Kyungsoo dan Sohyun mengernyit saat melihat Senna menarik Sehun dari lantai atas.
"Sohyun-ah," panggil Senna saat mereka berdua sudah ada di hadapan Kyungsoo dan Sohyun.
"Wae?"
"Aku bilang minta tolong padamu?"
Sohyun mengernyit. "Apa?"
"Sehun ingin mengambil darahmu untuk tugas."
"Darahku? Kenapa darahku?" tanya Sohyun.
"Sebenarnya dia harus mengambil darahku, tapi kau tahu kan kalau aku berbeda?"
Sohyun mengangguk. "Ne."
"Jadi itu akan terlihat. Tolong aku ya?"
"Aku mau menolongmu, tapi kau kan tahu kalau aku takut suntikan," ucap Sohyun.
Senna menghela napasnya, itu point yang ia lupakan tadi karena terlalu bersemangat.
"Ah ya... Aku lupa."
Sohyun memasang ekspresi sedihnya seketika, karena ia mau membantu Senna, tapi ia juga tidak bisa melawan ketakutannya.
"Gwaenchana. Suntik saja," celetuk Kyungsoo.
Sohyun terkejut. "Yak!!"
"Wae? Kau harus bisa mengalahkan rasa takutmu itu."
"Ish! Bicara mudah ya!"
Kyungsoo menggelengkan kepalanya. "Aku akan membantu." Bukan tanpa sebab, ia tidak mau Sehun kesusahan apalagi harus mencuri darah manusia nanti hanya untuk sebuah tugas, lalau saran Senna sangat masuk akal dan akan menghindari Sehun dari hukuman karena mencuri darah manusia.
"Tidak mau!"
"Cepat ambil peralatannya," ucap Kyungsoo.
Senna terkejut. "Ne?!"
"Kau mau kesusahan saat gadis ini berubah pikiran?"
"Ooh... Baiklah." Senna pun berlari kecil ke ruang santai tempat peralatannya tersimpan.
"Ah... Ani! Senna-yya! Biar kami yang kesana," ucap Kyungsoo sebelum Senna menghampirinya di dapur.
"Tidak mau, Kyungsoo...." rengek Sohyun.
Kyungsoo tersenyum. "Kau boleh membujukku dengan wajah imutmu itu nanti, sekarang aku harus menahannya," celetuk lelaki itu.
"Tidak mauuuu..."
Kyungsoo menghela napasnya, lalu akhirnya ia menggendong Sohyun dan membawanya menuju ruang santai.
Sementara Sehun hanya diam campur terkejut, sejak kapan Kyungsoo bisa sedekat itu dengan wanita? Lalu ia akhirnya menyusul Kyungsoo sambil menggaruk kepalanya.
"Ah yak!! Turunkan aku!!"
"Diamlah atau kau jatuh."
Sohyun akhirnya menghela napasnya pasrah. Kyungsoo mendudukkan Sohyun di atas sofa, sementara bulu kuduk gadis itu sudah meremang saat melihat suntikan yang sedang Senna siapkan.
"Harus banget ya?" tanya Sohyun.
Kyungsoo mengangguk. "Itu hanya suntikan, tenang saja."
Sohyun mendelik mendengar Kyungsoo dengan mudahnya mengatakan itu.
"Aku sudah siap," ucap Senna.
"Nah. Ulurkan tanganmu."
Sohyun menggeleng sambil menyembunyikan tangannya dibalik badannya.
"Ulurkan tangamu." Kyungsoo mengulang kata-katanya dan Sohyun tetap tak menggubrisnya.
"Kim So Hyun..."
Sohyun menggeleng. "Tidak mauuu... Kumohon."
Kyungsoo hampir tertawa begitupun dengan Senna dan Sehun karena mereka melihat ekspresi melas Sohyun yang seperti orang putus asa.
"Sudahlah hyung. Dia tidak mau, jangan dipaksa," ucap Sehun.
Sohyun langsung menatap Sehun, lalu mengangguk. Senang karena ada orang yang memihaknya.
Saat perhatian Sohyun teralihkan, akhirnya Kyungsoo langsung menarik pelan tangan Sohyun dari belakang badan gadis itu.
"Ah yak!!"
Kyungsoo langsung saja menatap Sohyun dengan dalam sampai gadis itu hanya bisa diam sambil mengerjapkan matanya.
Sambil tertawa kecil Senna langsung mengoleskan alkohol pada lengan Sohyun, lalu menyuntikannya. Seketika Sohyun tersadar dan meringis, detik berikutnya ia menangis padahal Senna sudah menyabut jarum suntiknya dari tangan Sohyun.
"Appa... Hiks... Sakit..."
Senna akhirnya bisa tertawa lepas. "Yak! Kau ini benar-benar ya. Hahahaha."
Sohyun menyeka air matanya. "Jahat sekali kau!" rengek Sohyun.
"Mian. Tapi wajahmu memang lucu."
Sohyun cemberut masih dengan sesegukkan yang belum berhenti. Kyungsoo terkekeh, lalu tangannya terangkat untuk mengusap rambut Sohyun.
"Sudah... Tidak sakit, kan?"
Sohyun tidak menjawab Kyungsoo karena ia masih 'ngambek' dengan lelaki itu.
Sehun menggelengkan kepalanya, ia juga ikut tertawa tadi. "Sohyun-ssi. Aku baru bertemu denganmu, tapi kau benar-benar lucu."
Tiba-tiba saja Sohyun memukul lengan Kyungsoo. "Gara-gara kau aku jadi menangis di depan lelaki tampan itu."
Kyungsoo terohok. "Apa?! Yak!!"
Sehun pun melanjutkan acara tertawanya. "Kau punya mata yang bagus...."
Colab
Freakynan × andiiien1208
TBC ...
KAMU SEDANG MEMBACA
dunkelheit
Fantasía"kegelapan berasal dari kebaikan yang disia-siakan" -Freakynan × Andiiien1208