12. Sapaan Putra

3K 164 0
                                    

Aku masih diam mematung.

Dia menarik kursi disebelah Rissa.

Meski aku memalingkan wajahku tapi aku masih bisa menangkap dia memandangku.

Ntah apa maksudnya sejenak dia memandangku lalu tersenyum.

"gk pa-pakan aku gabung di sini?" tanyanya kemudian.

Aku masih belum bisa mengontrol perasaanku.

"eh... Gk pa-pa kok." jawab Rissa gelagapan. Lalu dia tersenyum kembali.

Seketika suasana hening.

"kapan kau kembali ke Indo Put?" tanya Rissa memecah keheningan.

Iya, orang yang datang menghampiri kami adalah Putra.

Ntahlah aku memang lupa atau tidak keberadaan Putra ketika tadi aku mengajak Rissa kemari.

"beberapa minggu yang lalu. Dan aku berencana untuk stay di sini." ucapnya sesekali melirikku.

Aku mengalihkan pandanganku ke es krim dihadapanku.

Aku belum sanggup menatap dia.

Terasa perih sampai saat ini menatap wajahnya.

Rissa hanya menganggukkan kepala merespon ucapannya.

"apa kabar Cla?" ucapnya tiba-tiba padaku.

Aku tersentak.

Lidahku masih kelu.

Apa ini ? Dia menanyakan kabarku.

Aku sudah membaik setelah kepergiannya. Dan kenapa kini kau datang kembali, jeritku dlaam hati.

"baik." ucapanku yang lolos dari bibirku setelah pergulatan dalam pikiranku.

Aku belum juga memandangnya.

"syukurlah. Aku bahagia kalau gitu." ucapnya masih memandangku.

Bahagia ? Kau masih bisa bahagia sekarang setelah dulu kau hancurkan aku.

Kini aku mulai bisa menata perasaanku, kenapa kau datang kembali ?? Pikirku.

Aku mengecek ponselku.

"sepertinya sudah waktunya kita pergi Ris, yukk." ucapku secepatnya, lalu beranjak tanpa pamit pada Putra.

Rissa mengerti keadaan. Tanpa bertanya lebih dulu dia mengikutiku.

Dia pamit pada Putra. Putra menggangguk.

"Hati-hati Cla. Aku merindukanmu." seru Putra.

Aku menghentikan langkahku. Kukepalkan tanganku kuat.

Aku kesal.

Kenapa Putra bertingkah seperti ini.

Datang sesuka hati.
Pergi juga sesuka hati.
Memporak-porandakan perasaanku.
Membisikkan rindu ketika hatiku masih terluka.
Mengabaikanku ketika aku merasa rindu.
Inikah cinta?
Mengapa sesakit ini?
Hati ingin mendekat tapi raga dan logika menolak.
Untuk apa kembali jika membuka luka masa lalu?
Sekuat apapun aku,
Aku tetaplah wanita yang akan kalah dengan perasaan.
Haruskah aku terima kembali?

Diparkiran.
"Cla. Kau baik-baik sajakan ?" tanya Rissa.

Aku mulai meneteskan air mataku.

Rissa memelukku.

"kenapa Ris ?? Kenapa??" tanyaku pada Rissa.

Rissa menenangkanku dengan mengelus pundakku. Kemudian dia melepaskan pelukannya.

Dia menatapku lekat.
"kau harus kuat Cla. Aku yakin kau pasti bisa." ucap Rissa.

"yakinkan perasaamu, kalau dia datang membuatmu semakin terluka lupakan dia. Oke. " lanjut Rissa.

Aku mengangguk mengerti.

---------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang