dasar! Lo kira gue anak kecil yang mandi aja ditungguin!" Dodo yang mendengar itu terkekeh kecil. Ternyata Didi yang terkenal nakal, Bader, bangun tidur saja harus dibangunin.


❣❣❣❣❣

Hari ini, kelas Didi akan melaksanakan ulangan harian Matematika. Sudah pasti akan membuat murid-murid mumet akibat soal yang tidak dimengerti nya. Didi contohnya. Sekarang ia sedang mengetuk-ngetuk kan pulpen nya ke meja. Memberi kode kepada sahabat nya untuk memberi tahu jawaban dari semua soal yang dia tidak mengerti.

"Sssttttt Den--" Belum sempat Didi melanjutkan ucapannya, tetapi Deni sudah menoleh duluan ke arah nya. Peka sekali memang.

Deni menaikkan satu alisnya memberi tanda ia sedang bertanya 'Kenapa?'

"Jawaban No 1,2,3,6,8,9,10 apa?" tanya Didi dengan suara seperti berbisik-bisik.

"Gue juga belom anjing, cuma nomer 4 sama 7 yang udah." kata Deni sambil menyengir seperti kuda. Mendengar jawaban Deni, Didi mendesah pelan. Jalan satu-satunya sekarang Fero. Tapi ia juga tidak yakin kalau sahabatnya yang satu itu udah.

"Ssttt sssstttttt!!!!"

"Muncrat goblok! Biasa aja dong!" ketus orang yang di sebelah Didi. Sedangkan Didi yang mendengarnya hanya memutar bola mata nya.

"Woi Fero." panggil Didi pada Fero yang sedang fokus menulis sesuatu di lembar jawabannya.

"Ngapa?" sahut Fero dengan suara pelan.

"Liat jawaban gue, Lo udah kan?" Tanya Didi

"Boro-boro anjer!" kata Fero lalu terkekeh.

"Itu lu nulis apaan dari tadi?" tanya Fero sambil menunjuk lembar jawaban Fero.

"Ini?" tanya Fero sambil menunjukan lembar jawabannya yang penuh dengan gambar spongebob.

La-Luna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang