03. Pertemuan Pertama

4.8K 221 1
                                    

Cla pov

Seminggu berlalu semenjak aku tau Putra kembali.
Selama seminggu pula aku berusaha menjauhi tempat-tempat yang berpotensi membuat kami bertemu.

"Cla. Jangan lupa malam ini kamu dinner bareng anak tante Friska." ucap mama mengingatkanku saat aku hendak pergi ke kantor.

"akhirnya ya Tuhan. Kakakku ngedate juga." ucap Gita.

"iya ma. Nanti sehabis pulang kerja Cla akan langsung." jawabku malas.

"kalau gitu sekarang kamu ganti baju. Tunggu sebentar." ucap mama lalu masuk ke kamarnya.

Beberapa saat kemudian mama kembali dengan kantongan ditangannya.
"nih. Kamu harus pakai ini." ucap mama menyerahkan kantongannya.

"ya ampun mama, begini aja kenapa sih. Dia harus terima Cla apa adanya dong bukan karna penampilan Cla." protesku.

"pertemuan pertama menentukan pertemuan berikutnya Cla. Kau harus memberi kesan yang baik sayang." ucap mama.

"okok. Nanti Cla pakai tapi setelah selesai bekerja. Cla ganti di kantor." jawabku mengalah.

"mama mau bukti nanti ya kamu pakai bajunya." sahut mama.

"iya mama. Kita berangkat dulu. Bye ma. Bye pa." pamitku.

Dikantor pekerjaanku sangat banyak.

Sesekali kerentangkan tanganku untuk merilekskan tubuhku.

"capek bener nampaknya Cla." ucap Dimas.

Kuturunkan langsung tanganku dan menatap Dimas yang sudah duduk di hadapanku.

"jangan menatapku seperti itu Dim. Kau bisa jatuh cinta nanti." ketusku karna tatapan intens Dimas.

Dia terkekeh.

"Kalau jatuh cinta emang kenapa Cla. Kamu keberatan?" ucap Dimas menggodaku.

"cih.. Kau seperti playboy Dim. Tapi dari segi tampang okelah bisa masuk kriteria seorang playboy. " ucapku sambil menilai penampilan Dimas.

"haha. Wajah tampanku ini anugrah terbaik yang kumiliki Cla." puji Dimas pada dirinya.

"iya, tapi jangan berharap aku luluh dengan ketampananmu karna dengan mengetahui keteledoranmu aku sudah illfeel Dim. Mending kau cari wanita lain saja." seruku

"kalau kau begini terus Cla. Dimana kau mau dapat laki-laki sempurna. Kau harus menguranginya Cla." saran Dimas.

Aku tertegun dengan perkataan Dimas barusan.

Apakah karna ini aku masih sendiri ? Pikirku.

"heh... Kok jadi melamun sih." panggil Dimas.

"apa karna itu aku masih belum punya pasangan Dim?" tanyaku lemah.

"hei.. Perkataanku jangan diambil pusing. Aku hanya bercanda Cla." jawab Dimas tertawa.

"aku rasa kau ada benarnya Dim." ucapku tertunduk.

"Cla. Jodoh itu udah ada yang ngatur. Kita hanya ikuti aja dulu jalannya. Tapi kau juga perlu berusaha. Terkadang kita harus jemput bola Cla. Udah ah aku balik kerja dulu." ucap Dimas lalu pergi meninggalkanku dalam keheningan.

"jemput bola? Apa maksudnya ?" tanyaku bingung.

Ah sudahlah aku akan tanyakan pada Dimas nanti. Aku kembali fokus menyelesaikan pekerjaanku.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 sudah waktunya pulang.
Kurapikan meja kerjaku.

Aku harus bergegas karna akan telat jika menunda perginya.
Kuraih kantongan yang mama berikan tadi pagi dan beranjak ke toilet.

Kubuka kantongannya.
Kurentangkan baju pemberian mama.

"mama.!!!!!!!" erangku setelah melihat dress yang berwarna merah muda bunga-bunga dan menunjukkan belahan dada rendah.

Aku menyesal tak memeriksanya tadi ketika mama memberikannya.
Tau gitu aku bisa mengganti pilihan mama.
Dengan terpaksa kupakai dressnya.

Aku keluar dari toliet dengan mengendap-endap.
Betapa malunya aku kalau ada yang lihat pakaian yang kukenakan saat ini.
Kulihat ke kanan dan ke kiri.
Aman tidak ada orang.

Aku mempercepat langkahku.

Brakkkk....

Aku terjatuh tertubruk seseorang.

Aku meringis.

Kuangkat wajahku melihat siapa yang menabrakku.

Lelaki yang menabrakku hanya memandangku dengan dingin sambil kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya.

Sialan. Dia tak berniat membantuku pikirku lalu berdiri sendiri.

"apa kau tak berniat minta maaf?" tanya lelaki itu.

Bola mataku spontan membesar mendengar ucapannya.

Kutatap dia sekilas lalu kulanjutkan langkahku dengan kesal sambil tak menghiraukannya.

Aku kesal. Tapi aku harus mengontrol emosiku.

Akhirnya aku sampai di parkiran.

"Cla." panggil seorang wanita.

Tubuhku menegang.
Tamat riwayatku.
Ada yang melihatku dengan pakaian ini.

"ya." jawabku sambil berbalik.

Kulihat Angel berjalan mendekat.

"ternyata benar kau Cla. Aku hampir tak mengenalimu tadi. Kau sangat cantik mau kemana?" ucap Angel sambil tersenyum

Angel teman sedivisiku.

"oh, itu. Aku ada acara malam ini." jawabku gugup.

Dia tersenyum menggodaku.
"kencan ya." ucap Angel.

"ah. Bukan. Bukan kok. Acara biasa kok." ucapku mengelak.

"padahal aku berharap kau berkencan Cla. Sudah lama kukihat kau menjomblo." jelas Angel sedikit kecewa.

What. Aku tidak jomblo. Aku hanya single. Pikirku seketika.

"lebih baik kau ikut aplikasi kencan aja Cla. Mana tau kau bisa menemukan jodohmu." lanjut Angel.

"hehe. Iya nanti aku coba deh. Kalau gitu aku berangkat duluan ya " pamitku.

Huh.. Siapa dia berani-beraninya ngatain aku jomblo.
Pake nyaranin buat ikut-ikutan aplikasi kencan lagi.
Hahhhhhh. Aku semakin kesal.

---------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang