Setelah setengah jam tak sadarkan diri, akhirnya Senna menggerakkan jarinya. Seketika Sehun mendongak dan menatap Senna yang sudah membuka sedikit matanya.
"Kau sudah sadar?" tanya Sehun.
Senna memegangi kepalanya. "Akh... Dimana ini?"
"Kamarku. Kau pingsan saat di taman tadi."
"Ah ya... Aku ingat," ucap Senna.
"Kau tahu kenapa?" tanya Sehun.
"Sepertinya titik kelemahanku diserang oleh mereka."
"Memangnya dimana titik kelemahanmu?"
Senna memegang leher belakangnya. "Disini. Jika titik ini diserang, aku akan langsung tak sadarkan diri selama beberapa saat."
"Tapi tadi kau demam," ucap Sehun.
Senna terkekeh. "Itu bukan demam. Werewolf jika tak sadarkan diri memang jadi sedikit lebih panas, walaupun tak sadarkan diri juga kami sudah panas."
Sehun menggaruk kepalanya. "Begitu ya.."
"Gomawo sudah khawatir dan merawatku," ucap Senna sambil menunjuk mangkuk yang berisi air hangat dan handuk kecil yang ada di atas nakas.
"Hm. Tentu saja aku khawatir, kau kan temanku."
"Aku ingin cuci muka." Senna menyibakkan selimutnya, lalu berdiri.
Naas ia malah menyenggol kakinnya sendiri dan hampir terjatuh kalau saja Sehun yang sedang memegang mangkuk kecil itu tak menangkapnya.
Sehun memeilih melemparkan mangkuk itu dan seketika mangkuk itu pecah, lalu kedua tangannya langsung menangkap pinggang Senna dan mendaratkan mereka berdua di atas kasur sebelum jatuh ke atas lantai.
Senna mengerjapkan matanya dan menatap Sehun yang sedang menindihnya. Keduanya berhasil jatuh tepat di atas kasur.
Tepat beberapa saat setelah kejadian itu pintu kamar terbuka, lalu masuklah Kyungsoo dan Sohyun yang shock saat melihat posisi mereka berdua.
Senna langsung saja mendorong dada Sehun dengan kikuk agar menjauh darinya, lalu ia pun duduk.
"Sohyun-ah.."
"Apa yang terjadi?" tanya Kyungsoo.
Sehun mendelik sambil berdiri. "Mau tahu saja kau, hyung."
Kyungsoo memijat pangkal hidungnya dan menghela napasnya. "Astaga..."
Sohyun yang melihat pecahan mangkuk itu ada di hadapannya langsung saja berjongkok dan mengambil pecahan itu dengan tangan kosong.
"Kenapa ini dibiarkan seperti ini," ucap Sohyun.
Senna pun berdiri. "Sohyun-ah. Biar aku saja."
Tepat saat Senna dihadapan Sohyun, tiba-tiba jari Sohyun malah tergores pecahan itu dan seketika darah segar langsung keluar dari tangannya.
"Akh...!!"
Seketika Sehun dan Kyungsoo memejamkan mata mereka sambil berusaha mengontrol nafsu mereka yang sudah naik di atas ubun-ubun itu.
Senna langsung saja menarik Sohyun keluar dari kamar Sehun dan membawanya ke ruang tamu.
"Sudah kubilang aku saja," ucap Senna sambil membersihkan luka Sohyun di westafel.
"Habisnya aku lihat kau masih diam di atas kasur."
Senna pun mendudukan Sohyun di atas kursi sementara ia sendiri mengambil kotak P3K.
Sohyun menggerak-gerakkan jarinya yang terluka itu. "Auh... Cerobohnya aku."
Saat Senna hendak menyusul Sohyun, tiba-tiba Kyungsoo mencolek bahunya.
"Biar aku saja," ucap Kyungsoo.
"Eh?! Kau yakin?"
Kyungsoo mengangguk. "Tentu saja."
"Baiklah. Aku akan melanjutkan tugasku."
Kyungsoo pun menghampiri Sohyun yang sedang duduk di dekat dapur. Sohyun bingung saat Kyungsoo malah yang datang, bukan Senna.
"Senna akan melanjutkan tugasnya dengan Sehun," ucap Kyungsoo agar Sohyun tidak kebingungan.
"Ah... Begitu."
Kyungsoo duduk di hadapan Sohyun, lalu membuka kotak P3K nya.
"Kau ini datang-datang langsung mengambil pecahan kaca," celetuk Kyungsoo.
Sohyun terkekeh. "Aku tidak mau ada yang terluka karena itu."
"Tapi kau sendiri terluka."
"Hanya luka kecil."
"Bagaimana kalau infeksi?" tanya Kyungsoo.
Sohyun menggeleng sambil terkekeh. "Tidak akan."
Dengan telaten dan hati-hati Kyungsoo mengoleskan alkohol itu pada luka Sohyun. "Lainkali hati-hati, jangan samapi kau berdarah sembarang seperti ini."
Sohyun mengangguk. "Baiklah."
"Selesai," ucap Kyungsoo setelah menempelkan plester pada luka Sohyun.
"Gomawo." Tiba-tiba saja Kyungsoo memegang tangan Sohyun, lalu mengarahkannya ke atas.
"Kenapa tanganku seperti ini?" tanya Sohyun.
"Itu membantu menghentikan pendarahan dengan cara yang lucu." Seketika Sohyun tertawa karena ucapan Kyungsoo.
"Bagaimana Sohyun?" tanya Sehun.
"Dia diobati Kyungsoo."
"Ah..."
Senna duduk di samping Sehun. "Neo gwaenchana?"
"Apa maksudmu?"
"Aku melihatmu dan Kyungsoo tergoda dengan darah Sohyun tadi."
"Ah... Kami sudah membaik dan sudah bisa mengontrol diri karena banyak berlatih."
"Baguslah."
Mereka pun terdiam selama beberapa saat, lalu tiba-tiba Senna berdiri.
"Ah?!!"
"Wae?" tanya Sehun yang kebingungan.
"Aku sudah menemukan solusinya!!!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.