Alvaro Pov
Saat ini aku dalam perjalanan menuju rumah.
Sekertarisku tadi memberi kabar kalau Cla pingsan.
Namun sekarang sudah ditangani dokter pribadi keluarga kami.
Dia sudah dibawa masuk ke dalam rumah.
Aku sampai di dalam rumah.
Segera aku masuk.
Kulihat dokter baru keluar dari kamar tempat Cla dibaringkan.
"bagaimana kondisinya dok ?" tanyaku sambil mendekati sang dokter.
"saya sudah berusaha terbaik mas, mungkin tubuh pasien terlalu lelah hingga belum sadarkan diri. Kita tunggu saja dulu. " ucap dokter.
Aku melangkah masuk ke kamar dimana Cla terbaring.
Kulihat dia terbaring kaku. Wajahnya tampak pucat.
Aku takut, aku takut mengulangi kesalahan yang sama. Aku duduk disamping dia berbaring.
Rasa rindu selama ini yang tertutupi, kini menyingkirkan rasa amarahku.
Kugenggam tangannya.
"maafkan aku Cla. Maaf, karna aku terlalu bingung menghadapi semuany." ucapku masih memandangnya.
Lama sekali aku menatapnya yang tak kunjung bangun, hingga akhirnya aku ikut terlelap.
------
Cla Pov
Aku terabngun dengan rasanya badanku terlalu sakit, dan kepalaku sangat berat.
Kulihat sekelilingku.
Ada Alvaro.
Dia sudah pulang, Dia menggenggam tanganku.
Aku tersenyum melihatnya. Aku sangat merindukannya, ucapku dalam hati.
"Al." panggilku membangunkannya.
Dia membuka bola matanya dan menegakkan tubuhnya. Segera aku memeluknya, menumpahkan semua rasa rinduku.
Namun, Alvaro melepaskan pelukanku.
Dia beranjak keluar. Kemudian dia kembali bersama seorang dokter.
Ya seorang dokter, aku tau karna pria itu memakai jas dokter.
Dokter itu menanyakan kabarku dan memeriksaku.
Sepanjang aku diperiksa aku memandang Alvaro yang menatap ke arah lain.
Apa dia memang benar-benar sudah menutup dirinya? Tanyaku dalam hati dengan kecewa.
"baiklah, saya akan menuliskan resep. Sebaiknya anda istirahat dulu mbak biar cepat fit kembali tubuhnya." ucap dokter itu lalu keluar bersama Alvaro.
Tak berapa lama kemudian pembantu Alvaro masuk membawakan sarapan pagiku.
"dimakan dulu mbak, biar cepat sembuh." ucap bibi.
"bi, Alvaro kemana?" tanyaku.
"oh.. Mas Alvaro dikamarnya mbak. Katanya istirahat dulu." jawab bibi.
"bi.." panggilku saat bibi ingin pergi.
Aku mengisyaratkan untuk duduk disampingku
Bibi duduk ditempat yang kuisyaratkan.
"ada apa mbak?" tanya bibi.
"boleh saya bertanya?" tanyaku.
Bibi memgangguk.
"sebenarnya mama Nadin meninggal karena apa bi ?" tanyaku lagi.
Kulihat bibi terkejut dengan pertanyaanku.
"maaf mbak, saya gk punya hak menceritakannya." jawab bibi takut.
"bi, tolong. Mungkin ini jawaban untuk kepastian hubunganku dengan Alvaro. Aku janji gk akan crita sama siapapun. Dan aku gk akan mempermasalahkan ini. Tolong bi." pintaku.
Bibi terdiam sejenak.
"sebenarnya mbak. Beberapa hari sebelum ibu meninggal, bibi perhatiin ibu sering keluar dan kalau pulang matanya selalu sembab. Terkahir waktu itu saya lagi belanja dan waktu saya pulang ibu sudah terkujur dilantai mbak." jelas bibi.
Aku sangat terkejut mendengar semuanya.
Pantas saja Alvaro begitu marah padaku.
Waktunya habis hanya untuk berusaha menemuiku hingga mengabaikan ibunya.
Kini aku mengerti rasa amarah Alvaro, bahkan aku bisa menerimanya.
Jika aku menjadi Alvaro mungkin aku tak bisa memaafkan orang lain atau bahkan diriku sendiri.
Keberadaanku semakin menyiksanya.
"mbak.. Mbak gk pa-pa." tanya bibi melihatku melamun.
Aku menggeleng.
"gk bi. Makasih ya bi. Kalau gitu aku permisi dulu." ucapku lalu turun dari tempat tidur.
"loh.. Kok buru-buru mbak. Kalau mas Alvaro nanyak nanti saya jawab apa mbak?" tanya pembantu Alvaro bingung melihat perubahan sikapku.
"nanti saya akan mengirimkan pesan pada Alvaro. Bibi gk usah khawatir ya. Makasih ya bi. Saya pamit." ucapku lalu pergi.
Sebaiknya memang aku pergi.
Aku terlalu egois meminta Alvaro menatapku kembali sementara karnaku dia merasakan penyesalan yang mebuat ibunya meninggal.
Aku masuk ke dalam mobilku.
Sejenak aku berhenti menatap kembali rumah Alvaro.
Berat namun inilah kenyataan, aku tak bisa memaksa keadaan akan baik-baik saja. Mungkin ini jalan hidupku.
Kuambil ponselku segera aku mengirimkan pesan teks pada Alvaro. Lalu aku pergi.
----------------------------------------

KAMU SEDANG MEMBACA
Please Now !!! (COMPLETED)
Roman d'amourSegala cara sudah kulakukan namun tak kunjung juga aku mendapatkan jodoh. Apalagi cara yang akan kulakukan ? Dapatkah aku menemukan laki-laki impianku ? Aku ingin berteriak "Tolong tunjukkan jodohku saat ini Tuhan !!!" Menyimpan rasa ? Heh... Sudah...