29. Pemikiran VS Kenyataan

2.7K 151 0
                                    

Cla Pov

Aku sampai ditempat kami ingin bertemu.

Braga belum terlihat.

Dia belum sampai.

Aku mengambil tempat yang dipojokan.

Tak berapa lama kemudian Braga datang.

"Hai Cla." sapanya.

"lama amat sih." gerutuku.

"hehe, maaf. Kamu sih ngajak ketemuannya tiba-tiba." alasan Braga.

"okey lupakan. Gini ya Ga maksud aku ngajak ketemu tiba-tiba gini. Sebenarnya ........" aku menceritakan semuanya pada Braga.

"serius kamu Cla??" tanya Braga sambil tersenyum sumringah.

"iya Ga. Kamu kok malah senyum-senyum gitu sih ." kesalku melihat ekspresi Braga.

"aku seneng banget tau Cla. Ini berita baik." ucap Braga masih tersenyum lebar.

"berita baik ?? Ga kamu jangan bercanda deh ." ucapku masih mengira Braga bercanda.

"aku serius. Dengan begini usaha perjodohan antara aku dan kamu bisa selesai." ucap Braga.

"kamu sih untung, aku mah buntung. Selesai masalah kamu sekarang aku terjerat sama Alvaro." kesalku mengetahui alasan Braga dari tadi senyum-senyum.

"maaf... Maaf deh Cla. Tapi Alvaro itu orang yang baik loh Cla. Coba deh serius sama dia." ucap Braga.

"baik apanya." ucapku mengingat segala tingkahnya.

"trus, apa kamu bilang. Coba serius sama dia? Ga, kamu kan tadi udah dengar kita cuma pura-pura." ucapku lagi melanjutkan ucapanku tadi.

"untuk apa Alvaro nyuruh kamu pura-pura jadi kekasihnya? Kek itu akal-akalan dia karna gengsi bilang suka sama kamu Cla, habis kamu galak banget sih." jelas Braga.

"masak iya sih?" tanyaku tak percaya, namun aku juga baru sadar untuk apa dia minta aku jadi pacar pura-puranya.

"iya loh Cla, kamu makanya jangan jutek-jutek amat deh. " nasehat Braga.

"ya mau gimana, dari dulu aku udah begini." protesku.

"Cla, seseorang itu bisa berubah kok." ucap Braga.

"oke itu urusan belakangan deh, yang terpenting sekarang gimana ngomongnya sama mama kamu, trus mama aku juga pasti udah siap-siap nih buat nyerang aku." ucapku khawatir.

"kalau soal itu, gini aja deh. Kita gk bisa nunda lagi buat jujur sama mama kita masing-masing. Sekarang aku anterin kamu pulang trus nanti pulang kamu kerja kita kerumahku ngejelasin semuanya sama mamaku. Gimana ? Setuju ?" usul Braga.

"oke, aku setuju. Yaudah yukk." ajakku.

Sepanjang perjalanan aku terus dirundung rasa was-was.

Kami masuk kedalam rumahku.

Kupersilahkan Braga untuk duduk dulu.

Kucari keberadaan mama.

Ahk... Mama ada di dapur.

"ma." panggilku.

"kamu udah pulang Cla. Syukurlah sekarang mama ingin penjelasan dari kamu." ucap mama mendekatiku.

"sabar mama, sekarang mama ikut Cla." ucapku menuntun mama keruang depan.

"eh.. Ada nak Braga." ucap mama ketika melihat Braga.

"iya Tante. " ucap Braga menyalam mama.

"ada apa nak Braga pagi-pagi udah kemari?" tanya mama.

"Gini tante, sebenarnya Braga sama Cla mau jelasin tentang rencana perjodohan kami. Kami mau membatalkannya tante karna kita udah punya pasangan masing-masing." jelas Braga.

"oh.. Apa ini karna kamu ketauan sama laki-laki yang ngangkat telpon kamu.?" tanya mama menatapku dengan raut wajah serius.

Aku menggelengkan kepalaku.

"em... Bukan tante. Bukan karna itu, sebenarnya Braga duluan yang punya pasangan. Namun kita putusin buat ngestau tante dan mama saya kalau kita sama-sama udah punya pasangan." jelas Braga lagi.

"jadi.... Mama kamu udah tau?" tanya mamaku pada Braga.

"hari ini juga rencananya, saya sama Cla bakal ngomong sama mama saya Tante. Dan saya juga sebenarnya udah berencana ngelamar kekasih saya, cuma nunggu urusan perjodohan ini selesai." ucap Braga.

"serius kamu Ga??" tanyaku terkejut.

Braga mengangguk.

"yaudah deh, kalau itu keputusan kalian. Cuma Cla mama belum percaya sama lelaki yang kamu bilang pasangan kamu itu." ucap mama menatapku.

Aku tertunduk, aku tak tau berkata akan berkata apa.

"Tante tenang aja, Braga berteman dengan kekasih Cla. Braga kenal dia anak yang baik." jelas Braga meyakinkan mamaku.

"benarkah ??" tanya mama memastikan.

"iya tante, trus spesialnya tante laki-laki itu atasan sekaligus pemilik perusahaan tempat  Cla bekerja." tambah Braga.

Aku hanya terdiam.

"wuahh... Berita baik ini. Cla mama ingin segera ketemu sama kekasih kamu. Siapa namanya. Mama lupa, tadi pagi dia udah bilang. Aduh... Siapa ya." ucap mama antusias.

"Alvaro tante." jawab Braga.

"hah... Iya bener-bener. Pokoknya mama mau ketemu secepatnya." ucap mama senang.

"mama gk marah ???" tanyaku.

"buat apa mama marah, kalau toh akhirnya kamu punya pasangan. Kan tujuan mama itu ngejodohin kamu " jelas mama.

Aku menghela nafas.

Aku pamit siap-siap agar segera pergi ke kantor.

----------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang