51. Ditolak

2.7K 110 0
                                    

Cla Pov

" Hai Cla. Aku Denira. Boleh kita bertemu?" (Denira)

Pagi ini aku terkejut mendapat pesan dari Denira, wanita yang kemarin datang bersama Alvaro.

"Boleh." (Me)

Setelah itu Denira memberikan alamat tempat kami akan bertemu.

Banyak pertanyaan terbersit dibenakku saat ini.

Aku bersiap untuk pergi menemui Denira. Sengaja aku meminta bertemu sekarang karena setelah itu aku harus menemui Putra.

Tempat yang Denira pilih terkesan sederhana namun tetap menujukkan keindahan. Aku memasuki tempat itu.

Kulihat Denira sudah menungguku.

"hai." sapaku canggung.

"hai Cla. Duduk.. Silahkan Duduk." jawab Denira dengan senyum lebar.

Setelah aku duduk dia menawarkanku memesan makanan.

Setelah selesai memesan makanan, aku menatap Denira kemudian bertanya "ada perlu apa, kamu mengajakku bertemu Den?"

Dia menggeleng. " panggil aku Ira, aku kurang suka dipanggil Den Cla." ucapnya masih tersenyum.

"oke. Baiklah." jawabku.

"kalau soal mengajakmu bertemu saat ini karena aku ingin berteman denganmu." jelas Denira.

"berteman??" tanyaku terkejut.

"iya. Kau keberatan Cla?" tanya Denira.

"apa Al gk crita aku mantan kekasihnya?" tanyaku spontan.

"ya, bahkan karena critanya tentangmu aku ingin berteman denganmu." ucap Denira santai.

Ini wanita gila ya ?? Tanyaku dalam hati karna tak habis pikir.

"kau yakin??" tanyaku masih ragu.

"ya." jawabnya sambil mengangguk semangat.

"maaf, aku tak yakin." jawabku jujur, bagaimana bisa aku berteman dengan wanita yang menjadi kekasih orang yang kucintai.

Kulihat ekspresi wajah Denira berubah, perlahan senyumnya yang sedari tadi di berikannya menghilang.

"maaf Ra, aku permisi." ucapku meninggalkannya sebelum pesanan kami datang.

------

Alvaro Pov

Aku tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Denira.

"resek amat sih kamu Al." ucapnya semakin kesal.

"kamu sih, gk nanyak dulu sama aku tentang rencanamu. Jadi beginikan, kamu malu sendiri." ucapku menahan tawa.

"ya kan aku mau usaha sendiri. " ucap Denira.

"iya, iya... Tapi aku lebih paham tentang Cla Ra. Dia gk akan semudah itu menerima orang baru." jelasku.

"benarkah?? Kalau gitu aku harus terus berusaha." ucap Denira dengan semangat yang kembali.

"berusaha aja hingga kamu bosan. Cla itu keras kepala loh." jelasku menggertak Denira.

"aku juga keras kepala, tapi Aku bisa luluh kok.  begitu juga dengan Cla. Kamu aja Al yang gk berjuang." ucap Denira.

Kini aku yang kesal mendengar ucapan Denira.

"terserah kamu." ucapku kesal lalu kembali bekerja.

"usaha dong Al, jangan menghindar." ejek Denira.

------

Cla Pov

Saat ini aku sedang menemani Putra terapi.

Aku sudah berjanji akan menemaninya hingga sembuh.

Ponselku berbunyi.

Kulihat Denira menghubungiku.

"ngapain lagi sih dia." ucapku.

"ada apa Cla?" tanya Putra setelah mendengar ucapanku.

"em.. Gk ada Put, ini cuma temen aja dari tadi ngehubungi. Aku males ngejawabnya." ucapku mencari alasan.

"angkat aja Cla, mana tau penting." saran Putra.

"gk usah Put, ini gk penting kok." tolakku.

Aku menemani Putra masuk ke ruang terapinya.

Setelah selesai Putra terapi, aku mengecek ponselku.

Ya ampun... Ini cewek kenapa sih. Gila, dia nelpon banyak banget.

"kenapa Cla?" tanya Putra.

"hem.. Gk ada apa-apa Put. Yaudah kita pulang yuk." ajakku.

Putra mengangguk setuju.

----------------------------------------

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang