21. Acara Amal

2.7K 159 1
                                    

Cla pov

Pagi ini seperti biasa mamaku kalau sudah tentang usaha mereka mendekatkanku dengan Braga pasti semangat banget.

Aku tau meski acara kencanku dengan Braga akal-akalan mamanya Braga tapi aku tau persis ini kerja sama  antara mamanya dengan mamaku.

Buktinya pagi ini tanpa aku kabarin hari ini mau pergi sama Braga si mama bangunin aku pagi banget buat ngajakin perawatan tubuh.

"aduhh... Mama apaan sih." sungutku.

Mama menarik selimut yang baru kutarik menutupi wajahku dari paparan sinar matahari.

"ayo bangun Cla, kamu mau pergi sama Braga kan jadi hari ini kita ke salon dulu." ucap mama sambil menarik tanganku.

"ya ampun mama, Cla itu pergi sama Braga mau ke acara amal bukan mau fashion show." protesku terduduk.

"terserah mau ke acara apa, yang pentingkan kamunya mau pergi sama Braga, jadi kamu harus mempercantik diri." seru mama sambil berusaha menarikku lagi.

"mama, gk usah lebay deh." tolakku.

"mama lebay Cla, mama cuma peduli sama kamu." ucap mama.

"iya Cla tau, tapi Cla gk butuh itu ma." ucapku masih menolak ajakan mama.

Genggaman mama dilepas.

"sampai kapan sih kamu begini Cla ?? Sampai perawan tua?" ucap mama.

"mama...." ucapku.

"terserah deh, yaudah mama gk akan peduli lagi." ucap mama lalu beranjak pergi.

"ya si mama marah." ucapku mengejar mama.

"ma maaf deh, iya iya Cla mau ke ikut sama mama sekarang." ucapku ketika berhasil mengejar mama.

Kulihat senyumnya merekah.

"oke, sekarang kamu siap-siap ya." ucap mama bahagia.

"iya.." ucapku kembali kekamar.

"kalau bukan takut jadi anak durhaka aku gk akan mau." gerutuku.

Setelah hampir seharian ke salon terus belanja akhirnya kami kembali ke rumah.

Badanku terasa lelah, namun mama kembali dengan semangat menyuruhku untuk siap-siap sebelum Braga menjemput.

Aku udah protes ketika Braga ingin menjemput, aku bisa nyetir sendiri. Tapi dia bilang mama dia dan mamaku pasti gk ngizinin.

"wahhh ..... Anak mama cantik banget." ucap mama memujiku.

Terdengar ketukan dari pintu kamarku.

Sesaat kemudian terlihat Gita membuka pintu.

"Kak, Mas Braga udah dateng tuh." serunya.

"yaudah yukk." ajak mama.

Aku melangkah dengan malas.

"semangat dikit napa kak, lemes amat yang mau kencan." celutuk Gita.

"kakak gk lagi ingin berantem Git." ucapku menanggapi ucapan Gita.

"yeahhh. Siapa juga yang ngajak berantem. Aku itu cuma nasehati kakak, biar Mas Braga itu suka sama kakak." ucap Gita lalu berjalan pergi.

"ihh.. Gk usah sok tau kamu itu masih kecil Gita." seruku kesal.

Gita berjalan terus menghiraukanku.

Kini kami sampai di tempat acara amal yang mama Braga maksud.

"Ga, sampai berapa lama lagi kita disini ???" tanyaku karna udah beberapa menit kami menunggu kedatangan teman Braga dan Tania kekasih Braga.

Braga terlihat mencoba menghubungi mereka.

"sabar Cla. Sebentar lagi ya kita masuk. Kamu tunggu didalam mobil aja dlu." ucapnya.

Kulihat dia berbicara ditelpon. Beberapa saat kemudian Tania sampai diantar taksi dan seorang diri.

Mereka sejenak ngobrol, kemudian menghampiriku.

"yok Cla." ajak Braga.

"Hai Cla, maaf ya aku telat." sapa Tania saat aku keluar dari mobil.

"Hai Tan, gk pa-pa kok. Tapi kamu kok sendiri." tanyaku penasaran.

Tania dan Braga terlihat saling bertatap.

"eh.. Gini Cla. Sebelumnya kita minta maaf ya. Temen aku yang rencananya dikenalin sama kamu gk bisa datang. " jelas Braga.

"jadi.... " ucapku meminta kejelasan.

"Yauda kita masuk bertiga aja yukk." ajak Tania.

"maksud kalian aku nemenin kalian pacaran gitu." ucapku memastika keadaan saat ini.

"ya gk gitu juga Cla, didalam kan rame. Kita gk cuma bertiga." ucap Braga.

"tapi aku cuma kenal kalian berdua." ucapku mulai ragu.

"ayolah Cla. Kita gk bakal nyuekin kamu kok." bujuk Tania.

"ya tetep aja pandangan orang aku bakal gangguin kalian berdua." protesku.

"ya kamu jangan mikirin pandangan orang ding Cla." ucap Braga.

"ya gk bisa gitu dong." tolakku lagi.

"aku pulang aja ya." lanjutku.

"jangan dong Cla, mama kita bisa marah kalau kamu pulang." cegah braga.

Sebuah mobil parkir disamping mobil Braga.

"Ga. " sapa pemilik mobil itu ketika sudah turun.

Aku belum melihat wajahnya namun aku tau itu suara siapa.

"hei Al. Ikut acara ini juga ?" ucap Braga .

"Iya, yaudah aku duluan ya." ucap pak Alvaro.

Aku berusaha mengalihkan pandanganku.

"aku pulang aja ya Ga, Tan." ucapku pelan.

" ehh.. Bentar. " ucap Braga menahanku.

"Al." panggil Braga.

"mati aku." ucapku dalam hati.

Pak Alvaro berbalik.

"Kamu sendiri.?" tanya Braga.

Dia menganggukkan kepala.

"Kamu mau gk bareng temen aku. Tadinya dia mau bareng Leo, cuma Leo tiba-tiba ada kerjaan. Kasihan dia gk ada temen." ucap Braga.

Pak Alvaro mengerutkan dahinya.

"boleh." ucapnya singkat.

"ini dia, kenalin Claretta." ucap Braga sambil menarik tanganku.

Kulihat Pak Alvaro terkejut.

Aku hanya bisa tersenyum malu menatapnya.

"ohh. Kamu, kalau dia aku kenal Ga." ucap pak Alvaro.

"kalian udah kenal, kenapa gk bilang dari tadi Cla." ucap Braga.

"Pak Alvaro itu atasan aku di kantor Braga." ucapku sedikit pelan.

"ohh ya ?? Jadi gk pa-pa nih Al??" ucap Braga setelah mendengar ucapanku.

"nyantai aja kali. Yukk." ucapnya berjalan kembali.

--------------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang