28. Bertemu kembali

2.6K 156 0
                                    

Cla Pov

Setelah kepergian Tante Nadin dan Lala aku memberikan Alvaro makan dan minum obat.

"kau tak makan?" tanyanya setelah dia siap meminum obatnya.

"nanti saja ." jawabku sambil membereskan tempat makanannya.

"sedari siang kulihat kau belum makan, pergilah makan dulu." ucap Al.

"aku tak lapar." jawabku kemudian.

"apa cuma kamu yang bisa maksa ???" tanya Al kemudian dengan lembut.

"iyaiya... Aku akan makan." ucapku lalu pergi.

Kini Al mulai menyadari cara mengatasi sifat keras kepalaku.

Aku berjalan kearah kantin.

Aku membeli makanan lalu duduk di tempat yang tersedia.

Aku memakannya dengan malas.

"kamu masih sama seperti yang dulu Cla, masih malas tiap makan." ucap seseorang membuatku terpaku mendengar suaranya.

Aku buru-buru menyelesaikan makanku.

"maaf, aku harus segera pergi." ucapku lalu berdiri.

Dia mencegahku.

"Cla. Aku minta maaf. Tolong duduklah sebentar." ucapnya.

Aku terdiam.

Aku tak tau harus pergi atau tetap disini mengitu perkataannya.

"Cla, please kali ini jangan menghindar." Ucap Putra.

Aku kembali duduk.

"Aku minta maaf. Aku tau aku salah waktu itu ninggalin kamu tiba-tiba. Tapi aku pergi bukan tanpa alasan Cla." ucapnya setelah beberapa saat kami terdiam.

Aku menatapnya tajam.

Aku merasa mataku mulai berair.

"waktu itu aku punya alasan yang gk bisa aku ceritain sama siapapun termasuk kamu." ucapnya lagi.

"dan sampai saat ini kamu juga gk bisa crita alasan kamu pergi tanpa kabar." ucapku mulai meluapkan emosiku.

"bukan gitu Cla." ucap Putra

"cukup Put, aku rasa pertemuan kita cukup sampai disini. Aku harap kamu gk usah menyapa aku lagi kalau kita ketemu. Anggap aja kita gk pernah kenal." ucapku lalu berdiri akan beranjak pergi.

Putra menahanku.

"oke, aku bakal jelasin semuanya. Tapi gk hari ini. Kita ketemu besok ditempat biasa sepulang kamu kantor." ucap Putra.

Aku melepaskan genggamannya pada lenganku.

"aku berharap kamu datang Cla. Aku bakal nungguin kamu." ucap Putra.

Aku berjalan terua meninggalkannya.

Air mataku semakin deras.

Aku menghapus air mataku setelah sampai di depan ruangan Al di rawat.

Aku masuk.

"kamu udah balik." ucap Alvaro, namun aku langsung melangkah masuk ke kamar mandi.

Aku membasuh wajahku.

Kutatap wajahku di cermin di depanku.

Mataku merah sembab.

Aku keluar dari kamar mandi sambil tertunduk dan langsung menuju sofa.

"Kamu kenapa Cla?" tanya Al heran melihat wajahku dan tingkahku.

"aku ngantuk, aku tidur dulu." ucapku tidur memunggunginya.

Kurasa Alvaro mendekat.

"are you okey ??" tanya Al setelah berada disampingku.

"iya, aku hanya mengantuk." ucapku tanpa memandangnya, entah kenapa aku masih menangis.

Alvaro tak percaya dia membalikkan tubuhku.

Dia terkejut melihatku.

Aku memunggunginya kembali.

Dia menarikku lagi agar menghadapnya.

"ada apa ??" tanyanya tegas.

"aku gk pa-pa." ucapku lalu menutup wajahku dan menangis sejadi-jadinya setelah aku menahannya sedari tadi.

Alvaro menarikku kedalam pelukannya

Aku menangis hingga terisak.

Setelah aku lebih tenang Alvaro melepas pelukannya .

"aku lelah Al, aku ingin tidur. Kau juga harus beristirahat." ucapKu merebahkan badanku kembali.

Alvaro mengikuti ucapanku.

Dia kembali ketempat tidurnya.

Sepanjang malam aku tak bisa tidur.

Ketika sudah pagi aku terbangun kulihat Al masih tertidur. Aku keluar sebentar mencari udara segar.

Kini aku bingung harus menjawab apa perihal tadi malam aku menangis.

Apa aku harus berbohong pikirku kemudian.

Aku tak ingin Alvaro tau masalahku dengan Putra.

Dia bukan siapa-siapaku selain kekasih pura-puraku.

Aku kembali kedalam ruangan Alvaro.

Kulihat dia sedang makan.

"kau dari mana saja?" tanyanya ketika melihatku masuk.

"keluar sebentar." ucapku lalu duduk disofa yang tak jauh darinya.

Aku menyalakan TV.

Kami saling terdiam.

"soal tadi malam kau ingin cerita ?" tanya Al.

"hm.." aku menatapnya pura-pura tak ingat.

"alasan kenapa kau menangis?" tanya Al memperjelas.

"ohh... Itu.  Itu karna... Tadi malam papa marah-marah waktu minta izin nginap jagain kamu. Maklum papa aku gk pernah marah jadinya aku sedih tadi malam." bohongku.

"ohh itu alasannya." ucap Alvaro.

"iya karna itu..." ucapku mengalihkan pandanganku.

"terus, kenapa mama kamu telpon nanyain kamu dimana , dan nanyain kenapa kamu gk pulang?" tanya Alvaro mulai membuka kebohonganku.

"kamu...." ucapku lalu mengambil ponselku.

Benar ada panggilan masuk dari mama.

"kamu bukan pembohong yang baik Cla." Ucap Al kemudian.

"kamu ngomong apa sama mamaku?" tanyaku khawatir Al bicara yang tidak kuharapkan pada mama.

"ya ngomong apa adanya." ucap Al santai.

"kamu gk bilang kan kalau kamu itu pacar aku." tanyaku mulai takut.

"mama kamu nanyak aku siapa, ya aku jawab sejujurnya dong. Aku tuh gk suka bohong." ucap Alvaro.

"Alvaro.....!!!!!!!" teriakku kesal.

Aku menelpon seseorang.

"Ga, gawat. Sekarang kita harus ketemu." ucapku setelah telponku diangkat Braga.

Aku meraih tasku lalu pergi meninggalkan Alvaro yang masih memandangku.

----------------------------------------







Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang