40. Tak Ada Kabar

2.4K 124 1
                                    

Cla Pov

Aku masuk ke kamar langsung merebahkan badanku di kasur.

Aku terngiang kembali perlakuan dan perkataan Alvaro sepanjang hari ini.

Semuanya semakin membuatku melambung tinggi.

Ah... Terkadang aku merasa minder, mana mungkin diluar sana gk wanita yang dekatin dia yang lebih baik dariku.

Aku terlalu takut berharap.

Aku belum terlalu mengenalnya, aku tak mengerti sifatnya.

Disela-sela lamunanku tiba-tiba sebuah pesan masuk.

"aku merindukanmu Cla." (Putra)

Aku tersentak ketika membacanya.

Aku bingung menbalas apa.

"hai Put, kamu apa kabar?" (Me)

"masih seperti kemarin Cla tapi sepertinya aku membutuhkanmu." (Putra)

Astaga... Membaca pesan Putra kali ini aku semakin bingung harus merespon seperti apa.

"cepatlah sembuh, agar kita cepat bertemu." (Me)

"Tapi aku ingin kita bertemu dalam waktu dekat." (Putra)

"Hahaha. Gimana mungkin Put, kau berada diluar negri aku di sini." (Me)

"Tak bisakah kau berkunjung Cla?" (Putra)

Aku semakin dibuat bingung akan permintaannya.

Aku ingin membantunya sembuh sebagai penebusan rasa bersalahku, namun disisi lain aku tak ingin pergi entah kenapa ada yang mengganjal hatiku.

Aku memutar-mutarkan ponsel yang ditanganku sambil berfikir.

"aku tak bisa memastikan sekarang, namun aku akan usahakan Put." (Me)

"ayolah Cla. Aku sangat merindukanmu." (Putra)

"Baiklah. Aku akan datang tapi kurasa akhir pekan ini agar aku tak banyak mengambil cuti.
(Me)

"aku sangat senang mendengarnya. Trimakasih Cla. Aku tak sabar menunggumu."
(Putra)

"🙂" (Me)

Kuletakkan ponselku, lalu kucoba memejamkan mata.

------

Pagi ini suasana kantor sangat sibuk.

Hari ini pertemuan para investor.

Lelah.

"Makan Es krim yuk. " ajak Dimas.

Dengan semangat aku mengangguk.

"pacar kamu gk ikut?" tanya Dimas Sebelum kami berangkat.

Aku tak menjawab Dimas hanya saja aku langsung menggandengnya untuk pergi.

Kami sampai di kedainya.

"Dim." panggilku.

"Hm." jawab Dimas sambil memainkan ponselnya.

"em....aku mau ngomong sesuatu." ucapku ragu.

"ya ngomong aja Cla." jawabnya santai.

"gini.... Sebenarnya hari sabtu aku rencana mau nengokin Putra ke London." ucapku.

Sontak Dimas mengalihkan pandangannya padaku.

"kamu serius ???" tanya Dimas.

Aku mengangguk.

"ngapain Cla?" tanya Dimas.

Akhirnya aku menjelaskan semuanya pada Dimas.

"iya aku ngerti, tapi gk perlu sampek nyamperin dia juga kali Cla." protes Dimas.

"aku gk bisa nolaknya Dim." jelasku.

"Cla.. Cla.... Dari dulu kamu tuh gk pernah berubah." ucap Dimas

"ya mau gimana." jawabku.

"rencananya kamu sampai kapan disana?" tanya Dimas.

"ya nengokin dia trus ya nginep sehari trus pulang." ucapku.

"kamu kira kamu pergi kek ke mall Cla, ini London loh Cla." ucap Dimas.

"iya aku tau.. Makanya rencana sabtu berangkat terus senin balik." jelasku.

"gilak kamu Cla." ucap Dimas

"yah.... Dim, dukung aku dong." bujukku.

"gimana mau dukung. Rencana kamu itu gilak tau." sanggah Dimas.

"kamu katanya sahabat aku. " ucapku.

"Cla. Kamu yang realistis aja dong. Kalau rencana kamu begini, aku kurang setuju." ucap Dimas

"tapi Dim...." ucapku.

"oke.. Oke... Kalau menurut kamu ini yang terbaik. Silahkan aku gk bisa ngomong apa lagi." ucap Dimas.

"tapi kalau ada apa-apa bantuin ya.." pintaku.

"iya.. Iya..." jawab Dimas.

Lalu aku tersenyum bahagia.

"eh... Pak Alvaro tahu rencana kamu ini Cla?" tanya Dimas kemudian.

Aku menggeleng.

"kamu mending kabarin deh ." ucap Dimas.

"tapi, aku belum siap buat crita Dim. Gimana??" tanyaku balik.

"mau sampek kapan sih Cla kamu gk mau crita sama dia." ucap Dimas.

Aku menggeleng lagi.

"kamu mending crita deh, jangan sampai menyesal nantinya." saran Dimas.

"gitu ya ?" tanyaku ragu. Dimas mengangguk.

"nanti deh aku coba." ucapku

"good. Udah balik yuk." ajak Dimas karna jam makan siang hampir selesai.

------
Aku menatap ponselku lagi.

Aku ragu menghubungi Alvaro.

Sepanjang hari dia sangat sibuk, tak sempat buat kami bertemu. Bahkan menghubungiku pun dia tak sempat.

Kuberanikan diri buat menghubunginya.

Aku menelponnya berulang kali namun tak ada jawaban.

Kucoba menghubunginya kembali. Tidak dijawab juga.

Sudahlah mungkin dia masih sibuk pikirku.

------
Sudah 2 hari belum ada kabar dari Alvaro.

Aku setiap malam mencoba menghubunginya tapi tak ada jawaban.

Aku ingin menyampaikan rencanaku namun tak ada kesempatan berbicara dengannya.

Besok aku akan berangkat menemui Putra.

----------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang