Sohyun memegangi kepalanya yang terasa pening, lalu ia menatap sekitar.
"Oppa?"
Mendengar Sohyun memanggilnya, Suho langsung saja menghampirinya bersama dengan yang lain.
"Kau sudah sadar?! Apa ada yang sakit?" tanya Suho
Sohyun menggeleng. "Aniya."
"Hhhh.... Syukurlah. Kau pingsan selama satu jam!"
Sohyun terkejut. "Benarkah?!"
"Hm..."
Saat ia menengok ke samping kanannya, Sohyun terkejut saat melihat Kyungsoo yang tidak sadarkan diri dan Lay yang ada di samping lelaki itu.
"Kyungsoo kenapa?" tanya Sohyun sedikit panik.
"Saat kau diculik tadi, kamu juga diculik. Kyungsoo menggunakan semua kekuatannya untuk mengeluarkan kami dan akhirnya itu membuatnya seperti ini," jawab Baekhyun.
Sohyun langsung saja duduk. "Sudah berapa lama dia tidak sadar?" tanya Sohyun.
Chanyeol berpikir. "Hampir tiga jam."
"Hah?! Selama itu?"
Mereka semua mengangguk. "Ne."
"Lalu bagaimana?"
"Kita harus membuatnya sadar sebelum jam 12 malam," ucap Lay.
Sohyun melihat jam dinding yang ada di dalam kamarnya. "Tapi itu kurang dari dua jam lagi!"
"Mau bagaimana lagi, jika dia tidak sadar.... Tidak ada yang bisa kita lakukan."
Seperti ditimpa besi dengan berat berton-ton, itulah keadaan Sohyun sekarang.
Senna yang melihat itu pun mengusap pundak Sohyun. "Sohyun-ah..."
"Bisakah kalian semua keluar? Aku hanya ingin bersamanya sekarang," ucap Sohyun.
Mereka semua mengangguk mengerti, lalu keluar dari kamar pasangan itu. Seperginya mereka, Sohyun langsung saja memeluk Kyungsoo dan menangis.
"Yak! Aku tidak akan memaafkanmu jika kau tidak bangun! Setidaknya jelaskan padaku apa yang terhadi, Kyungsoo-yya...!"
Sohyun menyeka air matanya, lalu memukul dada Kyungsoo. "Bangun!! Yak!! Nappeun saekki!!!"
Setelah setengah jam menangis, gadis itu pun menyerah dan hanya menyender pada kepala kasur. Kyungsoo masih tetap tidak membuka matanya.
Suho memijat keningnya frustasi sambil mondar-mandir di ruang santai tempat mereka biasa berkumpul.
"Bagaimana?" tanya Senna.
Sehun menggeleng. "Tidak ada kemajuan."
Mereka semua menghela napas pasrah.
"Aku harap ini tidak akan terjadi. Tapi kalau misalkan Kyungsoo benar-benar tidak ada harapan, apa yang harus kita lakukan pada Sohyun dan bayi mereka?" tanya Chen.
"Aku juga memikirkan itu..."
"Percaya saja pada Kyungsoo, dia akan bangun. Kalian kan tahu dia orang yang bagaimana," ucapan Chanyeol langsung dianggukki oleh mereka semua.
"Apa yang harus aku lakukan pada Sohyun?" tanya Senna.
Sehun tidak menjawab dan hanya membawa kepala Senna untuk menyender padanya, lalu lelaki itu mengusap kepala Senna dengan penuh kasih sayang.
Tiba-tiba pintu terbuka, masuklah Jiyeon, Siwon, dan Donghae. Melihat ayahnya datang, Senna langsung saja berdiri.
"Appa..."
Donghae tersenyum melihat putrinya. "Gwaenchana?"
Senna mengangguk. "Eoh..."
"Bagaimana Kyungsoo?" tanya Jiyeon sambil memegang tangan Suho.
Suho menggeleng. "Tidak ada perubahan."
"Lalu bagaimana dengan Sohyun?" tanya Siwon.
"Dia baik-baik saja. Sohyun meminta kami untuk meninggalkannya berdua saja dengan Kyungsoo," jawab Suho.
Senna menatap Donghae.
"Appa... Kumohon bantu Kyungsoo..."
"Kita tunggu satu jam lagi, kalau Kyungsoo tidak bangun aku akan membantunya."
"Gomawo, appa."Sohyun menghela napasnya. Ia mengusap kepala Kyungsoo yang ia senderkan pada tubuhnya.
"Kumohon bangunlah. Kau tidak harus bangun untukku, tapi setidaknya kau harus melihat anakmu lebih dulu..."
"Apa yang harus aku lakukan? Melahirkannya sendiri? Kau jahat sekali..."
Sohyun pun akhirnya tidak ingin bicara lagi. Ia hanya memeluk Kyungsoo sambil memejamkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
dunkelheit
Fantasy"kegelapan berasal dari kebaikan yang disia-siakan" -Freakynan × Andiiien1208