Cla Pov
Aku menemui mama Nadin.
"Cla, lama sekali. Mama udah selesai bertemu dokternya." ucap mama Nadin setelah melihat kedatanganku.
"em.. Maaf ya ma, tadi Cla ketemu temen. Jadi ngobrol eh... Lupa waktu." ucapku memberi alasan.
"yaudah yuk kita ke apotiknya dulu nebus resepnya." ajak mama Nadin.
"biar, Cla aja ma. Mama duduk disini aja dlu." ucapku mengambil resepnya." ucapku lalu berjalan kearah apotiknya.
Aku kembali duduk disamping mama Nadin karena harus mengantri.
Lama aku termenung.
"Cla...Cla..." panggil mama Nadin .
"eh.. Iya ma." ucapku sadar dari lamunanku.
"dipanggil tuh, resepnya udah selesai." ucap mama Nadin.
"oh.. Iya ma. Bentar ya." ucapku lalu bergegas mengambil obatnya.
"ini ma, udah selesai yuk." ucapku menyerahkan obatnya.
"ayok, Alvaro sudah menunggu kita di depan." ucap mama Nadin.
"Alvaro? Mau ngapain ma?" tanyaku bingung.
"iya Alvaro, dia mau ngajak kita makan siang katanya." ucap mama Nadin.
Aku mengangguk mengerti.
Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam menatap keluar, pikiranku terus berkelana pada Putra.
"Cla.... Ayo turun sudah sampai." ucap Alvaro menepuk bahuku.
"oh... Iya." jawabku segera turun.
Kami memesan makan siang.
Ketika menunggu pesanan kami datang kami berbincang, aku hanya menjawab dengan senyuman atau dengan jawaban pendek.
Aku tak bisa fokus.
"Cla, sejak kamu dari toilet tadi mama lihat kamu banyak melamun, kenapa ? Ada masalah?" tanya mama Nadin.
"em.. Gk kok ma. Cla baik-baik aja." bohongku.
"yakin?? Kalau ada sesuatu crita, mana tau mama bisa bantu." ucap mama meyakinkanku.
"Cla baik-baik aja kok ma." ucapku meyakinkan mama.
Untung pesanan kami datang.
Kami makan dengan tenang.
Kami sudah mengantarkan mama pulang.
"aku anterin kamu pulang ya." ucap Alvaro.
"turunin aku di depan aja Al." ucapku.
Dia menatapku bingung.
"kenapa??" tanyanya.
"aku mau singgah makan es krim dulu." jawabku.
Tanpa menjawab Alvaro langsung menuju kedai tempat aku makan es krim biasanya.
"Al. Kamu gk perlu nganterin. Aku bisa naik taksi." protesku.
Dia hanya menjawab dengan senyuman.
Tak berapa lama kemudian kami sampai.
"makasih ya." ucapku lalu keluar.
Kulihat Alvaro ikut turun.
"kamu ngapain ?" tanyaku heran.
"nemenin kamu." jawabnya santai.
"Al. Aku lagi pengen sendiri. Kamu balik aja ya." ucapku lembut.
Bukan mengikuti ucapanku tapi Alvaro malah menarikku masuk.
Dia mendudukkanku pada sebuah kursi disudut ruangan ini, kemudian dia beranjak ke meja yang lain.
Aku masih memandangnya bingung.
Dia hanya tersenyum lalu memanggil pelayannya.
Kulihat dia memesan.
Aneh.. Pikirku lalu seorang pelayan menghampiriku .
Lama aku termenung. Sesekali aku teringat akan keberadaan Alvaro. Dia sibuk dengan ponselnya.
"Cla, aku baru dapat kabar. Hari ini Putra akan dibawa berobat ke luar negri." (Rissa)
Sontak aku berdiri dan bergegas keluar.
Alvaro melihatku pergi mengejarku.
"ada apa Cla?" tanya Alvaro ketika berhasil menyusulku.
"tolong antar aku Al." ucapku khawatir.
"iya, ayo aku antar. Kemana?" tanya Alvaro mencoba menenangkanku.
Aku memberitahu tujuanku.
Sampai di parkiran, aku langsung berlari masuk.
Aku berlari menuju ruangan Putra dirawat.
Kosong.
Iya saat ini kulihat ruangan itu kosong.
Aku menuju ruang perawat yang sedang jaga.
"sus, saya mau tanya pasien yang bernama Putra dimana??" tanyaku tergesa-gesa.
"oh.. Pasien baru saja dibawa pulang. Katanya mau dibawa berobat ketempat lain." ucap suster tersebut .
Aku semakin kalap mendengarnya.
Segera aku menelpon Rissa.
Alvaro terus menatapku dan mengikutiku dengan penasaran.
"Hallo Riss. Gimana?? Putra dimana sekarang?" tanyaku tak sabaran.
"Cla. Kamu kebandara sekarang." saran Rissa.
Aku lalu berlari keluar. Alvaro masih mengejarku.
Sampai diluar aku melihat kekanan dan kekiri tak ada taksi. Lalu aku melihat Alvaro .
Dia mengisyaratkan untuk masuk ke mobilnya.
"ke bandara Al." ucapku mengomando.
Setelah kami sampai lagi-lagi aku keluar tak menghiraukan Alvaro.
Aku mencari ke sana kemari.
Hingga akhirnya pandanganku berhenti pada saat aku melihat Putra.
Aku bergerak mendekatinya.
"Cla." ucap Putra setelah melihat kedatanganku.
Putra duduk dikursi roda.
Air mataku jatuh tak tertahan.
Aku memeluknya.
Aku menangis hampir terisak.
"Aku udah tau. Mama udah cerita semua. Maaf, maaf karena aku gk pernah berani cerita sama kamu." ucap Putra.
Aku menggeleng.
"Gk Put, harusnya aku yang minta maaf. Maafin aku." ucapku.
"Cla. Aku gk mau lihat kamu nangis. Udah dong." ucap Putra menghapus air mataku.
"aku akan kembali. Aku akan sembuh untukmu Cla. Aku harap kamu masih menjadi Cla yang dulu. " ucap Putra.
"Kamu harus sembuh Put." isakku.
Tak berapa lama kemudian Putra pergi meninggalkanku.
Aku tersungkur masih tetap menangis.
Alvaro membantuku berdiri, dia memapahku untuk duduk dikursi.
Aku masih menangis.
---------------------------------------

KAMU SEDANG MEMBACA
Please Now !!! (COMPLETED)
RomanceSegala cara sudah kulakukan namun tak kunjung juga aku mendapatkan jodoh. Apalagi cara yang akan kulakukan ? Dapatkah aku menemukan laki-laki impianku ? Aku ingin berteriak "Tolong tunjukkan jodohku saat ini Tuhan !!!" Menyimpan rasa ? Heh... Sudah...