Bab 20 •Lidah buaya

1.3K 61 13
                                    

Kana terkejut ketika seorang pria paruh baya menghampirinya lalu berniat untuk mengantarnya pulang. Ia sudah menolak, tetapi pria itu kekeuh dalam pendiriannya.

Pria itu bilang, "Saya gak bisa tinggalin neng disini sendirian, kalau saya melakukan hal tersebut mungkin saya sudah dipecat," kata pria itu ketika Kana menyuruhnya untuk pulang saja.

"Siapa yang menyuruh bapak?" tanya Kana bingung.

Pria itu tersenyum kepada Kana, "Cowok seumuran neng, Ganteng, putih, tinggi, keren. Dan dia barusan duduk di cafe berdua dengan neng," kata Pria paruh baya tersebut.

Kana melebarkan matanya, terkejut dengan penjelasan Bapak paruh baya tersebut.
Dia tak menyangka jika Dodo menyuruh pria paruh baya itu untuk menjemputnya.

"Ayo neng saya antar," ajak pria paruh baya itu.

"Yaudah deh pak, saya juga gak ada pilihan lain," sahut Kana. Bapak itu yang mendengarnya pun tersenyum senang lalu mempersilahkan Kana untuk masuk ke mobil.

Selesai mengantarkan Kana pulang dengan selamat, sehat wal'afiat. Sebuah dering ponsel masuk terdengar dari ponsel bapak paruh baya.

"Gimana pak? Kana udah diantar?"

"Udah den tenang saja, dia sehat sentosa sama saya."

"Alhamdulillah, yaudah pak terimakasih lho."

"Eh tunggu dulu den! Emangnya neng  cantik tadi siapa nya aden? Kok Aden terlihat peduli bangat sama dia?"

"Dia pacar Didi."

"Hah? Lhoo pacar Den Di---"

Tuutttt

Panggilan telepon diputuskan secara sepihak oleh Dodo yang di sebrang sana.

Pak Usman -pria paruh baya- mengernyit heran, "Saya kira neng tadi pacar den Dodo, ternyata Den Didi toh.. ga habis pikir.."

❣❣❣

1 Minggu kemudian...

Hari ini adalah hari dimana Dodo dan Kana harus mengikuti Olimpiade di salah satu universitas Bandung. Mereka berdua sudah siap dengan bekal ilmu pelajaran yang sudah tersimpan matang-matang di kepalanya.

Mereka sedang menunggu pak Budi -salah satu guru matematika- di SMA Triyasa.
Hari ini, janjinya Kana dan Dodo akan berangkat bareng Pak Budi dan Bu Aan menggunakan mobil pribadi milik Pak Budi.

10 menit berlalu, Pak Budi keluar dari ruangannya dengan kacamata yang setia bertengger di Batang hidungnya.

"Saya harap kalian berdua dapat menyelesaikan soal dengan baik," ucap Pak Budi sambil menepuk pundak Kana lalu bergantian dengan pundak Dodo. Dodo dan Kana hanya mengangguk sambil tersenyum membalas perkataan Pak Budi itu.

Setelah berbicara seperti itu, mereka semua memasuki mobil lalu berangkat menuju Universitas Negeri Bandung. Setelah sampai disana, semua peserta memasuki ruangannya yang akan dipakai untuk bertempur dengan ratusan soal matematika yang harus dikerjakannya dalam waktu tiga jam.

Mati saja lah jika saya begitu.

❣❣❣

Dilain tempat.
Tiga orang cowok, sedang berada disebuah tempat yang biasa mereka pakai untuk berkumpul bersama. Mereka sedang menunggu seseorang yang akan ikut berkumpul bersamanya. Deni sedang memakan kacang kulit yang baru saja dibelinya di Indomaret depan komplek, Didi sedang memainkan game diponselnya, dan Fero sedang menghitung seikat sapu lidi yang ada disana.

La-Luna (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang