02.Kabar Kepulangan Putra

6.1K 230 2
                                    

Cla pov

Senin yang cerah.
Aku bangun dengan semangat.
Mengingat hari ini aku akan menyibukkan diri kembali dan melepas kekesalanku pada kesendirianku.

Kutatap kembali tampilanku di kaca.
Aku berputar ke kanan dan ke kiri.
Ah betapa cantiknya kau Claretta. Ucapku pada diriku sendiri sambil tersenyum.

kuraih tas kerjaku lalu bergegas turun.

"semangat sekali anak mama." sapa mama.

"ah setiap hari Cla juga begini ma." ucapku sambil duduk dan mengambil sarapanku.

"iya, setiap hari kecuali Sabtu dan Minggu." celetuk Gita adik perempuanku.

Kutatap sinis Gita.
Dia menjulurkan lidahnya.
Lalu kuabaikan dia agar tak semakin merusak moodku.
Mama hanya tersenyum memandang kami.
Sedangkan papa masih asyik dengan korannya.

"udah, buruan kak. Gita nanti telat loh." sungut Gita yang masih melihatku makan dengan santai.

Aku sengaja makan dengan santai karna tadi dia mengejekku. Kini giliranku membuat dia kesal.

"berangkat aja duluan kalau takut telat." ucapku santai sambil memakan sarapanku.

Kulihat dia semakin kesal, sambil menghentakkan kakinya.

"Cla. Ayo buruan. " ucap mama.

Kalau udah mama yang berbicara aku kalah.

"ayo." ajakku setelah merapikan semuanya.

Aku berpamitan dengan papa dan mama.
Gita mengikutiku dari belakang.

"kak. Kenalin dong Gita sama pacar kakak. Aku malu tau temen-temenku yang punya kakak sering pamerin pacar kakaknya. " ucap Gita saat diperjalanan.

Fiks. Moodku hancur.
Aku ingin marah pada Gita tapi apa daya dia adik semata wayangku.

Aku nyengir kuda menatapnya sekilas.

"ih, lucu sih kakak di ajak ngobrol cuma nyengir doang." ucap Gita.

"udah deh Git, kamu belajar yang baik biar nanti kamu masuk perguruan tinggi favorit. Kamu udah kelas 3 SMA sekarang jadi fokus ya." nasehatku.

Kemudian Gita turun setelah sampai di depan SMAnya.

Kuturunkan kaca mobilku.
"ingat Git. Belajar yang baik ya." seruku sambil tersenyum.
Kulihat Gita memanyunkan bibirnya.

Sampai di kantor.
Hah. Kalau tidak karna mengantar Gita mungkin aku baru berangkat.
Aku datang lebih pagi dari pada teman-teman yang lain.

Kupandang sekekeliling masih sepi.

Aku duduk di kursiku.
Sayup-sayup terdengar dengkuran.

Aku mengerutkan keningku dan mencoba fokus mendengar dari mana suara dengkutan itu berasal.

Astaga kulihat Dimas terlelap.

Kudekati dia.
"Dim." panggilku sambil menggoyangkan badannya.

Belum juga dia bangun.
Kubangunkan lagi dengan menambah volume suaraku.

Dia tersentak.
"eh. Cla. Udah datang ." ucapnya sambil mengusap wajahnya.

"kenapa bisa sampek ketiduran Dim? Dan seandainya kau lembur dan ketiduran pagi ini bukankah kemarin hari minggu." selidikku penasaran.

"eh.. Itu Cla." jawab Dimas ragu.

Aku semakin mengkerutkan dahiku.

"eh..." Dimas masih ragu.

"ayolah Dimas. Jangan mempermainkanku." desakku.

"sebenarnya. Hari Jumat kemarin aku mengecek file yang sudah kita kerjakan terkahir namun kulihat filenya hilang Cla."
Jelas Dimas

Seketika emosiku memuncak. Bagaimana bisa file yang akan dipresentasikan pada hari ini hilang.

"sudah benar-benar di chek satu persatu Dim?" tanyaku mencoba merendam amarahku.

"sudah Cla. Maafkan aku. Tapi aku sudah membuat ulang makanya semalaman aku begadang di kantor mengerjakannya. Kau tak usah khawatir Cla aku sudah selesai membuatnya ulang." jelas Dimas.

Aku menghembuskan nafas lega.

"Chek lah dulu Cla, mana tau masih ada yang kurang." ucapnya menyingkir dari tempat duduknya mempersilahkan aku duduk.

Kuraih mouse komputer Dimas dan aku mulai membaca satu persatu.

Aku sempat terkagum. Pekerjaannya lebih baik dibanding ketika kami mengerjakannya bersama.
Aku memandang Dimas.

"ada yang kurang Cla?" tanya Dimas hati-hati.

Aku menatapnya datar, dia nampak khawatir.
"ini bahkan lebih bagus dari file yang hilang Dim, thanks ya." ucapku Kemudian tersenyum.

"ah... Syukurlah." ucapnya lega.

Hari ini berlalu dengan lancar.
Presentasi kami pun berjalan sukses dan menuai banyak pujian.
Ah.. Karierku semakin bersinar.

Aku pulang kerumah dengan bahagia.

Kubuka pintu. Kulihat mama dan papa duduk sambil menonton televisi.

"sore ma, sore pa." sapaku. Lalu dibalas papa dan mama.

"Cla keatas dulu ya." pamitku.

"iya sayang." jawab mama

Huah kamarku yang ternyaman. Pikirku.

Kuhempaskan badanku diatas kasur sambil merilekskan badanku dan menatap langit-langit kamarku.

Tak lama kemudian ponselku berbunyi.
Dengan malas aku berjalan kearah meja rias dimana aku meletakkan tasku tadi.

Kulihat layar ponselku. Rissa calling
"Hallo Ris." jawabku.

"Hallo Cla. Udah lihat Instagram belum?" tanya Rissa.

"belum nih. Ada apa?" tanyaku balik dengan santai.

"oh my God Cla. Buruan lihat deh. Aku yakin kau pasti terkejut." seru Rissa membara.

"aduh riss. Sebenarnya niatmu mau bilang apa sih. Bilang aja langsung kenapa ." ucapku

"Cla. Coba cek instagram Putra." ucapnya.

Deg.
Mendengar nama Putra aku terdiam.

"hallo Cla. Kau masih bisa disana gk sih?" panggil Rissa karna aku tak menjawab.

"ada apa dengannya Ris?" tanyaku dingin.

"Dia kembali Cla. Dia di Indo sekarang. Tadi aku gk sengaja lihat postingannya." jelas Rissa.

Aku kembali terdiam.

"kau baik-baik saja kan Cla?" tanya Rissa kemudian.

Tiba-tiba aku tertawa.
Aku sengaja tertawa agar menutupi yang kurasakan saat ini. Perasaanku dalam sekejap tak karuan.

"kau tenang aja Ris. Aku udah move on kok." bohongku.

"huuuu. Aku lega Cla. Aku hanya ingin mengabari itu agar kau tak terkejut nantinya ketika kau bertemu dia." ucap Rissa

"thanks ya Ris." ucapku.

"oke Cla." Ucap Rissa lalu telpon kami terputus.

Aku duduk di pinggir kasurku.
Jariku sibuk membuka instagram.
Aku ingin mengecek perkataan Rissa tadi.

Aku masih fokus.
Aku membuka akun Putra.
Aku terdiam melihatnya.
Dia tersenyum.
Aku tau tempat dia berfoto tanpa dia tag lokasinya.
Itu rumahnya.

Ah kenapa dia harus kembali lagi sesalku dalam hati.
Aku tak tau apakah hatiku benar-benar sudah melepasnya atau belum.
Nyatanya saat ini aku kembali merindukannya.
Namun aku takut.
Aku takut dia akan pergi lagi.

Kututup layar ponselku lalu beranjak mandi.

---------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang