50.50

11 0 0
                                    


Sohyun kesal karena ia tidak diperbolehkan mencoba darah hewan yang Kyungsoo minum tadi. Alhasil ia pun sekarang berada di dapur untuk membuat makanannya sendiri.

"Akh...!" ringis Sohyun saat tangannya tidak sengaja tergores pisau saat memotong bawang.

"Aw..." Sohyun pun menghisap darahnya sambil berjalan menuju westafel.

Sohyun mengernyit saat darahnya sendiri masuk ke dalam mulutnya. Ada rasa yang berbeda, tidak seperti rasa yang ia kenal sebelumnya.

Kyungsoo yang hendak membantu Sohyun memasakn pun mengernyit saat melihat istrinya sedang berdiri di dekat westafel sambil menghisap jarinya.

"Sohyun-ah..."

Saat mendekat Kyungsoo terkejut karena manik mata Sohyun yang harusnya hitam malah menjadi merah.

"Astaga!!" pekik Kyungsoo sambil melepaskan paksa tangan Sohyun dari mulut gadis itu.

Mendengar pekikan Kyungsoo, Baekhyun, Chanyeol, dan Chen langsung saja menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Baekhyun.

Kyungsoo menggeleng. "Tidak tahu. Ada yang aneh dengan Sohyun." Saat tangan Sohyun terlepas, Kyungsoo langsung saja menangkup kedua pipi Sohyun.

"Hei... Hei... Sohyun-ah."

Sohyun mengerjap-ngerjapkan matanya dan matanya kembali hitam. "Apa yang terjadi?" tanya Sohyun.

"Justru itu yang aku tanyakan. Kau kenapa?"

Sohyun menggeleng. "Tidak tahu."

Kyungsoo menghela napasnya. Ia mekihat tangan Sohyun yang terluka.

"Jangan bilang kau minum darahmu sendiri?"

"Eh?! Ya... Karena luka, tapi rasanya berbeda dari yang biasa," ucap Sohyun.

Kyungsoo pun menatap teman-temannya yng juga menunjukan reaksi yang sama seperti dirinya.

"Kyungsoo-yya. Kupikir bayimu yang menginginkan itu," ucap Sohyun.

Kyungsoo mengernyit. "Apa mungkin?"

"Aku tidak tahu."

"Sebaiknya aku panggil eomma," ucap Suho.

Chanyeol mengangguk. "Eoh. Ide bagus."

Lalu tak lama Jiyeon pun muncul.

"Ada apa?" tanyanya sambil mendekati Suho.

Suho menunjuk Sohyun. "Sohyun. Dia pikir bayinya ingin minum darah."

"Eoh?! Benarkah?" Jiyeon pun duduk di samping Sohyun. Ia menggenggsm tangan Sohyun. "Kau sudah mulai merasakan hal itu?"

Sohyun mengernyit. "Apa maksud eomma?"

"Kalau kau sudah merasakan haus seperti itu, berarti perkembangan bayimu baik dan akan berkembang pesat."

"Lalu kenapa darah?" tanya Kyungsoo.

Jiyeon menepuk tangan Kyungsoo. "Dia kan anakmu juga. Tentu saja dia nanti bisa makan makanan manusia dan bisa juga minum darah."

Sohyun terkejut. "Benarkah?"

Jiyeon mengangguk. "Hm. Dulu saat mengandungmu dan Suho, eomma juga merasakannya."

"Eh?! Saat mengandungku juga? Lalu kenapa aku tidak bisa memakan darah?"

Jiyeon tertawa. "Eomma itulah perbedaan. Eomma vampirenya sedangkan kau Kyungsoo lah vampirenya."

Sohyun menggaruk telinganya. "Begitukah?"

Jiyeon menatap Kyungsoo. "Jangan berikan dia darah hewan karena tidak terlalu sehat, berikan dia darah manusia yang bersih."

Sehun mengangguk. "Aku akan mengusahakannya."

"Gomawo. Merepotkanmu," ucap Jiyeon.

Sehun menggeleng. "Tentu saja tidak. Ini kan untuk kebaikan keponakanku." Mereka semua langsung tertawa mendengar ucapan Sehun itu.


"Bagaimana perasaanmu?" tanya Kyungsoo sambil mengusap rambut Sohyun yang sedang bersandar pada dadanya.

Sohyun tersenyum. "Baik. Rasanya tidak ada yang mengganjal lagi."

Kyungsoo mencium pucuk kepala Sohyun. "Mumpung masih ada waktu sebelum perang itu dimulai, kau mau jalan-jalan?"

Sohyun mengangguk. "Eum!! Sebenarnya aku ingin sekali bulan madu, tapi sudah terlambat."

Kyungsoo terkekeh. "Untuk apa bulan madu? Kau mau anak kita jadi kembar?"

Sohyun mendelik. "Yak! Bukan point itu yang aku maksud! Yang aku maksud... Kita bisa jalan-jalan dan pergi berdua, hanya itu!"

Kyungsoo mencium kening Sohyun lagi. "Baiklah besok kita akan lakukan itu. Kita akan pergi ke semua tempat yang kau mau, bagaimana?"

Sohyun mengangguk senang. "Eum! Gomawo!"

"Sekarang tidurlah. Aeri sudah lelah," ucap Kyungsoo.

"Aeri??"

"Aku ingin memanggil bayi kita 'Aeri'."

Sohyun terkekeh. "Astaga...."

dunkelheitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang