33. Canggung

2.6K 146 0
                                    

Cla Pov

Setelah perlakuan Alvaro yang membuatku pusing kini pengakuannya yang menambah beban pikiranku.

Hari ini aku berangkat seperti biasa.

"Cla, lemes amat sih." ucap Dimas yang baru datang.

"eh.. Kamu udah datang Dim." ucapku.

"kamu bengong ya dari tadi makanya gk nyadar aku datang." Tebak Dimas.

"heh... Gk Dim.  Aku cuma mikirin sesuatu aja." ucapku.

"kenapa ?? Ada masalah??" tanya Dimas.

"em... Pertama aku mikirin sekarang Putra ada dimana dan aku juga penasaran kondisinya gimana karna postingan dia terakhir setelah janji ketemu sama aku yang batal itu , rumah sakit." ucapku mulai menjelaskan.

"Cla, udah deh. Berhenti mikirin masalah Putra." saran Dimas.

"aku pengen banget Dim, tapi aku juga pengen tahu kebenarannya." ucapku.

"oke, iya. Tadi kamu bilang pertama terus sekarang keduanya apa?" tanya Dimas lagi.

"kedua....kemarin Alvaro nyatain perasaannya sama aku " ucapku ragu

"benerkan dugaanku, si boss tuh suka sama kamu." ucap Dimas.

"kok kamu bilang gitu Dim?? Braga juga kmaren bilang gitu." tanyaku penasaran atas respon Dimas.

"Cla.... Cla.... Kamu aja yang kurang peka. Semua orang bisa lihat itu dari interaksi kalian. Terus asal kamu tau seisi kantor lagi gosipin kamu sama pak Alvaro tau." jelas Dimas.

"Ya itu aku udah tau Dim. Tapi permasalahannya, gimana sekarang ??? Aku bingung harus gimana." ucapku.

"kamu ikutin kata hati kamu." jawab Dimas.

"nahhh... Itu dia aku juga bingung." ucapku.

"astaga Claretta sayang, kalau sekarang kamu pasti bingung. Aku percaya itu. Jadi yang perlu kamu lakukan sekarang biarkan berjalan dulu, terus setelah semua meyakinkan hatimu baru ambil keputusan. Berpikirlah jernih." jelas Dimas.

"gitu ya." tanyaku memastikan.

Dimas menganggukkan kepala.

"makasih ya Dim." ucapku lalu tersenyum.

"nahhhh gitu dong, jangan sedih lagi. Aku balik ya. Mau kerja." ucap Dimas lalu pergi.

Aku menarik nafas lalu memulai pekerjaanku.

Kulihat ada pesan dari Alvaro.

"mama ngajak makan siang bareng." (Alvaro)

"Oke." (Me)

Astaga... Aku sudah membayangkan akan canggung ketika bertemu Alvaro, tapi ini ajakan Tante Nadin gimana mau nolak.

Jam makan siang pun tiba.

Aku berjalan menuju parkiran.

Tadi Alvaro mengabari dia sudah di parkiran.

Jantungku berdetak tak karuan.

Ini sungguh membuatku gugup, pikirku.

Kulihat dia menunggu di samping mobilnya.

"masuklah." ucapnya setelah itu dia masuk lebih dulu.

Sepanjang perjalanan ke tempat tujuan hanya lantunan musik yang terdengar.

Kami saling membisu.

Alvaro memarkirkan mobilnya.

Dia mengisyaratkan untukku mengikutinya.

Kulihat dari kejauhan Tante Nadin sudah menunggu.

"akhirnya kalian datang juga. Mama sampai bosan loh nungguin kalian berdua." ucap Tante Nadin lalu cipika-cipiki pada kami.

"iya maaf ma, kan baru dapat jam istirahat makan siang. Kita kan lagi kerja." jelas Alvaro.

"huh.. Kau ini kan pemilik perusahaan. Kan bisa bolos. Cla kan calon istrimu jadi boleh juga bolos." sungut mama.

"mama, harus profesional dong. Emangnya papa sering bolos ya makany mama nyaranin begitu?" goda Alvaro.

"hehe. Gk. Kamu itu memang mirip banget sama papa kamu. Jadi mama kangen." ucap mama sedih.

" eh.. Mama udah ah. Kita pesen makanannya dulu." ucap Alvaro mengalihkan pembicaraan.

Aku sedari tadi asik memerhatikan tingkah ibu dan anak ini.

Aku tersenyum melihat kedekatan mereka.

"kok senyum-senyum Cla?" tanya Alvaro.

Aku menggelengkan kepalaku lalu memusatkan perhatianku pada menu yang akan kupilih.

Kami makan dengan sesekali tante Nadin menggoda aku dan Alvaro.

Aku hanya tersenyum menanggapi setiap perkataannya.

"ohh iya, mama sampai lupa. Undangan mama untuk makan siang ini mau nyampein, kamu gk lupa kan Al besok hari apa?" tanya Tante Nadin.

"em... Ingat ma." jawab Alvaro

"bagus. Mama harap kamu besok bawa Cla ya. Mama bosen dengerin tante-tante kamu pamerin menantunya. Mama pengen ngenalin Cla sama mereka." ucap Tante Nadin dengan semangat.

Aku ikut tersenyum melihat Tante Nadin begitu bahagia.

"mama mau pamerin Cla gitu maksudny?? Mama Cla itu bukan barang." protes Alvaro.

"ih... Kamu ini gimana sih Al, maksud mama gk gitu ." sanggah mama.

"iya, tapi niat mama begitu " sahut Alvaro.

"udah Al, gk pa-pa kok. Aku ngerti maksud tante gk gitu. Mama aku juga sering begitu." ucapku menengahi perdebatan antara ibu dan anak itu.

"tuh... Kamu itu memang calon mantu idaman tante deh Cla." puji Tante Nadin.

Aku tersenyum menanggapinya.

Alvaro menghembuskan nafasnya kalah.

"oke, berarti Cla besok ikut kan. Kalau gitu mama hari ini shopping sama Cla. Bolehkan Al." ucap tante Nadin membuat aku dan Alvaro terkejut.

"bolehkan. Bolehkan... " ucap mama Alvaro lagi, karna Alvaro tak menjawab.

"terserah mama deh." ucap Alvaro mengalah.

"yeyy.... " sorak tante Nadin gembira.

Aku dan Alvaro bertukar pandang.

Alvaro mengangkat kedua bahunya mengisyaratkan pasrah.

Akhirnya kami berpisah, aku bersama Tante Nadin dan Alvaro balik ke kantor pulang sendiri.

----------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang