01.Ajakan Mama

14.4K 293 6
                                    

Cla pov

Disinilah aku duduk termenung.
Di ruangan yang berhiaskan cat berwarna biru langit.
Aku sangat menyukainya.
Terkesan menenangkan ketika aku penat.
Aku memiliki keluarga yang harmonis.
Papa, Mama dan seorang adik perempuanku yang umur kami terpaut lumayan jauh berkisar 10 tahun.

Namaku Claretta Anandya Putri.
Diumurku yang sudah mencapai angka 28 aku masih sendiri.
Iya sendiri dalam artian single.
Aku bukan jomblo tapi aku single.
Aku sedang menunggu pangeranku datang melamarku.
Huah aku kembali berkhayal.

Bukan berarti tak ada lelaki yang mendekatiku.
Ada.
Tapi aku tak merasa, salah satu dari mereka jodohku.
Jangan kalian pikir aku sedang jual mahal.
Bukan.
Sebuah hubungan perlu kenyamanan.
Dan aku belum mendapatkannya dari mereka.
Hahaha aku meringis menertawakan diriku.

Hari ini adalah weekend.
Apa cuma aku yang membenci weekend.?
Haha terkesan lucu ya aku membencinya.
Namun apalah daya di akhir pekan ini aku semakin merutuki kesendirianku.

Hari ini kuhabiskan dengan bermalas-malasan di kamarku.
Mau gimana ?
Mau pergi, malas gk ada teman.
Temanku banyak, hanya saja sebagian dari mereka sudah memiliki pasangan bahkan sudah berumah tangga.
Gk mungkinkan aku mengganggu quality time mereka bersama pasangan dan keluarga.
Ah aku kembali merutuki kesendirianku.

Kulihat pintu mulai terbuka.
Berdiri wanita paruh baya yang biasa kupanggil mama.
"pantas saja kau masih sendiri Cla. Lihat jam segini kau masih bergelut dengan tempat tidur." ucap mama sambil berkacak pinggang di ambang pintu.

Aku mendengus kesal.

"ayo bangun. Cepat bersihkan dirimu. Setelah itu ikut mama." titahnya.

"mau kemana ma ? Cla di rumah aja." protesku.

"sampai kapan kau akan seperti ini? Pokoknya mama tunggu dibawah. Dalam setengah jam kau belum turun juga jangan salahkan mama akan menyeretmu." ucap mama dengan nada mengancam, dan berlalu.

Aku mendengus kembali.

"ah, jangan lupa berdandan yang cantik Cla." ucap mama kembali menampakkan wajah di balik pintu kamarku.

Aku melangkahkan kaki dengan malas.
Setelah selesai mandi dan berdandan ala kadarnya aku turun menemui mama yang asyik memainkan ponselnya.

Aku duduk disebelah mama.

"apa-apaan ini Cla !!!" teriak mama kaget.

"ada apa ma?" ucapku tak kalah kaget menatap mama bingung.

"lihat penampilanmu. Jeans, kaos oblong dan lihat kau tak merias wajahmu." jelas mama mendetail penampilanku.

"apa salahnya ma?" tanyaku seakan tak ada masalah. Ini adalah style ternyamanku.

"tidak. tidak. Kau haru mengganti pakaianmu." ucap mama menarik tanganku kembali ke kamar.

Mama membuka lemari pakaianku.
Dia tampak kesulitan memilih baju yang diinginkannya.

"udah dapat bajunya ma ?" tanyaku seraya tersenyum jahil.

"kau ini Cla. Cobalah sedikit memperhatikan penampilan. Pakaian yang kau punya tak ada satupun yang bisa mama pilih menjadi pakaian yang tepat kau pakai hari ini." gerutu mama sambil terus mengobrak-abrik pakaianku.

"mama gimana sih, Cla nyamannya pakai pakaian begituan." protesku.

"huh.... Tak mungkinkan kau memakai stelan kantor." desah mama putus asa.

"nah, ini. Coba kau pakai ini." ucap mama akhirnya menemukan sebuah dress dongker bunga-bunga.

"ah mama, gk ah." tolakku.

"ayolah Cla." bujuk mama.

Akhirnya aku mengalah.

"memangnya kita mau kemana sih ma?" tanyaku ketika mama merias wajahku.

"kamu tenang aja, mama gk kan menjerumuskan kamu kejalan yang gk bener kok." ucpa mama kemudian tersenyum memandangku.

"oke. Selesai." ucap mama.

Aku berdiri dan berbalik menatap tampilanku di depan kaca.
Aku terkejut.
"astaga mama. Ini terlalu mencolok." protesku ingin menghapus riasannya.

Mama langsung dengan sigap menahan tanganku dan menatapku tajam sambil menggelengkan kepala.
Kemudian mama menarik tanganku.

Kuambil tisu yang ada dimeja dengan sebelah tanganku yang lepas dari genggaman mama.
Sesekali ku usap wajahku pelan agar tak merusak mahakarya mama dengan jelas.

Sepanjang jalan aku terus bertanya-tanya dalam hati sebenarnya mama mau bawa aku kemana.

Kami berhenti disebuah rumah mewah.

"ini rumah siapa ma?" tanyaku mengamati rumah dihadapan kami.

"udah nanti kamu juga bakal tau, ayo turun." ajak mama.

Aku turun dan mengikuti langkah mama.
Kulihat banyak wanita paruh baya di dalan rumah ini.
Ah aku tersadar ini teman-teman arisan mama.
Aku menggerutu kesal.

"ayo Cla." panggil mama melihat langkahku terhenti.

Aku memajukan langkahku kearah mama.

"hai Karin." sapa tante Rose sambil memeluk mama dan cipika-cipiki.

"ah, ada Cla ternyata." sambut tante Rose menyadari keberadaanku lalu memelukku.

"halo tante, apa kabar?" sapaku.

"baik sayang. Kau sudah sangat dewasa sekarang dan cantik." puji tante Rose.

Aku tersenyum malu.

"kapan kau akan mengirimkan tante undangan pernikahanmu?" tanya tante Rose.

Astaga, pertanyaan itu. Pertanyaan yang selalu kuhindari.

"segera tante." jawabku tersenyum kecut.

"yasudahlah yok." ucap tante Rose membawaku bergabung dengan wanita parubaya lainnya.

Aku menyapa satu persatu mereka.

Lama sekali waktu berlalu.
Aku menggerutu sambil memainkan ponselku.
Untuk apa aku disini jika hanya mendengar ketawa-ketiwi dari mereka.

Akhirnya kami pulang juga.
"jangan lupa loh Fris, dikasih tau ya sama putramu." ucap mama sebelum akhirnya kami naik ke mobil .

Aku menatap mama heran.

"iya Karin. Sesegera mungkin kita atur pertemuan mereka. Aku juga tak sabar berbesan denganmu." jelas tante Friska.

Aku mengerti. Mama mengajakku ingin menunjukkan pada tante Friska gimana rupaku sekarang.
Dan dia ingin menjodohkanku pada putra tante Friska.

Oh my God. Ini jaman kapan. Teriakku dalam hati kesal.

Mama menyetir dengan tersenyum.

"apa maksdunya tadi ma?" tanyaku menyelidik.

"kamu sudah dengar sendiri Cla." jelas mama

Ah Tuhan lama-lama aku bisa gila melihat tingkah mamaku ini.

"mama menjodohkanku?" tanyaku memastikan, aku tau jika aku pura-pura tidak mengerti mama takkan percaya.

"ya begitulah." jawab mama santai.

"mama.....!!!" geramku kesal.

"sekarang aja kamu kesal Cla. Nanti kamu akan berterima kasih sama mama." ucap mama melirikku sekilas dan kembali tersenyum.

Aku terdiam kesal. Tak ada gunanya aku melawan mama. Karna ku tahu itu takkan bisa.

---------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang