41.41 🌙

7 2 0
                                    

Sohyun sudah duduk di atas kasurnya dengan piyamanya. Kyungsoo keluar dari kamar mandi setelah mencuci mukanya, ia juga mengenakan piyama yang sama seperti Sohyun karena gadis itu merengek pada Kyungsoo agar memakainya. Piyama berwarna peach dengan motif panda yang sebenarnya bukan style Kyungsoo sekali.

Kyungsoo duduk di samping Sohyun setelah meletakkan handuk yang tadinya melingkar di lehernya itu.

"Kenapa tidak tidur? Kau tidak lelah?" tanya Kyungsoo.

Sohyun menggeleng. "Aku memikirkan kejadian tadi, kenapa bisa eommaku datang?"

Kyungsoo menghela napasnya sambil menyelimuti dirinya dan Sohyun. "Tidur saja. Toh besok akan dijelaskan. Kau tidak kasihan dengan bayi kita yang mungkin kelelahan?"

Sohyun mengangguk. "Baiklah." Kyungsoo pun mematikan lampu tidur yang ada di samping Sohyun, keduanya pun memejamkan mata mereka.

Sohyun mengusapkan tangannya pada atas kasur, ia mengernyit saat sadar kalau Kyungsoo sudah tidak ada di sampingnya. Ia duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawa, lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.

Sementara itu Kyungsoo sudah berada di ruang santai bersama Sehun, Yunho, Siwon, Suho, dan juga Jiyeon. Jiyeon baru saja menjelaskan pada Kyungsoo apa yang terjadi padanya selama ini, agar lelaki itu bisa membantu Sohyun untuk memahaminya nanti.

Saat mendengar pintu kamar mandi yang ada di dalam kamarnya terbuka, Kyungsoo pun berdiri. "Aku ke atas dulu, sepertinya Sohyun sudah bangun," ucapnya.

Jiyeon mengangguk. "Eoh." Kyungsoo pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya.

Saat masuk ia melihat Sohyun sedang menguncir rambutnya di depan meja rias.

"Sudah lama bangun?" tanya Kyungsoo.

Sohyun menggeleng. "Baru saja." Setelah selesai dengan kegiatannya, gadis itu memutarkan tubuhnya dan menatap Kyungsoo yang sedang sedang berdiri di hadapannya.

"Wae?" tanya Kyungsoo.

"Eommaku sudah datang?"

Kyungsoo mengangguk. "Sudah. Dia ada di bawah." Kyungsoo mengusap pundak Sohyun. "Kalau tidak ada yang kau mengerti tanyakan saja padaku, hm?"

Sohyun mengangguk. "Baiklah." Mereka berdua pun turun ke bawah untuk menemui Jiyeon.

Sohyun duduk di hadapan Jiyeon. "Jadi, apa yang terjadi?" tanya gadis itu.

"Kau tahu kenapa mereka tidak mencarimu atau Senna saat kalian berhasil kabur dulu?" tanya Jiyeon.

Sohyun menggeleng. "Tidak tahu."

"Karena mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan dan mereka tidak membutuhkan kalian lagi, ya walaupun mereka tetap ingin menghabisi kalian agar kalian tidak membuka mulut kepada siapapun."

"Mendapatkan apa yang mereka inginkan?" tanya Sohyun.

Jiyeon mengangguk. "Aku dan appamu. Mereka menginginkan kami berdua."

"Waeyo?"

"Mianhae karena tak memberitahukan ini padamu, Sohyun-ah. Tapi eomma dan Junmyeon, kami berdua satu kaum dengan Kyungsoo."

Tanpa mengatakan apapun mereka semua sudah tahu apa respon Sohyun saat melihat gadis itu membulatkan matanya.

"Satu kaum? Berarti..."

Jiyeon mengangguk. "Ne."

"Suho oppa juga?" tanya Sohyun sambil menatap Suho.

Suho mengangguk. "Ne. Aku juga."

"Bagaimana bisa?"

"Aku hanya ingin menjadikan Suho sepertiku dan kau seperti appamu agar seimbang," ucap Jiyeon.

"Aku rasa itu yang membuatmu bisa mengandung anak dari Kyungsoo. Karena kau sendiri keturunan dari setengah manusia dan setengah vampire," ucap Yunho.

Sohyun memegang perutnya. "Lalu dia akan menjadi apa?"

Jiyeon menggenggam tangan Sohyun. "Dia menjadi manusia, tapi juga mendapat kekuatan vampire. Bayimu bisa menjadi vampire jika Kyungsoo menjadikannya sendiri, tapi jika tidak maka bayimu seperti manusia biasa."

Sohyun hanya diam. Kenapa ia masuk dalam kehidupan tidak masuk akal seperti ini? Kyungsoo yang sadar akan hal itu pun menepuk tangan Sohyun.

"Aku sudah membuatkanmu sarapan, setidaknya makan itu dulu agar kau bisa berbincang lebih lama dengan eomma," ucap Kyungsoo. Ia pun menuntun Sohyun menuju dapur.

Saat Sohyun sedang memakan masakannya, Kyungsoo memakaikan Sohyun sebuah kalung perak dengan liontin bunga es.

"Eh?! Apa ini?" tanya Sohyun.

Kyungsoo tersenyum. "Aku hanya ingin memberikannya padamu. Cantik."

dunkelheitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang