06. Pertemuan Pertama dengan Putra

3.7K 181 0
                                    

Putra pov

Sudah seminggu lebih aku disini.
Dikota kelahiranku.
Setiap hari aku mendatangi tempat dimana kami sering kunjungi dulu.
Ya aku dan Cla.
Aku sangat merindukannya.
Namun aku tak berani untuk mendatanginya langsung.
Aku takut dia masih marah karna kepergianku tanpa kabar.

Aku termenung di sudut ruangan ini.
Sengaja mengambil tempat yang jarang dilalui semua orang.
Namun dari sini aku bisa mengamati kondisi seluruh di ruangan ini.

Kumainkan ponselku.
Cantik.
Ya dia tetap masih cantik seperti dulu.
Hanya saja saat ini dia tampak lebih dewasa.
Sesekali aku tersenyum melihat postingan Cla.

Melihat-lihat fotonya membuatku semakin merindukannya.
Aku mendesah pelan ketika kulihat instastory Cla berada disini.
Ditempat dimana aku berada.

Apa aku melewatkan mengamati ruangan ini.
Kuedarkan pandanganku mencari keberadaan Cla.
Pandanganku berlabuh pada wanita yang sedang tertawa bersama seorang laki-laki.
Dihadapannya tampak es krim rasa vanila kesukaannya.

Aku terus mengamatinya. Dia sangat cantik, pikirku.
Pandanganku terhenti, ketika kulihat dia kaget melihat keberadaanku.
Kualihkan pandanganku.
Aku tertunduk.
Aku merindukannya tapi belum berani menemuinya langsung.

-----------
Cla pov

Aku tak sabar akan pergi makan es krim.

"Dim. Gk lupakan." ucapku saat menghampiri meja Dimas.

"iya. iya. Bentar ya. Dikit lagi nih, nanggung." sahutnya sambil jarinya dengan lihai menari diatas keyboard .

"buruan dong. Ntar kita gk sempat lagi." ucapku tak sabar.

"iya. Ini udah selesai kok." katanya membereskan mejanya.

"yok." ajaknya.

Kusambut dengan gembira.

Disinilah kami. Tempat favoritku dulu.
Dengan segera kumakan es krim vanilaku.

"seneng banget Cla. Lupa tadi pagi situ manyun-manyun." ledek Dimas melihat ekspresi.

Aku tertawa.
"Thanks ya Dim." ucapku.

Dimas mengangguk sambil tersenyum membalas ucapanku.

Akhirnya aku tersadar.
Seketika aku was-was dengan tempat ini.
Kuamati seluruh tempat ini.

Deg.
Aku berjumpa tatap dengannya.
Dia disini.
Apa yang harus kulakukan.
Apa yang harus kukatakan nantinya.
Aku gelisah sambil mempercepat memakan es krimku.

"kenapa sih Cla?" tanya Dimas ketika melihat perubahan tingkahku.

"kita harus segera pergi dari sini Dim." ucapku setengah berbisik.

"kenapa? Baru sampai juga Cla." ucap Dimas semakin bingung.

"ntar aku jelasin. Udah yok." ucapku lalu menarik tangan Dimas.

Dimas mengikutiku dengan rasa penasarannya sambil memperhatikan ruangan ini sekilas.

Saat perjalanan ke kantor.
Aku hanya memandang keluar termenung.

"gk mau jelasin ada apa sebenarnya Cla?" tanya Dimas membuka pembicaraan.

Aku mengalihkan pandanganku menatap Dimas yang fokus menyetir.

"dia beneran kembali Dim." ucapku

"siapa Cla?" tanya Dimas sambil mengerutkan dahinya.

"Putra. Dia yang ninggalin aku 3 tahun yang lalu tanpa kabar." jelasku

Dimas menepikan mobilnya.
Dia menatapku yang sedang menundukkan kepala.

"aku kesal Dim. Kini dia kembali tapi aku merasa ada terbersit rindu dalam hatiku. Tapi aku takut. Aku takut dia akan meninggalkanku kembali. " lanjutku dan tanpa terasa air mataku jatuh.

Dimas menarik tubuhku dan memelukku.

"sudahlah Cla. Lupakan dia. Kau tak perlu menangisi lelaki sepertinya." ucap Dimas menenangkanku .

Setelah itu lama kami saling terdiam.

"udah bisa kita kembali ke kantor Cla?" tanya Dimas setelah melihatkan lebih tenang.

Aku mengangguk.

"Dim." panggilku ketika kami sudah ada di kantor.

Dia berbalik menatapku.

"makasih ya." ucapku sambil tersenyum.

Dimas membalas senyumanku dan mengacungkan jari jempolnya.

Aku bersyukur meskipun aku tak memiliki kekasih, tapi aku masih punya teman-teman yang peduli padaku.
Bersedia mendengar setiap keluh-kesahku.

Ponselku bergetar.

Rissa
Kenapa fotomu bisa ada di postingan Putra Cla ????

Jantungku berhenti sejenak.
Apa-apaan ini, pikirku.

Segera ku chek perkataan Rissa.

Benar.
Fotoku tadi ketika aku tertawa.
Meskipun foto ini siluet, namun jelas siapapun yang mengenalku tau itu fotoku.

Aku semakin gelisah.

"Cla." panggil Angel

Aku tersadar dari pikiranku.

"hm." jawabku menatap Angel.

"kamu sama Dimas dipanggil Pak Alvaro tuh. Keknya ada masalah dengan proposal kalian kemarin." jelas Angel.

What ??? Pak Alvaro ???
Tumben sekali dia mau berurusan dengan karyawan langsung.
Aku terheran.

"ayo Cla." ajak Dimas.

Aku beranjak menyusul Dimas.

--------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang