34. Keluarga Alvaro.

2.6K 142 0
                                    

Cla Pov

Kami memasuki gedung tempat acaranya.

Ini adalah acara ulang tahun oma nya Alvaro.

Di sini sangat ramai.

"semua ini keluargamu?" tanyaku

Dia menggeleng.

"sebagian kolega, karena perusahaankan opa yang bangun jadi semenjak perusahaan berdiri setiap acara mereka diundang." jelas Alvaro.

Aku mengangguk mengerti.

Kami menghampiri mama Alvaro.

"eh... Kalian sudah sampai. Yukk kita temui oma." ucap Tante Nadin menggandengku.

"Halo oma. Selamat Ulang tahun ya." ucap Alvaro lalu memeluk wanita yang dipanggilnya oma.

"makasih Al, mana kado untuk oma?" tanya oma Al.

Alvaro menggaruk kepalanya karna dia tak membawa kado.

"kau selalu sengaja tak membawakan kado untuk oma." sungut oma Al.

"mama, mama tenang aja. Kali ini Al membawa kado spesial." ucap tante Nadin seakan mengisyaratkan kearahku.

"siapa yang hari ini kau bawa kepesta oma Al?" tanya oma Alvaro sambil mendekatiku.

"Dia calon istrinya Alvaro ma." jawab Tante Nadin.

Oma Alvaro berkenalan denganku dan memelukku.

"oma sangat senang hari ini kau membawa calon istrimu Al." ucap wanita tua itu.

"Nadin jauh lebih senang ma." timpal tante Nadin.

"baiklah kalian silahkan nikmati pestanya, oma mau bertemu tamu yang lain dulu." ucap Oma Alvaro lalu pergi.

"Cla, ikut tante yukk." ucap Tante Nadin masih menggandengku.

"Ma." protes Alvaro.

Aku menarik tangan Al agar ikut dengan kami.

"Halo semua, lagi bicarain apa sih." ucap tante Nadin pada sekelompok wanita paruh baya yang sedang ngumpul.

"eh.. Nadin." ucap salah seorang dari mereka.

"kenalinn.. Kenalin. Ini Claretta calon istrinya Alvaro." ucap Tante Nadin.

Aku berjabat tangan dengan mereka satu persatu dengan tersenyum ramah.

Aku menangkap ada 1 wanita yang memandangku tak suka.

"wahh. Cantik calon mantu kamu Nadin" puji salah satu dari mereka.

"sekarang sih boleh cantik, lihat aja nanti kalau sudah melahirkan." nyinyir wanita yang menatapku sinis tadi.

"mau sekarang, mau nanti setelah melahirkan atau sudah menua nanti Cla tetap mantu paling cantikku, karna anak laki-lakiku kan cuma satu." ucap Tante Nadin menanggapi ucapan wanita itu.

Kami semua tertawa mendengarnya.

"iya, bener juga kamu Din." ucap yang lainnya.

"kapan rencananya ngundang kita jadinya?" goda wanita yang lainnya.

"em........secepatnya." ucap tante Nadin agak ragu.

"yakinn ???? Secepatnya." ucap wanita yang sedari tadi tak senang itu.

"iya, yakin.." jawab Tante Nadin pasti.

" Yang aku tau ya, hubungan mereka kan baru. Dan aku gk percaya kalau sudah dekat, lihat sedari tadi cuma kamu jawab, nanti itu cuma obsesi kamu Din ." sambung wanita itu lagi.

Kulihat Alvaro ingin menengahi pembicaraan ini.

Kusentuh lengan Al.

"tante, semua yang mama Nadin ucapkan bener kok." ucapku menengahi dengan tenang.

Terlihat semua yang mendengarku terkejut, termasuk Alvaro dan tante Nadin. Aku tau mereka terkejut dengan panggilanku pada tante Nadin.

Perlahan senyum tante Nadin melebar.

"siapa bilang kita belum dekat. Kan yang ngejalani kita bukan tante. Buktinya hari ini tante-tante semua bisa lihat kita berdua pakai dress yang coraknya sama namun berbeda model. Sweet bangetkan mama Nadin" pujiku.

Aku memandang tante Nadin sambil tersenyum.

"wah.. Kamu buat kita ngiri Din. Aku aja yang udah punya mantu belum pernah buat begitu. Kamu sayang banget yang sama calon mantu kamu." ucap wanita yang berada disamping tante Nadin.

"tentu.." jawab Tante Nadin.

"semoga cepat ya datang kabar baiknya." ucap yang lain.

"amin.." jawab tante Nadin semangat.

"ma, makan dulu ya Al udah lapar." sungut Alvaro.

Setelah itu kami pamit pergi meninggalkan mereka.

"makasih ya Cla." ucap tante Nadin disela-sela kami makan.

"sama-sama tante, Cla juga senang kalau lihat tante senang." ucapku.

"No.. No... No.. Mulai sekarang kamu manggil Mama Nadin aja kek tadi. Mama seneng banget. Bolehkan Cla." ucap tante Nadin.

Aku terkejut. Tak kusangka tante Nadin akan memintaku memanggilnya mama .

Aku bingung, kulihat Al.

Dia mengangkat bahunya pasrah.

Akhirnya aku mengangguk.

Kulihat tante Nadin tersenyum lebar.

Kami hanyut di dalam pesta.

Entah apa yang terjadi, seketika mama Nadin terus merogoh tasnya.

Aku dan Alvaro yang berada disampingnya terkejut.

"mama Nadin kenapa?" tanyaku khawatir.

Kulihat keringat bercucuran di wajahnya.

"mama cari apa??" tanya Al mendekat.

Dia masih menghiraukan pertanyaan kami.

Al memegang kedua tangan mama Nadin.

"obat Al.. Obat..." ucap mama Nadin gemetar.

Obat apa pikirku.

Aku merangkul mama Nadin yang mulai goyah.

Al mengeluarkan isi tas mama Nadin.

"kita pulang sekarang." ucap Al.

----------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang