Yunho sudah memeriksa keadaan Sohyun dan sekarang keadaannya sudah stabil, Sohyun sudah melewati masa kritisnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Sohyun pelan, tubuhnya masih terlalu lemah untuk berbicara banyak sekarang.
Senna menggenggam tangan Sohyun. "Ada yang memcuri handphone Irene eonni dan berpura-pura menjadi dirinya, orang itu menjebakmu."
"Ah... Jadi yang mengabariku saat itu bukan Irene eonni?" tanya Sohyun.
Senna menggeleng. "Bukan."
Sohyun menghela napasnya, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuklah Kyungsoo yang datang sambil membawa sebuah nampan berisi makanan.
Kyungsoo memberik kode pada Senna kalau yang lain sedang menunggu di bawah, gadis itu mengangguk mengerti.
"Sohyun-ah. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu."
Sohyun mengangguk. "Hm. Mian merepotkanmu."
"Jangan berkata seperti itu." Gadis itu pun keluar dari kamar Kyungsoo.
Kyungsoo meletakkan nampan itu di atas nakas, lalu ia duduk di samping Sohyun yang berbaring dengan dua tumpukan bantal.
"Aku berusaha menyusulmu, tapi terlambat. Mianhae," ucap Kyungsoo.
"Kenapa kau minta maaf? Kau yang menyelamatkanku, gomawo."
Kyungsoo mengusap kepala Sohyun. "Aku takut sekali melihatmu seperti itu."
"Mian. Aku selalu merepotkan."
Kyungsoo menggeleng. "Aniya."
"Aku takut sekali dan aku tidak berpikir kalau handphone Irene eonni hilang."
"Tentu saja. Aku juga tidak menduganya."
"Tapi kenapa orang itu mengincarku?" tanya Sohyun.
Kyungsoo menatap Sohyun. "Mianhae. Kau seperti ini karenaku," batin lelaki itu.
Kyungsoo menghela napasnya, ia mengambil mangkuk yang berisi bubur buatannya. "Makanlah agar kau bisa minum obat," ucap Kyungsoo.
Senna berjalan menghampiri Sehun yang sedang membahas sesuatu dengan teman-temannya.
"Eoh?! Kudengar Sohyun sudah sadar, bagaimana keadaannya?" tanya Sehun.
"Dia sudah membaik. Kyungsoo sedang menyuapinya."
Sehun menyampirkan rambut Senna ke belakang telinga. "Kau sepertinya lelah, pergilah istirahat."
Senna menggeleng. "Kudengar kalian sedang membahas sesuatu."
"Hm. Saat keadaan Sohyun sudah membaik kita akan memberi peringatan pada mereka."
"Baguslah. Aku ingin segera mengakhiri ini semua," ucap Senna.
"Kudengar kau akan magang di rumah sakit Universitas Seoul, sudah siapkan semuanya?" tanya Sehun.
Senna menepuk jidatnya. "Ah iya! Aku lupa mengisi beberapa data."
Sehun menghela napasnya. "Kebiasaanmu."
"Aku isi dulu saja," ucap Senna sambil berdiri.
Sehun pun ikut berdiri. "Biar kubantu."
Mereka berdua pun masuk ke dalam kamar Sehun.
"Suho oppa ada disana, apa dia tidak takut Sohyun mengetahuinya?" tanya Senna.
"Tidak. Sohyun masih butuh beberapa waktu lagi untuk diperbolehkan berjalan, lagipula Suho hyung juga harus memantau Sohyun bukan?"
Senna mengangguk. "Hm... Kau benar."
"APA?!! Kau yakin tidak ada yang salah dengan penelitiannya?!"
"Sayang sekali tidak ada."
"Berarti gadis itu akan menjadi ancaman yang besar untuk kita semua!"
"Aku rasa begitu."
"Ini tidak bisa dibiarkan! Jika dia dan Kyungsoo bersama, itu akan menjadi akhir bagi kita!"
"Sepertinya kita harus menghabisi gadis itu."
"Kau benar!"
"Siapkan rencana untuk membunuhnya! Atau aku sendiri yang akan membunuhnya."
"Kita harus menyiapkan rencana itu matang-matang karena gadis itu dilindungi oleh vampire-vampire yang lebih kuat dari kita."
"Astaga! Aku pusing sekali!"
Colan
Freakynan × andiiien1208
IM back xixi.
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
dunkelheit
Fantasy"kegelapan berasal dari kebaikan yang disia-siakan" -Freakynan × Andiiien1208