19. Curhatku

2.7K 148 1
                                    

Cla pov

Aku sampai di rumah.

Segera aku masuk ke dalam rumah.

"kok lama pulangnya Cla ?" tanya mama saat berpapasan di ruang tamu.

"maaf ma, tadi Cla lupa ngabarin ketemuan sama temen. " jawabku.

"lain kali kabari ya Cla " ucap mama.

"iya ma, Cla istirahat dulu ya. " ucapku lalu berjalan ke kamar.

Sesampainya di kamar, segera kuambil ponselku.

Kulihat banyak pesan masuk dari Rissa.

Segera kuhubungi dia.

"hai Cla." sapa Rissa semangat.

"udah deah Ris, gk usah meriah-meriah. Serius aku lagi kesal nih. " kesalku.

"kenapa sih ? PMS bu ?" canda Rissa.

"kesal tau, ternyata laki-laki teman blind date aku tuh Gay .  " cercahku.

"seriuss Cla ?" tanya Rissa terkejut.

"iya. Ngapain coba aku bohong." ucapku.

"jadi gimana ?" tanya Rissa lagi.

"apanya yang gimana ? Ya semua selesai. " ucapku.

"tunggu... Tunggu... Gimana kamu tau Cla dia Gay ?" tanya Rissa.

"panjang critanya Ris. " jawabku malas.

"iya, gimana ?? Kamu buat penasaran deah Cla." seru Rissa.

"critanya gini, waktu aku sama Brian. Ohh iya nama Gay itu Brian. " ucapku

"okey terus. " ucap Rissa.

"waktu kita lagi makan, tanpa sengaja bos aku lewat. Tau kan boss yang selalu aku critain yg ngeselin itu. " ucapku berapi-api.

"hm.. Terus." ucap Rissa.

"dia nyamperin. Terus ngomong gitulah. Terus setelah pergi ehh Brian terus natapi si boss. Trus nanyak itu siapa, dan dia bilang si boss ganteng. Oh My God, aku terkejut. Trus aku nanyak sama dia. Dan dia ngakuin semuanya. "
Jelasku.

"ohhh, trus apa yang terjadi ?" respon Rissa.

"aku langsung pamit pulang deah. Untuk apa coba aku bertahan disana." lanjutku.

"setelah itu juga dia gk ada ngehubungi ?" tanya Rissa lagi.

"ya enggak. Mana sempat kita tukaran nomor ponsel. Tapi untung deah belum sempatku." ucapku.

"kenapa gini sih Ris nasibku. " lanjutku.

"sabar Cla. Ini lika-liku hidup. Percaya deah pasti kamu nantinya dapat yang terbaik." hibur Rissa.

"heh... Mudah-mudahan ya Riss" ucapku.

"masih mau ikut Blind date Cla ?" goda Rissa.

"aduh... Please deh Riss. Cukupp. Aku rasa cukup dengan cara itu. " ucapku.

"oke.. Oke... Nanti kita pikirin lagi ya Cla. " ucap Rissa.

"yaudah deah.... Aku istirahat dulu ya Riss." ucapku mengakhiri percakapan kami.

Kuhempaskan tubuhku ke atas kasur.

Huahh.  Aku menatap langit-langit kamar.

Aku merenungkan kembali yang kualami.

Aku meratapi semua nasibku.

Sampai kapan ? Sampai kapan seperti ini ?
Apa salahku ?

Aku kembali teringat tuntutan orang-orang disekelilingku.

kalau begini, kapan aku bisa memenuhi keinginan mereka. Pikirku.

Bunyi ponselku membuyarkan lamunanku.

kulihat layar ponselku.

Ngapain dia nelpon malam-malam gini. Gerutuku.

"ia Ga." sapa ku cuek pada Braga.

"jutek banget sih non." sahutnya mendengar nada  suaraku.

"lagi bete nih, udah deh kamu mau ngomong apa. bilang aja gk usah berbelit-belit."  tegasku tak ingin bercanda.

"waduh... seram amat sig neng, PMS ." serunya lagi.

"Ga." panggilku mengingatkannya agar dia berhenti  bercanda.

"sorry.. sorry.. " ucapnya.

"kamu mau  ngomong apa ?, tumben nelpon"tanyaku lagi.

"gini.. kamu tau kan mama aku masih berusaha."ucapnya.

"hmm." sahutku.

"dia nyuruh kita ke pesta amal akhir pekan ini buat gantiin mama sama papaku yang katanya berhalangan hadir." jelas Braga.

"aduh... mama kamu itu ada-ada aja sih Ga."  sungutku.

"ya mau gimana lagi. kamu buruan deah cari pasangan biar kita bisa sama-sama ngomong nolak perjodohan ini." ucap Braga.

"kamu kira cari pasangan kayak cari baju. lagian aku juga usaha kali. " sungutku.

"makanya kamu jangan macem-macem deah kriteria cowoknya." seru Braga.

"macam-macam gimana sih Braga." kesalku.

"udah deah, kamu masih mau gk aku kenalin sama temen aku." tawar Braga.

"aduhh.. kamren aja temen kamu gk bener. gk deah. aku gk mau lagi." tolakku.

"dicoba lagi kenapa sih Cla. kali ini aku janji dia gk akan kek kemarin."  bujuk  Braga.

lama aku terdiam menimbang tawaran Braga.

"gimana Cla ? mau gk ??" tanya Braga.

"em... yaudah deah." jawabku pasrah.

"nah.. gitu dong. kalau gitu sampai ketemu weekend ini ya." ucap Braga semangat.

lalu telpon kami terputus.

aku tak sanggup memikirkan laki-laki seperti apa lagi yang akan Braga pertemukan denganku.

akhirnya tanpa kusadari kesadaranku mulai hilang dan aku masuk ke dalam dunia mimpiku.

______________________________

Please Now !!! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang