Kyungsoo mendekati Sohyun yang sedang duduk di atas kasur sambil memegang sebuah kalender kecil.
"Sedang apa?" tanya lelaki itu sambil mendudukkan dirinya di samping Sohyun.
"Ini... Aku sedang menghitung perkiraan Aeri lahir."
"Eoh?! Benarkah? Kapan?"
"Yunho ahjusi memperkirakannya sekitar awal Juni."
"Awal Juni? Berdekatan dengan ulang tahunmu kalau begitu," ucap Kyungsoo.
"Eum! Sekarang sudah tanggal 15 Mei. Sekitar dua minggu lagi."
Kyungsoo mengusap kepala Sohyun. "Kau benar. Aku tidak sabar!"
"Aku juga..."
Kyungsoo mengambil kalender yang Sohyun pegang. "Kalau begitu kau harus tidur sekarang, biarkan Aeri beristirahat lebih awal."
Sohyun mengangguk. "Eum!" Ia pun merebahkan dirinya dan Kyungsoo menyelimutinya.
"Kau pasti bosan saat aku tidur," ucap Sohyun.
Kyungsoo menggeleng, lalu mencium kening Sohyun. "Tidak. Aku hanya memandangi wajahmu, lalu tiba-tiba sudah pagi."
"Cih... Gombal."
"Tidurlah."
"Hm..."
Sohyun pun mencari posisi nyaman, lalu memejamkan matanya. Sementara Kyungsoo mengusap-usap rambut panjang Sohyun.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Sohyun pun sudah pulas. Perlahan Kyungsoo turun dari tempat tidur, lalu duduk di depan meja kerjanya.
Tiap malam ia selalu merencanakan masalah perusahaan karena ia setuju untuk membuat anak perusahaan yang akan mengambil alih perusahaan milik keluarganya yang masij dipegang oleh appanya.
Karena itu Kyungsoo sedikit sibuk untuk membuat grafik, prencanaan, dan sejenisnya. Ia hanya ingin mengerjakan pekerjaannya saat malam hari karena saat siang atau pagi ia ingin fokus untuk merawat Sohyun dan calon bayinya.
Saat sedang fokus mengerjakan pekerjaannya, Kyungsoo menghentikan pergerakannya saat telinganya mendengar sesuatu yang ganjal. Ia menengok dan melihat Sohyun yang mulai terlihat tidak nyaman.
Kyungsoo langsung mendekati Sohyun dan mengusap rambut istrinya. "Sohyun-ah..."
Mendengar suara Kyungsoo, Sohyun pun membuka sedikit matanya. "Kyungsoo-yya..."
"Eoh. Wae?"
Gadis itu memegangi perutnya. "Perutku... Perutku sakit sekali."
Kyungsoo terkejut mendengarnya. "Hah?! Benarkah?! Sebentar aku akan panggilkan Sehun!" Lelaki itu pun dengan cepat berteleport untuk memanggil Sehun.
"Waeyo hyung?"
"Sohyun. Aku rasa dia ingin melahirkan," ucap Kyungsoo.
Sehun terkejut. "Hah?! Perkiraan kan masih lama."
"Aku juga tidak tahu, coba kau lihat dulu."
Sehun pun memeriksa Sohyun yang sudah duduk sambil bersandar pada Kyungsoo.
"Kau benar! Dia ingin melahirkan!" ucapan Sehun langsung membuat suasana seketika ramai karena yang lain juga mendengar percakapan mereka.
"Yak! Kyungsoo-yya cepat bawa Sohyun ke mobil, aku akan membereskan keperluannya," ucap Suho.
Kyungsoo mengangguk. Ia menggendong Sohyun dan langsung memindahkannya ke dalam mobilnya yang sudah ada Chanyeol dan Baekhyun di dalamnya, bersiap mengantar mereka.
"Cepat ke rumah sakit!" ucapan Kyungsoo langsung dianggukki oleh Chanyeol.
Kyungsoo menggenggam tangan Sohyun yang sudah berkeringat itu.
"Sakit sekali..." ucap Sohyun pelan, karena ia terlalu kemas sekarang.
Kyungsoo hanya mengangguk sambil mengelap keringat yang membanjiri wajah Sohyun.
Sekitar lima belas menit mereka berdua sampai di rumah sakit. Kyungsoo langsung menurunkan Sohyun dan menaikannya ke atas kursi roda yang sudah disiapkan oleh perawat.
"Eomma..." ucap Sohyun saat melihat Jiyeon dan Siwon sudah menunggu mereka karena jarak rumah sakit dari rumah lama Sohyun memang dekat.
Jiyeon mengusap kepala Sohyun. "Tenang saja. Yunho ahjusi sudah ada di dalam dengan Sehun."
Sohyun hanya bisa mengangguk, lalu kursi roda yang ia naiki dibawa masuk oleh perawat.
"Aku ikut masuk?" tanya Kyungsoo dengan bodohnya.
Baekhyun menjitak kepala Kyungsoo. "Tentu saja!! Kau ini bodoh atau apa sih?!" rutuk lelaki itu sambil mendorong Kyungsoo untuk masuk ke dalam ruang bersalin itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
dunkelheit
Fantasia"kegelapan berasal dari kebaikan yang disia-siakan" -Freakynan × Andiiien1208