Serangan pun tidak dapat dihindari. Donghae yang emosinyabsudah di atas ubun-ubun pun dengan mudah mengalahkan vampire-vampire yang akan menyerangnya.
Untuk ukuran jumlah werewolf memang unggul, tapi untuk kecepatan vampire lah yang unggul. Dan para werewolf itu tidak bisa mendekat ke arah rumah itu karena energi mereka akan diserap.
"Bagaimana kita menyelamatkan Senna?" tanya Mingyu.
"Nanti akan kupikirkan. Lebih baik kita habiskan para vampire ini dulu!"
Jiyeon yang sedang berkelahi dengan tiga orang vampire agar ia bisa masuk pun tiba-tiba dikejutkan oleh datangnya Suho dan yang lain, mereka langsung saja membantu Jiyeon.
Saat para vampire disekitarnya mati, Jiyeon langsung saja memeluk Suho.
"Gwaenchana?" tanya Jiyeon.
Suho mengangguk. "Ne, eomma."
"Kalau begitu ayo kita selamatkan adikmu dan sahabatnya."
Mereka semua mengangguk, lalu masuk ke dalam rumah itu. Jiyeon menatap Donghae yang sedang sibuk, lalu ia tersenyum kecil. Donghae yang melihat itu hanya mengabaikannya karena ia pikir Jiyeon sama dengan vampire lain.
Mereka semua mengalahkan para vampire yang ada di dalam rumah itu, tapi tidak dengan Jungkook karena lelaki itu tidak diperbolehkan keluar oleh ketua mereka. Jungkook harus baik-baik saja karena lelaki itu memegang poin penting di kaum mereka.
"Sohyun-ah!!" Jiyeon langsung memeluk Sohyun yang terkulai lemas entah kenapa.
Sohyun membuka sedikit matanya. "Eomma?"
"Hm... Ini eomma?"
Gadis itu tersenyum lemah. "Sepertinya aku bermimpi." Lalu gadis itu tidak sadarkan diri.
"Sohyun-ah! Sohyun-ah!!"
Suho menepuk bahu Jiyeon. "Kita bawa Sohyun ke rumah saja dulu agar bisa Lay obati."
Jiyeon mengangguk. "Baiklah."
Sementara Sehun mendekati Senna yang masih sadar, tapi lemah karena luka-luka yang ia dapat.
Sehun melepaskan ikatan yang ada di tangan Senna. "Senna-yya."
"Gomawo sudah datang," ucapan Senna langsung membuat Sehun memeluk gadis itu.
"Pasukan appamu ada diluar sedang bertarung dengan para vampire ini. Aku akan menyelamatkanmu, lalu membantunya," ucap Sehun.
Senna mengangguk. "Hm... Gomawo."
Sehun pun menggendong Senna dan mereka berdua keluar dari rumah itu.
Donghae yang melihat putrinya diselamatkan oleh Jiyeon dan yang lain hanya bisa terdiam. Ia melihat Senna dibawa pergi entah kemana dengan Sehun dan juga Suho yang menggendong Sohyun, sementara yang lain beserta Jiyeon membantu para werewolf itu untuk mengalahkan para vampire-vampire yang tersisa.
Sohyun dibaringkan di atas tempat tidurnya, di samping Kyungsoo yang masih belum sadarkan diri.
"Dia kenapa?" tanya Senna saat Sehun baru saja selesai mengobati lukanya.
"Kami dkurung oleh mereka dan Kyungsoo hyung yang mengeluarkan kami semua, menggunakan semua kekuatannya. Energinya terserap karena menggunakan kekuatan yang berlebihan itu."
Senna hanya mengangguk. "Ah..."
Lay memegang kening Sohyun, lalu ia menjauhkan tangannya lagi.
"Bagaimana?" tanya Suho.
"Kondisinya baik-baik saja, hanya terlalu lelah dan shock."
"Bayinya?"
Lay tersenyum. "Tentu saja baik-baik saja. Sepertinya mereka tidak bisa menyetuh perut Sohyun ini."
Mereka semua langsung menghela napas lega. "Ah.... Syukurlah...."
"Lalu apa yang harus kita lakukan dengan Kyungsoo?" tanya Suho.
Lay menatap jam tangan yang ada di tangannya. "Hanya 3 jam tersisa, dan Kyungsoo harus bangun sebelum lewat 3 jam itu."
Mereka semua menghela napas sambil memikirkan csra bagaimana agar Kyungsoo sadar.
Serangan pun selesai. Pasukan yang Donghae bawa langsung saja duduk di atas tanah karena kelelahan, begitupun ketua mereka dan juga Mingyu.
Jiyeon yang baru mendapat kabar dari Sehun kalau Senna baik-baik saja pun berjalan mendekati Donghae.
"Donghae-ssi."
Donghae yang melihat Jiyeon di hadapannya langsung saja berdiri.
"Apa yang terjadi dengan Senna?" tanya Donghae.
Jiyeon tersenyum. "Dia baik-baik saja dan tidak ada luka serius, tenang saja."
Donghae menghela napas lega. "Ah... Syukurkah."
Baru saja Jiyeon hendak berbalik, tapi Donghae meraih tangannya. "Gomawo, sudah menyelamatkannya."
Jiyeon tersenyum. "Aku adalah vampire netral yang tidak berpihak pada mereka, lagipula Senna adalah sahabat Sohyun dan dia sering bertemu denganku. Jangan sungkan."
Donghae mengangguk. "Gomawo. Dan maaf selama ini membencimu."
Jiyeon menepuk tangan Donghae. "Lebih baik kau latih semua pasukanmu. Nanti pasti mereka akan menyerang kita lagi."
Donghae mengangguk. "Aku sudah memikirkan itu, menurutku mereka akan menyerang kita semua saat Sohyun melahirkan anaknya. Kami akan membantu jika hal itu terjadi."
Jiyeon mengangguk. "Gomawo."
"Aku titipkan Senna padamh," ucap Donghae.
"Tenang saja..."
Seperginya Jiyeon, Mingyu langsung saja berdiri di samping Donghae.
"Kau menyerahkan Senna pada mereka?" tanya Mingyu.
Donghae mengangguk. "Hm. Tidak ada salahnya juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
dunkelheit
Fantasy"kegelapan berasal dari kebaikan yang disia-siakan" -Freakynan × Andiiien1208