Sehun mengeluarkan alkohol, kapas, dan suntikan dari kotak peralatannya. Ia duduk dilantai, di hadapan Senna yang duduk di atas sofa.
Sehun mengoleskan kapas yang sudah diberi alkohol itu pada tangan Senna, seketika rasa dingin langsung menjalar di kulit gadis itu.
Setelah selesai, Sehun langsung saja menyuntik tangan Senna dan mengambil darahnya.
"Oh... Kau hebat dalam mengambil darah," ucap Senna saat Sehun sudah selesai dengan kegiatannya.
"Aku banyak belajar."
"Pantas saja."
Sehun mengeluarkan beberapa cairan yang akan digunakan untuk mengetes darah Senna dan membuatnya menjadi sebuah makalah.
"Sehun-ah. Aku mau ke toilet," ucap Senna.
"Ah... Toilet ada di pojok dekat dapur."
Senna mengangguk. "Oke." Lalu gadis itu berdiri dan berjalan menuju toilet.
Saat sedang sibuk dengan tugasnya, tiba-tiba telinga Sehun mendengar sesuatu. Ia langsung saja membulatkan matanya dan buru-buru berlari menghampiri Senna.
Sehun mengetuk pintu toilet. "Aku akan masuk sekarang," ucap Sehun dan langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari Senna.
"Yak!" Untung saja gadis itu sudah menyelesaikan urusannya.
"Ada masalah." Sehun langsung saja merangkul Senna, lalu membawanya berteleport menuju suatu tempat.
"Ada apa ini?" tanya Senna. Sehun membawanya ke taman yang ada di dekat rumahnya.
"Vampire jahat. Dia rekan bisnis appaku, tadi dia sedang dalam perjalanan kemari bersama appaku."
"Ah begitu... Gomawo sudah membawaku pergi dari sana."
"Sama-sama."
"Lalu bagaimana dengan darahku?" tanya Senna.
Sehun mengeluarkan suntikan yang jarumnya sudah ia tutup dari kantung celananya. "Ini."
"Oooo... Oh Sehun...." Sehun tertawa kecil, begitupun dengan Senna.
"Lalu kapan kita kembali?" tanya Senna karena ia merasa bosan di taman itu.
Sehun melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. "Sebentar lagi dia akan pulang."
"Baiklah..."
"Senna-yya. Apa aku boleh bertanya?" tanya Sehun.
Senna mengangguk. "Silahkan."
"Apa kau ingin mengembalikan perdamaian antara kaum manusia, vampire, dan werewolf?"
"Hm... Jika ditanya seperti itu, tentu saja aku mau. Menurutku kaum kita menjadi seperti ini tanpa alasan yang jelas."
Sehun mengangguk. "Kau benar."
"Apa kau tahu sesuatu? Maksudku... Kau kan sudah ada jauh sebelum diriku ada."
"Aku hanya tahu kalau ini semua adalah rencana vampire jahat sejak bertahun-tahun yang lalu."
"Kalau itu aku juga tahu."
"Bagaimana kau tahu?" tanya Sehun yang berhasil memancing Senna untuk menceritakkan kejadian 14 tahun yang lalu.
"Saat aku kecil, aku diculik oleh mereka. Aku tahu itu, tapi aku berpura-pura tidak tahu agar mereka percaya. Kesempatan itu aku gunakan untuk mendengar rencana mereka."
"Lalu, kau tahu rencana mereka?" tanya Sehun.
Senna mengangguk. "Mereka bilang melihat semua kaum ini terpecah belah membuat mereka senang dan juga untung, karena mereka tidak lagi harus menahan haus akan darah manusia dan juga menahan keirian dengan para werewolf yang bisa menikmati kehidupan manusia, padahal mereka bukan manusia," jawab Senna panjang lebar.
Sehun mendesis. "Cih... Setiap makhluk punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, kenapa harus iri?"
Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba ada sesuatu yang mengenai Senna dan membuat gadis itu seketika jatuh tak sadarkan diri yang untungnya berhasil Sehun tangkap.
******
"Kita baru menikmati kebahagiaan ini, kenapa ada saja orang yang merusakannya?!!"
"Menurutku itu juga karena kesalahan kita, seharusnya kita membunuh dua makhluk kecil itu saat kita menyekapnya!"
"Tidak akan kubiarkan mereka menguasai dunia dengan kebaikan mereka lagi. Kita harus melakukan sesuatu!"
"Tenang saja. Aku sudah menemukan caranya."
"Bagaimana?"
"Sepertinya akan bagus jika kita membuat dua orang menjadi tidak berdaya."
******
"Senna-yya!! Lee Senna!!" Sehun menepuk pipi Senna agar gadis itu terbangun, tapi usahanya nihil.
"Aish...!!!" Sehun langsung saja menggendong Senna dan membawanya kembali ke dalam rumah.
Untunnya vampire jahat yang menjadi tamu appa mereka sudah pulang. Sehun menidurkan Senna di dalam kamarnya, lelaki itu keluar setelah menyelimuti Senna.
Saat turun, appanya- Yunho -menghampirinya. "Apa yang terjadi? Aku mencium bau werewolf disini."
"Temanku werewolf, dia sedang di dalam kamarku karena tidak sadarkan diri."
"Bagaimana bisa?" tanya Yunho.
Sehun menggeleng. "Tidak tahu. Saat apoa membawa vampire jahat kemari, aku langsung membawanya menuju taman. Saat kita mengobrol, tiba-tiba dia tak sadarkan diri."
Yunho mengangguk mengerti. "Baiklah. Jaga dia, aku akan kembali ke kantor."
"Ne." Yunho pun keluar dari rumahnya, sementara Sehun berjalan menuju dapur untuk mengambil air hangat dan handuk kecil.
Dengan telaten Sehun mengkompres Sena dengan air hangat, ia memegang tangan Senna yang terasa panas karena ia seorang werewolf dan sekarang bertambah panas tanpa alasan yang jelas.
Sehun mengacak rambutnya frustasi karena rasa khawatir yang seharusnya tidak ia rasakan sekarang malah begitu terasa pada Sehun. "Apa yang terjadi?" gumamnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.