24. Hari Pertama

2.9K 154 2
                                    

Cla pov

Aku tidak sabar menunggu jam makan siang.

Berulang kali kulirik jam tanganku.

"lama banget sih jam ini berlalu." kesalku.

Sungguh aku tak bisa berkonsentrasi, aku ingin segera menghilangkan kepenatanku dengan memakan es krim.

Akhirnya jam makan siang datang juga.

Segera aku bergerak ketempat Dimas.

"yukk." seruku saat sampai dihadapan Dimas.

"woww.... Semangat amat Cla. Oke yuk.." ucapnya lalu menggandeng tanganku.

Kami melangkah sambil bercanda.

Saat sampai didepan lift kami berpapasan dengan Alvaro.

Aku langsung terhenti dan raut wajahkupun berubah.

Dimas menyapanya.

Aku membuang pandanganku yang saat ini aku tau dia sedang menatapku.

"mau makan siang ya??" tanya Alvaro.

"iya, pak. Bapak juga?" tanya Dimas.

Astaga aku tak sabar menghilang dari tempat ini.

"iya. Kebetulan saya sendiri, boleh saya bergabung?" tanya Alvaro .

Gila petaka apa lagi ini pikirku.

"ohh... Boleh pak. Tentu boleh. Iya kan Cla.?" ucap Dimas.

"tapi kan kita mau makan es krim Dim." protesku.

"es krim ??? " tanya Alvaro memandang aneh.

"iya Cla, tapi kan ada menu yang lain." jawab Dimas.

"takutnya gk sesuai selera pak Alvaro, kan itu kedai kecil." ucapku masih mencari alasan agar dia tak ikut.

"ohh. Tak masalah. Saya sih biasa makan dimana saja." ucap Alvaro.

"Oke.. Kalau gitu kita berangkat." ucap Dimas.

Alvaro tersenyum penuh kemenangan padaku.
Aku kesal. Kekesalan ku semakin berlipat ganda.

Kami memutuskan naik mobil Dimas saja.

Karna Dimas yang akan menyetir.

Kami memasuki kedai itu.

Alvaro mengambil posisi duduk disampingku.

Astaga..... Ini anak . Geramku.

Setelah selesai kami memesan kami saling bertatap.

"kok dilihat-lihat pak Alvaro sama kamu Cla cocok ya." goda Dimas.

Dimas.... jangan mancing sesuatu deh. Pikirku mulai khawatir.

Aku tersenyum kecut. Kemudian Alvaro memandangku seperti mengoreksi perkataan Dimas.

"kamu kok bisa ngomong gitu Dim?" tanya Alvaro menyelidik.

"heh... Maaf.. Maaf pak. Aku cuma bercanda kok." ucap Dimas mulai takut.

"kamu gk perlu minta maaf karna kamu gk salah. Kami memang berpacaran." ucap Alvaro

Shitttt.... Ini gila, aku dan Dimas sama-sama membelalakkan mata sambil menatap Alvaro setelah itu Dimas memandangku seakan minta kepastian.

Aku mengalihkan pandanganku.

"bapak, lagi buat acara ngeprank ya ??? Kayak-kayak yang lagi tenar itu." ucap Dimas mencoba bercanda.

"Gk. Saya serius." ucap Alvaro pasti.

Untung pesanan kami tiba.

"kita makan dulu deh..." potongku dari pembahasan ini.

"kau sangat sedikit makannya." ucap Alvaro menatapku.

"bukan urusanmu." kesalku.

"mulai sekarang itu menjadi urusanku." ucap Alvaro kemudian.

Aku memandangnya tak suka.

Dia menambah porsi makanku.

Begini caranya aku bisa dengan cepat menaikkan berat badan yang selama ini kujaga.

"makan." perintah Alvaro.

Kulihat Dimas terkikik melihatku.

Aku memakan hanya seperempat bagiannya saja.

"Aku sudah kenyang." ucapku.

"kamu bohong Cla." sahut Alvaro.

"aku benar-benar sudah kenyang Al." bantahku.

Dimas terkejut mendengarkan memanggil atasan kami ini dengan nama saja.

"kau wanita keras kepala, oke kali ini kamu boleh menang." ucapnya.

Aku mendengus kesal.

"sudah selesaikan semua, kita sebaiknya balik sebentar lagi jam makan siang habis." ucap Dimas mencairkan suasana.

Saat Dimas ingin membayar, dicegah Alvaro.

"Biar saya saja." ucap Alvaro.

"ah... Jadi gk enak saya pak." ucap Dimas.

"sesekali." ucap Alvaro.

Aku memandang keseluruh sudut ruangan ini. Tidak ada. Ya untung dia tidak ada.

"nyari Putra Cla?" tanya Dimas sambil menepuk pundakku.

"eh... Gk. Udah selesai. Yukk." ucapku lalu melangkah lebih dulu.

Bukk.. Aku bertabrakan dengan seseorang.

"kamu gk pa-pa Cla?" tanya orang yang menabrakku.

Aku terdiam.

Dimas segera merangkulku untuk menjauh.

Alvaro yang melihat kejadian itu bingung.

Sedangkan orang yang menabrakku tadi memandang kepergian kami hingga menghilang.

Sebelum masuk kemobil kami berhenti.

"kamu gk pa-pa kan Cla??" tanya Dimas.

"apa orang tadi menabrakmu cukup keras?" tanya Alvaro melihatku seperti terlihat lemas.

"aku gk pa-pa kok." ucapku lalu masuk kedalam mobil.

Aku tak seperti saat pergi tadi.

Saat ini aku terdiam menatap luar lewat jendela.

Tanpa sadar Dimas dan Alvaro terus memerhatikanku lewat kaca spion.

Kami memasuki perusahan.

"pulang kantor kamu nanti keruangan saya ya Cla." Ucap Pak Alvato Sebelum berpisah arah dengan kami.

Aku hanya mengangguk.

"cla... Udah dong..." ucap Dimas saat sampai ditempat dudukku.

"aku bingung Dim. Kenapa kehadirannya masih membuatku seperti ini." sesalku.

"Cla. Ada baiknya kalian selesain deh dulu masalah kalian biar gk begini terus." saran Dimas.

"aku juga pengen Dim, tapi aku belum siap." ucapku.

"Yaudah lupain itu. Sekarang kita balik kerja ya." ucap Dimas lalu kembali ketempat duduknya.

---------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang