Cla Pov
Pagi ini aku tak tau harus bersikap seperti apa dihadapan Alvaro.
Aku bingung....
Kulangkahkan kakiku menuruni anak tangga menuju ruang makan.
"Braga ganti mobil Cla?" tanya mama menyelidik ketika aku baru mendaratkan tubuhku di kursi.
Aku terkejut mendengar pertanyaan mama.
"mama apaan sih pagi-pagi udah kepo banget." sungutku.
"kamu gk usah ngalihin pembicaraan Cla." ucap mama.
"mama, udah sarapan aja dulu." ucap papa menyelematkanku, kulihat mama tampak kesal dan terdiam.
Buru-buru kuselesai sarapanku, kemudian berpamitan.
Aku sampai di depan kantor kulihat Dimas baru sampai juga.
"Dim." panggilku.
"eh, baru sampai juga Cla." ucap Dimas sambil menungguku.
Aku mengangguk.
"Gimana acara tadi malam." tanya Dimas.
Ya aku selalu cerita pada Dimas, karena dia salah satu sahabat yang membuatku nyaman menjadi diriku sendiri.
"Hancur Dim. Sumpah tadi malam itu seperti mimpi buruk." ucapku.
"oke... Sekarang kamu cerita pelan-pelan." ucap Dimas menurunkan emosiku mulai pecah.
Aku menceritakan semua kejadian tadi malam.
Sudah kubayangkan Dimas takkan percaya akan kejadian tadi malam.
Dia berulang kali menyela ceritaku untuk memastikan kembali.
"Serius cla ???" ucap Dimas kembali terkejut.
"Iya Dimas, aku juga heran mama aku tuh sampek hafal mobilnya Braga." ucapku.
"Wahh parah itu Cla. Mama kamu itu niat banget ngejodohin kalian...." ucap Dimas.
Tiba-tiba ponselku berbunyi.
"Bentar-bentar Dim." ucapku mengambil ponselku dari dalam tas.
Kulihat dilayar ponselku pak Alvaro memanggil.
"astaga, aku lupa kopi pak Alvaro Dim. Bentar ya." ucapku bergegas beranjak menuju ruangan pak Alvaro.
Sampai di depan ruangan Pak Alvaro aku berhenti sejenak mengahadap sekretarisnya.
"Pak Alvaro moodnya lagi baik atau buruk?" tanyaku hati-hati.
Sekretaris pak Alvafo hanya menggelengkan kepala.
Mati aku pikirku lalu berjalan hendak masuk
Perlahan kuketuk pintu ruangannya.
"masuk." ucapnya dingin.
Aku melangkah ragu.
"Pak, saya min......" ucapku takut-takut.
"kamu udah bosan kerja ?" tanyanya dengan pandangan tajam.
Aku tertunduk takut.
"maaf pak." ucapku pelan.
"oke saya maafin, dengan 1 syarat." ucap pak Alvaro.
"Syarat ???" tanyaku penasaran.
"Iya. 1 syarat." ucapnya sambil tersenyum seperti merencanakan sesuatu.
Aku mulai curiga melihatnya..
"Pilihannya kamu bisa menolak dengan catatan hari ini juga saya terima surat pengunduran diri dari kamu, atau kamu terima syarat ini." ucap pak Alvaro membuat aku terhenyak.
"oke... Apa syaratnya?" tanyaku.
" kamu ingat perkataan aku tadi malam bilang kalau kamu akan terikat sama aku. Jadi syaratnya, kamu jadi kekasihku." Ucap Pak alvaro berhasil membuatku sangat terkejut.
"Apa ??? Kekasih ?????" tanyaku memastikan.
"iya..." jawabnya santai.
"Bapak suka sama saya?" tanyaku spontan.
Lalu dia tertawa meremehkan pertanyaanku.
Aku semakin bingung.
"kamu jangan mimpi deh, kamu itu bukan wanita ideal buat disukai. Kalau bukan karna aku butuh status ini secepatnya aku gk akan bialng kamu jadi pacar saya." jelasnya membuat hatiku sakit mendengarnya.
"ohh.... Baguslah, saya juga gk mau bapak suka sama saya." ucapku menyembunyikan rasa sakit hatiku.
"ini semacam hubungan kontrak." ucapnya kemudian.
"kapan akan berakhir?" tanyaku penasaran sampai kapan sandiwara ini akan diperankan.
"sampai salah satu dari kita punya pasangan." ucapnya.
"oke. Saya setuju." ucapku bertekad secepatanya haru menemukan pasangan agar terlepas darinya.
"oke... Mulai hari ini kamu harus jaga sikap kamu jangan seperti wanita bar-bar. Aku gk mau orang gossipin aku punya pacar wanita bar-bar." ucap Alvaro.
Aku mendecihh...
"kita hanya terikat kontrak bukan hubungan sesunguhnya jadi jangan coba mengatur ." kesalku lalu beranjak meninggalkannya.
Kesal... Iya aku sangat kesal.
Aku kembali duduk dikursiku sambil memijit keningku yang mulai terasa sakit.
"ada apa Cla?" tanya Dimas memngejutkanku hingga aku tersentak.
"kamu buat kaget deh Dim." sungutku.
"eh... Maaf... Maaf.. Kamu kenapa sih?" tanya Dimas lagi.
"heh. . Gk pa-pa kok, aku cuma pusing aja nih lagi banyak pikiran." ucapku mencoba menyembunyikan masalahku.
"Gk mau crita ?" tanya Dimas
"lain kali ya Dim. " ucapku sambil nyengir.
"oke, kalau gitu nanti makan es krim yuk." ajak Dimas.
"mau.. Mau.." ucapku bersemangat.
"oke, sekarang kita kerja dulu ya." ucap Dimas lalu pergi.
---------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Now !!! (COMPLETED)
Любовные романыSegala cara sudah kulakukan namun tak kunjung juga aku mendapatkan jodoh. Apalagi cara yang akan kulakukan ? Dapatkah aku menemukan laki-laki impianku ? Aku ingin berteriak "Tolong tunjukkan jodohku saat ini Tuhan !!!" Menyimpan rasa ? Heh... Sudah...