11. Tuntutan Mama

3.2K 172 0
                                    

Cla pov

"maafin mama tadi malam ya Cla." ucap mama pada saat sarapan pagi ini.

Aku mengerutkan dahiku.

"kenapa mama minta maaf sama Cla?" tanya bingung.

"iya. soalnya mama gk peka. Jadi buat kamu kesal tadi malam." jelas mama.

Ah. Kini giliranku yang merasa bersalah karna tingkahku tadi malam.

"si mama. Aku yang harusnya minta maaf ma. Karna jawab mama kasar." seruku.

"mama ngerti kok Cla. Kamu tadi malam itu lagi lelah. Tapi bener deh, mama penasaran gimana kencanmu dengan Braga tadi malam?" lanjut mama.

Baru aja aku merasa bersalah. Kini aku dipancing lagi untuk berbuat salah.

"biasa aja ma." jawabku seadanya.

"kamu harus agresif dong sayang." saran mama.

Mama apa-apaan ini, ngasih saran begituan pikirku.

"ma, jangan memaksa Cla berlebihan." tegur papa.

Akhirnya, papa membelaku.

"papa ini gimana sih. Gk takut apa anaknya gk nikah-nikah." sentak mama.

"bukan gitu ma. Maksud papa biarin aja hubungan Cla dan Braga mengalir alami." ucap papa.

"papa bener ma. Aku gk mau terlalu buru-buru." timpalku.

"buru-buru apanya? Lihat umurmu sudah berapa. Harusnya dengan umurmu sekarang ini sudah memberikan cucu pada mama." ucap mama tambah kesal.

Aku menarik nafas panjang.
Ingin saat ini juga ada seseorang yang melamarku dan menunjukkan pada mama agar aku tak direndahkan terus.

Aku kesal.

Dikamar kuambil ponselku.

Rissa calling .

Kebetulan. Segera kuangkat.

"hai Ris." sapaku.

"cepet banget ngangkatnya Cla. Kangen ya. " goda Rissa.

"hahaha. Kok tau." seruku.

"eh. Ada apa nelpon?" tanyaku kemudian.

"ini. Keluar yok." ajak Rissa.

"tumben, kekasihmu kemana?" tanyaku curiga.

"lagi berantem." serunya kesal.

"okok. Kita ketemu di toko es krim biasa ya." tanpa pikir panjang aku mengiyakan ajakan Rissa.

Kebetulan aku juga tak memiliki mood yang baik. Lebih baik makan es krim pikirku.

Aku bersiap-siap.

"mau kemana Cla?" tanya mama ketika melihatku hendak pergi.

" keluar bentar ma ketemu temen." jawabku.

"Braga ya ?" tebak mama.

"mama apaan sih. Apa cuma Braga yang mama pikirin." kesalku lalu pergi.

Setengah jam kemudian aku sampai.

Kuedarkan pandanganku melihat Rissa.

Dia melambaikan tangannya.

Aku tersenyum berjalan ke arahnya.

"nih. Aku udah pesanin kesukaanmu Cla." seru Rissa.

"kau tidak seperti wanita yang sedang bertengkar dengan kekasihmu Cla." ucapku meledeknga.

Dia tertawa. "mood sudah kembali berkat ini Cla. Thanks ya udah ngajak kemari " ucap Rissa menunjuk es krimnya.

"gimana pencarian jodohmu Cla?" tanya Rissa disela kami makan es krim.

Aku selalu menceritakan semua pada Rissa. Tak terkecuali perjodohan dan usahaku mencari jodoh.

"Braga udah punya kekasih Ris. Dan kemarin mama beliin tiket pertunjukan jazz dia berusaha jodohin aku sama temen. Sumpah Ris, tu orang mesum. Baru jumpa juga."
Jelasku.

"seriusan Cla?" tanya Rissa tak percaya.

"iya. Ganteng sih. Tapi ampun dia mesum baru jumpa sekali juga. Amit-amit bakal ketemu dia Lagi Ris." ucapku merasa jijik.

"yaudah deh. Braga atau temennya itu bukan jodohmu kali Cla." simpul Rissa.

"tapi aku capek Ris, mama desak terus. Udah gitu aku sering disepelin lagi." kesalku.

"gimana kalau ikut blind date Cla. Temen aku ada penyelenggaranya. Kali aja cocok. Kita kan gk tahu jodoh kamu datangnya lewat mana." jelas Rissa.

Aku terdiam seraya berpikir.

"mau gk Cla?" tanya Rissa.

"boleh deh. Kali aja iseng-iseng berhadiah." ucapku bercanda.

"Hai." sapanya.

Suara itu.
Suara yang beberapa tahun lalu menghangatkan hatiku.
Suaranya masih sama. Tapi kini aku yang berbeda.

Kalau dulu aku senang mendengar suara ini.
Tapi sekarang, aku malah takut.

Aku masih terdiam.

---------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang